Simbol kesatuan Ilahi dan wahyu yang membebaskan.
Surat Ali Imran merupakan salah satu surat Madaniyah yang memiliki kedalaman makna dan tuntunan yang sangat penting bagi umat Islam. Di dalamnya, terkandung berbagai ayat yang membahas tentang akidah, hukum, sejarah, serta perbandingan antara Islam dengan agama-agama lain. Salah satu ayat yang sering menjadi sorotan dan memiliki keutamaan luar biasa adalah ayat ketiga dari surat ini, yaitu Ali Imran ayat 3.
ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُ
Allah Ta'ala berfirman: "Allah tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Terus Menerus Mengurus (semua makhluk-Nya)."
Ayat ini adalah inti dari ajaran Islam, yaitu penegasan terhadap konsep tauhid. Kalimat "ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ" secara tegas menyatakan bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata. Ini adalah fondasi keimanan yang harus dipegang teguh oleh setiap Muslim. Pengulangan penegasan ini menunjukkan betapa pentingnya tauhid ini agar tidak ada keraguan sedikit pun dalam hati seorang mukmin.
Dalam konteks yang lebih luas, penegasan ini juga menjadi bantahan terhadap segala bentuk kemusyrikan, penyembahan berhala, atau pengkultusan makhluk. Allah adalah Al-Ilah, Tuhan yang sesungguhnya, yang memiliki segala kekuasaan dan kebesaran. Mempercayai hal lain sebagai Tuhan berarti mengingkari keesaan Allah dan keluar dari ajaran Islam.
Selanjutnya, ayat ini menyebutkan salah satu sifat Allah yang agung, yaitu Al-Hayyu. Sifat ini menggambarkan bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Hidup. Kehidupan Allah bukanlah seperti kehidupan makhluk yang diawali dengan ketiadaan dan akan berakhir dengan kematian. Kehidupan Allah adalah kehidupan yang azali (tanpa awal) dan abadi (tanpa akhir). Dia tidak bergantung pada apapun dan tidak dipengaruhi oleh waktu.
Memahami sifat Al-Hayyu ini memberikan keyakinan yang kokoh bahwa Allah adalah sumber segala kehidupan. Dia yang menghidupkan dan mematikan. Dia yang mengatur segala urusan kehidupan makhluk-Nya. Kepercayaan ini menumbuhkan rasa aman dan tenteram, karena kita tahu bahwa ada Zat Yang Maha Kuasa yang senantiasa menjaga dan mengurus kita.
Sifat kedua yang disebutkan adalah Al-Qayyum. Kata ini berasal dari akar kata yang bermakna berdiri sendiri, mengurus, dan menjaga. Allah disebut Al-Qayyum karena Dia adalah Zat Yang Maha Mengurus dan Mengatur segala urusan makhluk-Nya. Dia tidak memerlukan bantuan siapapun, namun seluruh makhluk bergantung kepada-Nya.
Sifat Al-Qayyum ini menunjukkan keagungan dan kemandirian Allah yang mutlak. Dialah yang menopang seluruh alam semesta. Dia yang memberikan rezeki, menurunkan hujan, mengatur pergerakan bintang, dan mengatur seluruh tatanan kehidupan. Tanpa pengaturan dan pengurusan-Nya, alam semesta akan hancur berantakan.
Kandungan ayat Ali Imran 3 ini menginspirasi kita untuk senantiasa bergantung dan berserah diri hanya kepada Allah. Ketika kita menghadapi kesulitan, kita tahu kepada siapa kita harus memohon pertolongan. Ketika kita meraih kesuksesan, kita tahu siapa yang patut kita syukuri. Sifat Al-Hayyu dan Al-Qayyum ini mengajak kita untuk senantiasa beribadah dan berdo'a hanya kepada Allah, Sang Pencipta, Pemelihara, dan Pengatur seluruh kehidupan.
Para ulama tafsir banyak menjelaskan bahwa ayat ini memiliki keutamaan yang luar biasa. Di antaranya adalah:
Oleh karena itu, menjadikan ayat Ali Imran ayat 3 sebagai bacaan rutin, baik saat shalat maupun di luar shalat, merupakan langkah yang sangat bijaksana. Merenungkan maknanya akan semakin memperkuat keimanan dan mendekatkan diri kita kepada Allah, Sang Sumber Kehidupan dan Pengatur Segala Urusan.