Amandel atau tonsil adalah dua gumpalan jaringan limfoid yang terletak di bagian belakang tenggorokan. Fungsinya adalah sebagai lini pertahanan pertama tubuh melawan infeksi. Namun, seiring waktu, terutama pada anak-anak dan remaja, amandel justru bisa menjadi sumber masalah kronis yang memerlukan penanganan serius, bahkan hingga tahap amandel yang harus dioperasi.
Keputusan untuk melakukan tonsilektomi (operasi pengangkatan amandel) bukanlah keputusan yang mudah. Prosedur ini biasanya menjadi pilihan terakhir setelah terapi konservatif lain gagal mengatasi gejala yang mengganggu kualitas hidup pasien. Penting untuk mengetahui indikasi medis yang jelas sebelum menyetujui operasi ini.
Indikasi Medis Utama untuk Operasi Amandel
Keputusan untuk mengangkat amandel biasanya didasarkan pada frekuensi dan keparahan gejala yang dialami pasien. Beberapa kondisi umum yang menyebabkan dokter merekomendasikan pembedahan meliputi:
1. Tonsilitis Kronis dan Berulang
Ini adalah alasan paling umum. Jika seseorang mengalami radang amandel (tonsilitis) secara berulang dalam periode waktu tertentu, operasi mungkin dipertimbangkan. Pedoman umumnya adalah:
- Tujuh episode atau lebih dalam satu tahun.
- Lima episode atau lebih per tahun selama dua tahun berturut-turut.
- Tiga episode atau lebih per tahun selama tiga tahun berturut-turut.
Tonsilitis berulang seringkali disebabkan oleh infeksi bakteri yang resisten terhadap antibiotik, menyebabkan kualitas hidup menurun drastis.
2. Obstruksi Saluran Napas (Sleep Apnea)
Salah satu pertimbangan paling serius mengenai amandel yang harus dioperasi adalah ketika amandel menjadi sangat besar sehingga menyebabkan gangguan pernapasan saat tidur, yang dikenal sebagai Obstructive Sleep Apnea (OSA). Gejala ini meliputi:
- Mendengkur keras dan terengah-engah saat tidur.
- Istirahat malam yang tidak nyenyak dan menyebabkan kantuk berlebihan di siang hari.
- Gangguan pertumbuhan pada anak-anak akibat kurangnya oksigen.
Amandel yang membesar dapat menyumbat sebagian besar jalur udara, membuat operasi menjadi kebutuhan vital, bukan sekadar pilihan kosmetik medis.
3. Komplikasi Lainnya
Selain infeksi berulang, amandel yang sangat meradang dan besar dapat memicu komplikasi serius lainnya, seperti:
- Abses Peritonsil (Quinsy): Penumpukan nanah di sekitar amandel yang sangat menyakitkan dan sulit diobati hanya dengan drainase.
- Halitosis Kronis: Bau mulut parah yang tidak hilang meski sudah menjaga kebersihan mulut, sering disebabkan oleh kotoran (tonsiloliths) yang terperangkap di lipatan amandel.
- Kesulitan Menelan (Disfagia): Ketika pembengkakan sangat parah hingga menghambat asupan makanan dan cairan.
Prosedur Tonsilektomi Modern
Jika dokter telah memastikan bahwa Anda atau kerabat Anda termasuk kategori amandel yang harus dioperasi, prosedur tonsilektomi saat ini relatif cepat. Operasi biasanya dilakukan di bawah anestesi umum. Durasi pemulihan pasca operasi bisa memakan waktu 7 hingga 14 hari, tergantung usia dan kondisi kesehatan umum.
Meskipun operasi dianggap aman, penting untuk mendiskusikan risiko dan manfaatnya secara menyeluruh dengan ahli THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan). Pertimbangkan juga bagaimana pemulihan akan memengaruhi rutinitas harian, sekolah, atau pekerjaan.
Konsultasi Adalah Kunci
Jangan pernah mendiagnosis diri sendiri atau anak Anda memerlukan operasi amandel hanya berdasarkan pembesaran visual. Keputusan harus didasarkan pada riwayat medis lengkap, frekuensi infeksi, dan dampaknya terhadap kualitas hidup. Dokter akan mengevaluasi apakah langkah-langkah non-bedah, seperti penggunaan antibiotik jangka panjang atau manajemen alergi, telah dioptimalkan sebelum menyarankan jalan operasi. Jika semua upaya konservatif gagal, maka tindakan pengangkatan amandel adalah solusi definitif yang efektif untuk mengakhiri siklus infeksi dan obstruksi napas yang melelahkan.