Simbol Al-Qur'an
Dalam lautan hikmah yang terkandung dalam Al-Qur'an, terdapat ayat-ayat yang menjadi lentera bagi umat manusia. Salah satunya adalah Surah Ali Imran ayat 101. Ayat ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah peringatan sekaligus pengingat yang mendalam bagi setiap Muslim tentang pentingnya menjaga keimanan dan menjaga diri dari kesesatan, terutama di saat-saat yang penuh cobaan dan fitnah.
"Bagaimana bisa (orang-orang kafir) akan menjadi penentu (nasib umat Islam), padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada mereka, dan rasul pun berada di tengah-tengah mereka? Dan barang siapa berpegang teguh kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah mendapat petunjuk kepada jalan yang lurus." (QS. Ali Imran: 101)
Ayat ini diawali dengan sebuah pertanyaan retoris yang mengecam keyakinan orang-orang yang menjadikan penentu dalam urusan mereka bukan kepada Allah, melainkan kepada kekuatan atau pemikiran lain yang jauh dari ajaran-Nya. Bagaimana mungkin mereka bisa menjadi penentu, sementara Allah telah menurunkan ayat-ayat-Nya yang jelas dan Rasul-Nya sendiri hadir di tengah-tengah mereka untuk membimbing? Ini adalah pukulan telak bagi siapa saja yang mulai goyah imannya, terpengaruh oleh omongan atau ajaran yang menyesatkan, dan melupakan sumber kebenaran sejati.
Inti dari ayat ini terletak pada kalimat terakhir: "Dan barang siapa berpegang teguh kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah mendapat petunjuk kepada jalan yang lurus." Frasa "berpegang teguh kepada Allah" mengandung makna yang sangat luas. Ini berarti meyakini keesaan-Nya, menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, menjadikan Al-Qur'an dan Sunnah Rasul sebagai panduan hidup, serta senantiasa berserah diri dan memohon pertolongan hanya kepada-Nya.
Di era digital yang serba terhubung ini, arus informasi datang begitu deras dan beragam. Berbagai macam pemikiran, ideologi, dan gaya hidup saling bersaing untuk mendapatkan perhatian. Di tengah situasi ini, godaan untuk terjerumus pada kesesatan menjadi semakin besar. Berbagai ajaran yang menyimpang, hoaks yang menyesatkan, dan pemikiran yang merusak tatanan moral bisa dengan mudah menyebar dan mempengaruhi individu.
Oleh karena itu, pesan dalam Ali Imran 101 menjadi sangat relevan. "Berpegang teguh kepada Allah" di masa kini berarti membentengi diri dengan ilmu agama yang benar, memperdalam pemahaman tentang Al-Qur'an dan Sunnah, serta senantiasa menguji setiap informasi yang diterima dengan standar kebenaran ilahi. Ini juga berarti membangun hubungan yang kuat dengan Sang Pencipta melalui ibadah, doa, dan dzikir, agar hati senantiasa tenang dan teguh di tengah badai keraguan.
Jalan lurus yang dijanjikan bukanlah jalan yang mudah dan bebas hambatan di dunia ini. Jalan lurus adalah jalan kebenaran yang akan mengantarkan pada kebahagiaan abadi di akhirat. Jalan ini memerlukan perjuangan, kesabaran, dan keteguhan hati. Orang yang berpegang teguh pada Allah akan diberikan kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk. Mereka tidak akan mudah terombang-ambing oleh opini publik atau tren sesaat yang bertentangan dengan syariat.
Ketika seseorang berpegang teguh pada Allah, ia akan merasakan kedamaian batin yang luar biasa, bahkan di tengah kesulitan. Ia tahu bahwa setiap ujian adalah bagian dari rencana-Nya, dan bahwa pertolongan-Nya selalu dekat. Keyakinan ini akan menjadi jangkar yang kokoh, mencegahnya tergelincir dari jalan kebenaran.
Surah Ali Imran ayat 101 adalah pengingat abadi bagi umat Islam. Di saat banyak kekuatan yang mencoba mengalihkan perhatian dari ajaran yang murni, ayat ini menegaskan bahwa sumber petunjuk sejati hanya ada pada Allah. Dengan berpegang teguh kepada-Nya, melalui pemahaman ajaran agama yang benar dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, kita akan senantiasa berada di jalan yang lurus, menuju kesuksesan dunia dan akhirat. Mari kita jadikan ayat ini sebagai pedoman, agar iman kita senantiasa terjaga dan kokoh.