Amandel, atau tonsil, adalah sepasang jaringan limfoid yang terletak di kedua sisi tenggorokan. Fungsi utamanya adalah sebagai garda terdepan sistem kekebalan tubuh dalam melawan kuman yang masuk melalui mulut dan hidung. Namun, ketika amandel terus-menerus terpapar infeksi, mereka bisa membengkak secara kronis. Pembengkakan ini sering diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahannya, dan salah satu tahap yang paling signifikan adalah **Amandel Level 3**.
Klasifikasi pembesaran amandel (tonsillar hypertrophy) umumnya menggunakan skala Brodsky, yang berkisar dari Level 0 (amandel tidak terlihat) hingga Level 4 (amandel saling bersentuhan atau menyentuh uvula). Amandel Level 3 didefinisikan ketika pembesaran amandel telah mencapai lebih dari 75% ruang orofaring (area tenggorokan tengah), namun belum sepenuhnya menutup saluran napas (yang merupakan Level 4). Pada level ini, dampaknya terhadap kualitas hidup penderitanya sudah sangat terasa.
Karena ukuran amandel yang signifikan menempati ruang vital di tenggorokan, gejala yang timbul cenderung lebih parah dibandingkan level 1 atau 2. Mengenali gejala ini sangat penting untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Tingkat keparahan tidak hanya diukur dari persentase penyempitan, tetapi juga dari dampak fungsionalnya. Pada Level 3, dampak fungsional sering kali sudah mencapai titik kritis. Ketika pembengkakan menyebabkan gangguan tidur yang signifikan—seperti bangun dengan perasaan lelah karena kurangnya oksigen berkualitas—ini adalah sinyal bahaya. Gangguan tidur kronis pada anak-anak dapat memengaruhi pertumbuhan dan fungsi kognitif, sementara pada orang dewasa dapat meningkatkan risiko masalah kardiovaskular.
Dokter biasanya akan menggunakan klasifikasi Brodsky yang dikombinasikan dengan riwayat medis. Jika pasien mengalami radang amandel berulang (tonsilitis berulang) dengan episode Level 3 atau 4, atau jika pembengkakan kronis menyebabkan hambatan napas yang nyata, intervensi medis menjadi semakin mendesak.
Penanganan amandel Level 3 sangat bergantung pada penyebab pembesaran (apakah karena infeksi berulang atau pembesaran kronis non-infeksius) dan seberapa parah gejala yang dialami pasien.
Jika pembesaran tidak terlalu mengganggu fungsi pernapasan dan menelan, dokter mungkin menyarankan penanganan konservatif. Ini termasuk:
Tonsilektomi, atau operasi pengangkatan amandel, seringkali menjadi pilihan definitif untuk amandel Level 3, terutama jika:
Keputusan untuk melakukan tonsilektomi harus selalu melalui konsultasi mendalam dengan dokter spesialis THT. Mereka akan menimbang manfaat pengangkatan amandel terhadap risiko dan pemulihan pasca operasi.
Amandel Level 3 menandakan bahwa amandel telah tumbuh hingga mencapai batas toleransi ruang di tenggorokan. Kondisi ini membawa potensi komplikasi serius, terutama yang berkaitan dengan pernapasan dan kualitas tidur. Jangan anggap remeh gejala seperti mendengkur keras atau kesulitan menelan yang persisten. Pemeriksaan rutin oleh profesional kesehatan adalah langkah terbaik untuk memastikan saluran napas Anda tetap terbuka optimal.