Ilustrasi keindahan alam dan pemberian rezeki Allah SWT.
Surat An-Nahl (Lebah) adalah salah satu surat Makkiyah dalam Al-Qur'an yang kaya akan hikmah dan peringatan tentang keesaan Allah SWT serta keagungan ciptaan-Nya. Salah satu ayat yang sering menjadi perenungan mendalam adalah ayat ke-96. Ayat ini menekankan pentingnya amal saleh dan balasan yang setimpal dari Allah SWT atas usaha manusia di dunia.
Untuk memahami sepenuhnya pesan yang terkandung, mari kita lihat teks aslinya, transliterasinya, dan terjemahannya:
Ayat 96 Surah An-Nahl ini mengandung janji besar dari Allah SWT. Syaratnya jelas: melakukan amal saleh (kebaikan) dan harus disertai dengan keimanan (tauhid yang benar). Kedua unsur ini, amal dan iman, tidak dapat dipisahkan. Iman tanpa amal layaknya pohon tanpa buah, sementara amal tanpa iman tidak memiliki nilai di sisi Allah.
Janji pertama adalah janji akan **"menghidupkan dia dengan kehidupan yang baik" (*Hayatan Thayyibah*)**. Para mufasir memiliki beberapa tafsiran mengenai makna 'kehidupan yang baik' ini. Sebagian besar sepakat bahwa ini bukan hanya merujuk pada kemewahan materi duniawi, melainkan kualitas hidup yang hakiki.
Janji kedua dalam ayat ini adalah tentang balasan di akhirat: **"Kami akan memberi balasan kepada mereka pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."**
Ini adalah konsep 'fadhal' atau keutamaan dari Allah. Artinya, balasan yang akan diterima hamba-Nya akan melampaui apa yang setara dengan amal perbuatannya. Jika seseorang bersedekah satu keping emas karena Allah, balasan yang diberikan bisa berlipat ganda, bahkan jauh melampaui nilai emas tersebut. Keutamaan ini menunjukkan kemurahan dan keadilan ilahi yang tak terbatas. Allah tidak pernah merugikan hamba-Nya.
Ayat ini juga menegaskan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam mendapatkan balasan amal saleh. Tidak ada diskriminasi gender dalam timbangan amal di hadapan Allah, asalkan syarat keimanan dan amal saleh terpenuhi.
Ayat ini menjadi pengingat kuat bagi umat Islam untuk fokus pada kualitas amal, bukan kuantitas semata.
Pertama, fokuslah pada **memperkuat fondasi iman**. Tanpa iman yang benar (syahadat, meyakini rukun iman), semua perbuatan baik hanya akan menjadi amal duniawi yang terputus pahalanya di akhirat.
Kedua, **lakukan kebaikan secara konsisten**. Kehidupan yang baik tidak didapat secara instan, melainkan melalui perjuangan rutin dalam ketaatan. Baik itu shalat tepat waktu, menjaga lisan dari ghibah, membantu sesama, atau menuntut ilmu, semua itu adalah bagian dari 'amal saleh' yang dijanjikan.
Ketiga, **jangan berputus asa dari rahmat Allah**. Karena janji-Nya adalah memberi balasan yang 'lebih baik', seorang mukmin harus selalu termotivasi untuk terus berbuat baik, mengetahui bahwa jerih payahnya di dunia akan diganti dengan keuntungan tak terhingga di akhirat kelak.
Inti dari An Nahl ayat 96 adalah bahwa kebahagiaan sejati—kehidupan yang baik—adalah hadiah langsung dari Allah bagi hamba-Nya yang beriman dan beramal saleh. Ini adalah janji universal yang berlaku bagi setiap Muslim dan Muslimah yang berusaha keras dalam ketaatan.