Dalam kitab suci Al-Qur'an, terdapat ayat-ayat yang begitu mendalam maknanya, menyentuh relung hati terdalam, dan memberikan petunjuk lurus bagi umat manusia. Salah satunya adalah Surah Ali Imran ayat 87. Ayat ini tidak hanya sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah pengingat akan hakikat hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta, serta pentingnya akuntabilitas dan pertobatan. Ayat ini seringkali menjadi titik refleksi bagi setiap Muslim yang membacanya, mengajak untuk merenungi kembali janji yang telah terucap dan tanggung jawab yang diemban.
Firman Allah dalam Surah Ali Imran ayat 87 berbunyi, "Merekalah orang-orang yang telah membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka tidaklah perdagangannya memberi keuntungan dan tidaklah mereka mendapat petunjuk." (QS. Ali Imran: 87). Secara garis besar, ayat ini berbicara tentang orang-orang yang sengaja memilih jalan yang salah meskipun telah diberikan cahaya petunjuk. Mereka menukar kebaikan hakiki dengan keburukan semu, sebuah transaksi yang jelas merugikan.
Kata kunci dalam ayat ini adalah "membeli kesesatan dengan petunjuk". Ini menyiratkan sebuah tindakan sadar untuk meninggalkan kebenaran yang telah jelas terpampang demi mengejar kenikmatan duniawi yang fana atau mengikuti hawa nafsu yang menyesatkan. Konsekuensi dari pilihan ini digambarkan dengan tegas: "Maka tidaklah perdagangannya memberi keuntungan dan tidaklah mereka mendapat petunjuk." Ini adalah peringatan keras bahwa segala upaya untuk mendapatkan kebaikan duniawi melalui jalan kesesatan adalah sia-sia dan tidak akan pernah membawa pada kebahagiaan sejati, apalagi keselamatan di akhirat.
Meskipun ayat 87 berbicara tentang konsekuensi dari kesesatan, ia juga secara implisit mengingatkan kita akan pentingnya memegang teguh petunjuk yang telah diberikan Allah. Dalam konteks yang lebih luas di Surah Ali Imran, ayat-ayat sebelumnya sering kali membahas tentang perjanjian dan sumpah yang diambil oleh para nabi dan umat mereka untuk senantiasa berpegang teguh pada agama Allah.
Oleh karena itu, ketika kita membaca Ali Imran 87, ini menjadi pengingat kuat akan amanah yang telah kita emban. Setiap Muslim diharapkan untuk senantiasa menjaga komitmennya terhadap ajaran Islam. Jika kemudian kita menyadari telah tergelincir atau salah langkah, maka ayat ini juga menjadi motivasi kuat untuk segera kembali ke jalan yang benar.
Pertobatan (taubat) adalah kunci utama untuk memperbaiki kesalahan. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Selama masih ada kehidupan, pintu taubat selalu terbuka. Ayat ini, dengan segala peringatannya, justru mendorong kita untuk tidak berlarut-larut dalam kesalahan, melainkan segera bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah. Dengan bertaubat, kita seolah sedang membatalkan "perdagangan" yang merugikan tadi dan berusaha keras untuk kembali membeli "petunjuk" dengan segala konsekuensi positifnya.
Memahami Surah Ali Imran ayat 87 memberikan beberapa pelajaran berharga yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari:
Dengan merenungkan makna Ali Imran 87, semoga kita senantiasa terjaga dari godaan kesesatan, senantiasa berada di bawah naungan petunjuk-Nya, dan jikapun tergelincir, kita segera kembali ke pangkuan ampunan-Nya dengan penuh kesadaran dan penyesalan. Karena sesungguhnya, satu-satunya perdagangan yang menguntungkan adalah perdagangan yang menjadikan ridha Allah sebagai tujuan utamanya.