Asam folat, yang juga dikenal sebagai vitamin B9, adalah nutrisi esensial yang larut dalam air. Sebagai anggota dari kompleks vitamin B, fungsi utamanya sangat krusial dalam berbagai proses biologis, terutama pada pembentukan dan perbaikan materi genetik serta metabolisme asam amino. Tanpa kadar folat yang memadai, kemampuan tubuh untuk memproduksi sel-sel baru, mulai dari sel darah merah hingga sel-sel kulit, akan terganggu secara signifikan.
Istilah 'folat' berasal dari bahasa Latin folium yang berarti daun, yang mengacu pada sumber makanan utamanya, yaitu sayuran berdaun hijau. Meskipun folat alami ditemukan dalam makanan, ‘asam folat’ adalah bentuk sintetis yang lebih stabil dan sering digunakan dalam suplemen dan makanan yang diperkaya. Ketersediaan suplemen asam folat berkualitas tinggi, seperti yang ditawarkan oleh merek terpercaya seperti Novapharin, memastikan bahwa kebutuhan harian yang ketat—terutama pada kelompok berisiko tinggi—dapat terpenuhi.
Meskipun sering digunakan secara bergantian, terdapat perbedaan biokimia penting. Folat adalah bentuk alami yang ditemukan dalam makanan (biasanya dalam bentuk poliglutamat). Bentuk alami ini harus melalui serangkaian proses pencernaan dan konversi yang kompleks di usus halus dan hati untuk menjadi bentuk aktifnya, Tetrahydrofolate (THF). Sebaliknya, asam folat adalah bentuk sintetis (monoglutamat) yang sangat stabil dan memiliki bioavailabilitas yang tinggi. Setelah diserap, asam folat harus diubah oleh enzim di hati, termasuk enzim Methylenetetrahydrofolate Reductase (MTHFR), menjadi bentuk aktif yang dapat digunakan tubuh. Memahami perbedaan ini penting dalam konteks suplemen, di mana dosis asam folat yang diberikan diukur secara akurat untuk efisiensi penyerapan maksimal.
Peran asam folat sangat luas dan fundamental, menyentuh inti dari pertumbuhan dan regenerasi sel. Tiga fungsi utamanya meliputi:
Untuk memahami sepenuhnya dampak asam folat terhadap kesehatan, perlu ditelaah siklus biokimia rumit yang melibatkan vitamin ini. Siklus metilasi adalah jaringan reaksi vital yang mengatur segala sesuatu mulai dari detoksifikasi, perbaikan DNA, hingga fungsi neurotransmitter. Folat berada di pusat jaringan ini.
Jalur metabolisme satu karbon (metabolisme folat dan metionin) adalah serangkaian reaksi yang menggunakan folat dan vitamin B12 untuk membawa dan mentransfer unit satu karbon (gugus metil). Transfer ini sangat penting untuk berbagai proses sintetis:
Kegagalan dalam jalur ini, sering kali akibat kekurangan folat atau masalah genetik pada enzim (seperti polimorfisme MTHFR), dapat menyebabkan akumulasi produk sampingan berbahaya dan gangguan dalam sintesis DNA, yang bermanifestasi sebagai anemia atau komplikasi kehamilan.
MTHFR adalah enzim kunci yang mengubah 5,10-methylenetetrahydrofolate menjadi 5-methyltetrahydrofolate (5-MTHF), bentuk aktif folat yang dapat melewati sawar darah otak dan digunakan dalam siklus metilasi. Beberapa individu memiliki variasi genetik (polimorfisme, seperti C677T) yang mengurangi efisiensi kerja enzim MTHFR. Dalam kasus tersebut, tubuh kesulitan mengubah asam folat sintetis menjadi bentuk aktifnya. Meskipun suplemen asam folat standar tetap efektif bagi mayoritas, kesadaran akan kondisi genetik ini mendorong pengembangan bentuk suplemen alternatif, seperti metilfolat, untuk mereka yang memiliki masalah konversi.
Ilustrasi peran sentral asam folat dalam sintesis DNA.
Dampak folat terhadap kesehatan manusia paling jelas terlihat pada tiga area klinis utama: perkembangan janin, kesehatan darah, dan pencegahan penyakit kardiovaskular.
Ini adalah peran asam folat yang paling dikenal luas dan diakui secara global. NTDs, seperti spina bifida dan anencephaly, terjadi pada tahap awal kehamilan (21–28 hari setelah pembuahan), seringkali sebelum wanita menyadari bahwa mereka hamil. Cacat ini disebabkan oleh kegagalan penutupan sempurna tabung saraf janin.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) dan pusat pengendalian penyakit (CDC) merekomendasikan semua wanita usia subur untuk mengonsumsi asam folat. Dosis standar yang direkomendasikan adalah 400 mikrogram (0,4 mg) per hari, dimulai setidaknya satu bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga trimester pertama. Untuk wanita dengan riwayat NTDs sebelumnya atau faktor risiko tertentu (misalnya, diabetes, penggunaan obat epilepsi), dosis sering ditingkatkan menjadi 4-5 mg per hari. Suplemen dengan standar kualitas tinggi, seperti Novapharin, memastikan dosis yang akurat dan penyerapan yang optimal pada periode kritis ini.
Asam folat mendukung pembelahan sel yang cepat dan sintesis materi genetik yang diperlukan untuk pembentukan tabung saraf. Kekurangan folat menghambat pembelahan sel yang diperlukan untuk menutup tabung saraf dengan benar. Suplementasi dini secara konsisten terbukti mengurangi risiko NTDs hingga 50–70%.
Asam folat sangat penting dalam hematopoiesis (pembentukan sel darah). Kekurangan folat menyebabkan jenis anemia yang disebut anemia megaloblastik, di mana sel darah merah yang diproduksi besar (megalo), tetapi belum matang, dan tidak berfungsi dengan baik.
Ketika folat tidak mencukupi, sintesis DNA dalam prekursor sel darah merah di sumsum tulang terhenti. Sel mencoba membelah tetapi gagal, menghasilkan sel yang besar dengan inti yang tidak matang (megaloblas). Kondisi ini menyebabkan produksi sel darah merah yang tidak efektif dan berumur pendek, mengakibatkan gejala anemia klasik seperti kelelahan kronis dan pucat. Perlu dicatat bahwa kekurangan vitamin B12 juga menyebabkan anemia megaloblastik, dan suplemen folat dapat menutupi (masking) kekurangan B12, yang merupakan risiko serius karena kekurangan B12 dapat menyebabkan kerusakan saraf permanen. Oleh karena itu, pengobatan anemia megaloblastik selalu melibatkan pemeriksaan kadar B12.
Kesehatan jantung merupakan area klinis penting lainnya. Asam folat berperan besar dalam mengatur kadar homosistein, asam amino yang jika menumpuk dalam darah dapat merusak lapisan endotel arteri.
Homosistein adalah produk sampingan dari metabolisme metionin. Folat, bersama dengan vitamin B6 dan B12, bertindak sebagai kofaktor untuk mengubah homosistein menjadi metionin atau sistein yang tidak berbahaya. Tingkat homosistein yang tinggi (hiperhomosisteinemia) telah diidentifikasi sebagai faktor risiko independen untuk penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit pembuluh darah perifer. Suplementasi folat terbukti efektif menurunkan kadar homosistein. Meskipun hubungan sebab-akibat langsung antara penurunan homosistein dan penurunan kejadian kardiovaskular telah menjadi subjek penelitian intensif, menjaga kadar folat yang optimal tetap menjadi bagian penting dari strategi kesehatan jantung.
Kebutuhan akan asam folat bervariasi secara signifikan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan status fisiologis (terutama kehamilan dan menyusui). Satuan ukur standar yang digunakan adalah Mikrogram (mcg) atau Dietary Folate Equivalents (DFEs).
AKG yang direkomendasikan umumnya sebagai berikut (dalam DFE per hari):
Perlu diperhatikan bahwa 1 mcg DFE sama dengan 1 mcg folat makanan, tetapi 1 mcg DFE hanya setara dengan 0,6 mcg asam folat sintetis yang dikonsumsi dengan makanan, atau 0,5 mcg jika dikonsumsi dalam bentuk suplemen saat perut kosong. Hal ini mencerminkan bioavailabilitas asam folat sintetis yang jauh lebih unggul dibandingkan folat alami.
Meskipun suplementasi seringkali diperlukan, konsumsi folat melalui diet harus menjadi prioritas. Sumber makanan terbaik meliputi:
Suplemen asam folat menjadi vital dalam situasi berikut:
Meskipun fortifikasi makanan telah mengurangi prevalensi defisiensi folat di banyak negara maju, kekurangan ini masih umum terjadi, terutama di kalangan kelompok rentan. Defisiensi terjadi ketika asupan tidak mencukupi, kebutuhan tubuh meningkat drastis (misalnya pada kehamilan), atau terjadi gangguan penyerapan.
Gejala kekurangan folat seringkali tidak spesifik tetapi berkembang secara progresif seiring waktu. Manifestasi utama terkait dengan pembelahan sel yang cepat (anemia) dan fungsi saraf:
Diagnosis defisiensi folat biasanya dikonfirmasi melalui tes darah yang mengukur kadar folat serum atau folat eritrosit (yang mencerminkan status folat jangka panjang).
Asam folat sangat penting untuk perkembangan janin yang sehat.
Populasi lansia seringkali rentan terhadap defisiensi folat, bukan hanya karena pola makan yang buruk, tetapi juga karena penurunan asam lambung (yang diperlukan untuk melepaskan folat dari makanan) dan konsumsi banyak obat yang mengganggu metabolismenya. Kekurangan folat pada lansia dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan kognitif, depresi, dan penyakit Alzheimer, meskipun peran folat sebagai intervensi primer masih terus diteliti.
Mengingat pentingnya dosis yang tepat dan bioavailabilitas, pemilihan suplemen asam folat adalah keputusan penting, terutama bagi wanita yang sedang merencanakan kehamilan atau yang menderita kondisi medis kronis. Suplemen berkualitas tinggi harus memenuhi standar farmasi yang ketat.
Bioavailabilitas mengacu pada sejauh mana suatu zat dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh. Asam folat sintetis, karena strukturnya yang sederhana, memiliki bioavailabilitas yang sangat baik dibandingkan folat alami. Namun, kualitas suplemen juga bergantung pada kemurnian bahan baku dan proses formulasi.
Novapharin, sebagai salah satu penyedia suplemen kesehatan, berfokus pada kualitas farmasi dalam formulasi asam folat mereka. Produk seperti Asam Folat Novapharin dirancang untuk memberikan dosis yang terstandardisasi dan konsisten, menjadikannya pilihan yang andal untuk kebutuhan pra-kehamilan dan dukungan hematopoietik. Kualitas ini sangat penting, terutama ketika dosis harian 400 mcg atau lebih harus dipatuhi secara ketat untuk pencegahan NTDs.
Memilih suplemen dari perusahaan yang memiliki reputasi baik dan mematuhi regulasi lokal (seperti BPOM di Indonesia) adalah langkah penting dalam memastikan keamanan dan efektivitas suplemen B9 Anda.
Sangat penting untuk membedakan antara dosis pencegahan dan dosis terapi. Dosis pencegahan (400 mcg) ditujukan untuk menjaga tingkat folat normal dan mengurangi risiko NTDs pada populasi umum.
Dosis terapi (biasanya 1–5 mg/hari) diperlukan untuk mengatasi defisiensi folat yang sudah terdiagnosis atau untuk mengatasi kondisi medis yang meningkatkan kebutuhan folat (seperti anemia megaloblastik parah, penyakit ginjal kronis, atau penggunaan methotrexate).
Meskipun asam folat dianggap sangat aman dan toksisitasnya rendah, ada pertimbangan penting mengenai interaksi dengan obat-obatan tertentu dan risiko yang terkait dengan dosis yang sangat tinggi.
Untuk orang dewasa, batas atas konsumsi harian asam folat yang disintesis (bukan folat alami dari makanan) telah ditetapkan sebesar 1.000 mcg (1 mg) per hari. Pembatasan ini terutama didorong oleh kekhawatiran bahwa asupan asam folat yang sangat tinggi dapat menutupi diagnosis kekurangan Vitamin B12. Kekurangan B12 yang tidak terdiagnosis dapat menyebabkan kerusakan neurologis ireversibel, padahal gejala anemianya dapat diatasi sementara oleh folat.
Penting: Batas atas ini tidak berlaku untuk folat alami dalam makanan, juga tidak berlaku untuk individu yang mengonsumsi dosis tinggi di bawah pengawasan dokter karena kondisi medis tertentu (misalnya, selama pengobatan methotrexate).
Asam folat dapat berinteraksi dengan beberapa obat, mengubah efektivitasnya atau dosis folat yang dibutuhkan:
Ketika seseorang mengonsumsi asam folat sintetis dalam jumlah besar (biasanya di atas 400 mcg) pada satu waktu, tubuh mungkin tidak dapat memproses semuanya menjadi bentuk aktif (5-MTHF). Folat yang tidak termetabolisme (UMFA) ini dapat bersirkulasi dalam darah. Implikasi jangka panjang dari peningkatan UMFA masih menjadi subjek penelitian intensif, dengan beberapa studi yang mengaitkannya dengan potensi peningkatan risiko kanker tertentu dan masalah kesehatan lainnya, meskipun buktinya belum konklusif. Ini adalah alasan lain mengapa dosis harus dikelola dengan bijak dan sesuai rekomendasi.
Selain perannya dalam kehamilan dan anemia, penelitian terus mengungkap potensi peran asam folat dalam kesehatan otak dan pencegahan penyakit kronis lainnya.
Folat dan B12 sangat penting untuk kesehatan otak dan fungsi saraf yang optimal. Kekurangan folat sering dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan kognitif, termasuk penurunan memori dan demensia. Mekanisme yang diusulkan melibatkan kemampuan folat untuk mengurangi homosistein (yang toksik terhadap neuron) dan perannya dalam produksi S-adenosylmethionine (SAM), senyawa penting untuk sintesis neurotransmitter seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin.
Banyak pasien dengan depresi mayor ditemukan memiliki kadar folat yang rendah. Suplementasi folat dosis tinggi (terutama 5-MTHF) terkadang digunakan sebagai terapi ajuvan untuk meningkatkan respons terhadap obat antidepresan, terutama pada pasien yang tidak merespons pengobatan standar.
Hubungan antara folat dan kanker adalah salah satu bidang yang paling kompleks dan kontroversial dalam nutrisi. Folat penting untuk menjaga stabilitas DNA; kekurangan folat dapat menyebabkan kerusakan DNA dan peningkatan risiko mutasi, yang merupakan langkah awal dalam karsinogenesis.
Namun, penelitian juga menunjukkan bahwa folat dapat memiliki efek ganda:
Oleh karena itu, intervensi folat harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Program fortifikasi folat secara umum dianggap aman dan bermanfaat karena menaikkan kadar folat basal populasi untuk mencegah NTDs, tetapi suplementasi dosis terapi untuk pencegahan kanker masih membutuhkan studi jangka panjang yang lebih definitif.
Mengingat isu polimorfisme MTHFR, suplemen metilfolat (5-MTHF) menjadi semakin populer. Metilfolat adalah bentuk folat yang sudah aktif dan tidak memerlukan konversi oleh enzim MTHFR. Ini sangat menguntungkan bagi individu yang memiliki kemampuan konversi yang buruk. Namun, penting untuk dicatat bahwa bagi mayoritas penduduk dengan fungsi MTHFR normal, asam folat sintetis tradisional (seperti yang ada pada produk standar seperti Novapharin) tetap merupakan sumber yang sangat efektif dan hemat biaya.
Asam folat (Vitamin B9) adalah pilar kesehatan seluler, esensial untuk sintesis DNA, perbaikan sel, dan regulasi jalur metilasi yang luas. Perannya dalam mencegah Neural Tube Defects selama kehamilan adalah hal yang tidak dapat ditawar dan mendasari rekomendasi kesehatan masyarakat global untuk suplementasi pra-konsepsi dan selama trimester awal.
Pada akhirnya, mencapai dan mempertahankan status folat yang memadai adalah langkah proaktif yang relatif sederhana namun memiliki dampak mendalam pada kesehatan jangka pendek dan jangka panjang. Melalui kombinasi diet kaya folat, makanan yang diperkaya, dan suplementasi yang tepat sesuai kebutuhan individu, kita dapat memastikan bahwa proses fundamental tubuh yang bergantung pada B9—mulai dari replikasi genetik hingga fungsi saraf—berjalan tanpa hambatan.
Dalam konteks fisiologi seluler, asam folat memainkan peran penting dalam siklus sel, khususnya selama fase S (fase sintesis DNA). Tanpa folat yang cukup, transisi dari G1 ke fase S terhambat atau terganggu, menyebabkan apoptosis (kematian sel terprogram) atau produksi sel yang rusak. Keterlibatan ini menjelaskan mengapa jaringan dengan tingkat pergantian sel yang tinggi, seperti sumsum tulang dan mukosa usus, adalah yang pertama kali menunjukkan gejala klinis kekurangan folat.
Selain perannya yang sering dibahas, folat juga merupakan nutrisi penting untuk sistem kekebalan tubuh. Limfosit (jenis sel darah putih) harus membelah dengan cepat sebagai respons terhadap patogen. Oleh karena itu, kekurangan folat dapat mengganggu respons imun yang kuat dan efektif, membuat individu lebih rentan terhadap infeksi. Keseimbangan nutrisi yang baik, termasuk folat, sangat penting untuk menjaga pertahanan tubuh yang optimal.
Ilmu nutrisi modern semakin bergeser ke arah personalisasi. Meskipun suplemen standar seperti Asam Folat Novapharin efektif bagi sebagian besar orang, pendekatan nutrisi yang paling ideal akan mempertimbangkan variasi genetik seperti MTHFR. Dalam kasus variasi genetik yang parah, dokter mungkin merekomendasikan formulasi 5-MTHF secara eksklusif. Namun, penting untuk dicatat bahwa bahkan dengan variasi MTHFR, dosis standar asam folat (terutama dosis pencegahan NTD) masih memberikan manfaat substansial, karena enzim MTHFR yang kurang efisien pun masih berfungsi sampai batas tertentu.
Rekomendasi Akhir: Jika Anda berada dalam kelompok berisiko tinggi (merencanakan kehamilan, memiliki penyakit usus, atau menggunakan obat antagonis folat), konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk menentukan dosis asam folat yang paling sesuai, yang mungkin melebihi AKG standar.
Dampak folat melampaui sintesis DNA struktural; ia merupakan pemain kunci dalam epigenetika—perubahan pada ekspresi gen yang tidak melibatkan perubahan urutan DNA. Peran folat sebagai donor metil sangat penting untuk metilasi DNA. Metilasi DNA adalah proses di mana gugus metil ditambahkan ke molekul DNA, biasanya pada sitosin. Tingkat metilasi yang benar sangat penting untuk mempertahankan stabilitas genom, menonaktifkan elemen-elemen virus yang berpotensi berbahaya, dan mengatur gen mana yang "hidup" atau "mati."
Ketika kadar folat rendah, metilasi DNA terganggu. Hipometilasi global (metilasi yang terlalu sedikit di seluruh genom) sering terlihat dan dapat menyebabkan aktivasi gen yang tidak tepat, yang berkontribusi pada perkembangan penyakit, termasuk kanker dan gangguan perkembangan. Sebaliknya, folat yang cukup memastikan ketersediaan SAM (S-adenosylmethionine), 'mata uang' metilasi, memungkinkan kontrol genetik yang presisi dan stabil. Hal ini menggarisbawahi mengapa status folat ibu sebelum dan selama kehamilan dapat memiliki efek epigenetik jangka panjang pada kesehatan keturunan, memengaruhi risiko penyakit di masa depan.
Telomer adalah tutup pelindung di ujung kromosom yang memendek seiring bertambahnya usia, dan pemendekan yang cepat dikaitkan dengan penuaan dini dan penyakit kronis. Folat telah diusulkan untuk memainkan peran dalam menjaga panjang dan stabilitas telomer. Melalui perannya dalam sintesis purin dan pirimidin, folat memastikan bahwa perbaikan DNA yang diperlukan untuk mempertahankan integritas telomer dapat dilakukan secara efisien. Defisiensi folat dapat menyebabkan inkorporasi urasil yang tidak tepat ke dalam DNA, menyebabkan kerusakan untai DNA dan mempercepat pemendekan telomer. Oleh karena itu, folat yang memadai dapat dilihat sebagai faktor penting dalam memperlambat penuaan seluler.
Studi nutrigenomik menyelidiki bagaimana nutrisi berinteraksi dengan gen individu. Variasi genetik pada jalur folat, terutama MTHFR, adalah contoh utama. Namun, ada banyak gen lain yang terlibat dalam metabolisme folat, termasuk MTR, MTRR, dan DHFR. Respons individu terhadap suplementasi folat, termasuk produk seperti Novapharin, dapat bervariasi tergantung pada kombinasi gen-gen ini. Kedepannya, tes genetik dapat membantu dokter dalam meresepkan dosis folat yang sangat spesifik, bahkan menentukan apakah asam folat sintetis atau metilfolat yang lebih efektif bagi pasien tersebut.
Hubungan antara folat dan B12 (kobalamin) tidak dapat dipisahkan; keduanya bekerja sama erat dalam dua reaksi kritis: siklus metilasi dan siklus metionin-sintase. Ketika B12 kekurangan, folat terperangkap dalam bentuk yang tidak aktif (5-methyltetrahydrofolate), sebuah fenomena yang dikenal sebagai 'perangkap folat' (folate trap).
Penelitian menunjukkan hubungan antara status folat yang rendah dan risiko sindrom metabolik, termasuk obesitas, resistensi insulin, dan dislipidemia. Individu dengan indeks massa tubuh (IMT) tinggi cenderung memiliki kadar folat yang lebih rendah dalam serumnya. Ada beberapa hipotesis yang menjelaskan fenomena ini:
Suplementasi folat pada pasien obesitas dapat membantu meningkatkan penanda metabolik, meskipun perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan apakah folat dapat digunakan sebagai terapi primer untuk sindrom metabolik.
Diagnosis kekurangan folat yang akurat adalah kunci untuk pengobatan yang efektif. Ada tiga pengukuran utama yang digunakan:
Pentingnya diagnosis yang tepat tidak bisa dilebih-lebihkan, terutama karena tumpang tindihnya gejala anemia megaloblastik yang disebabkan oleh B9 dan B12. Pengobatan yang salah dapat memiliki konsekuensi neurologis yang serius.
Dosis asam folat 5 mg (5.000 mcg) adalah dosis terapi dan hanya boleh digunakan di bawah pengawasan medis. Indikasi utama untuk dosis 5 mg meliputi:
Pada dosis ini, pemantauan status B12 menjadi wajib. Bagi mereka yang memerlukan dosis tinggi karena risiko NTD, produk berkualitas tinggi yang menjamin kemurnian dosis, seperti yang diwakili oleh Novapharin, sangat penting untuk efektivitas intervensi pencegahan.
Asam folat menunjukkan potensi penting dalam manajemen diabetes. Pasien diabetes seringkali memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi, sebagian besar didorong oleh hiperhomosisteinemia. Folat dapat membantu mengurangi risiko ini dengan menurunkan homosistein. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplementasi folat dapat meningkatkan sensitivitas insulin, khususnya pada individu dengan tingkat folat yang rendah.
Namun, harus ada kehati-hatian dalam konteks obat diabetes. Metformin, salah satu obat lini pertama yang paling umum untuk diabetes tipe 2, diketahui mengganggu penyerapan Vitamin B12. Karena folat dan B12 bekerja secara sinergis, pasien diabetes yang mengonsumsi Metformin seringkali memerlukan suplementasi B12 dan folat simultan untuk menghindari masalah neurologis dan hematologis jangka panjang.
Folat tidak hanya membantu dalam produksi neurotransmitter; ia juga diperlukan untuk mempertahankan sel-sel glia yang berfungsi. Sel glia mendukung neuron, menyediakan nutrisi, dan membentuk myelin. Kesehatan mielin sangat bergantung pada jalur metilasi yang efisien yang dipimpin oleh folat dan B12.
Defisiensi folat dapat menyebabkan gangguan pada sawar darah otak (blood-brain barrier), yang memungkinkan zat berbahaya masuk ke sistem saraf pusat. Sebaliknya, kadar folat yang optimal mendukung integritas sawar, melindungi otak dari toksin dan inflamasi. Intervensi folat kini dilihat sebagai strategi potensial, bukan hanya untuk depresi, tetapi juga untuk kondisi neuropsikiatri lain di mana disregulasi metilasi mungkin berperan, seperti skizofrenia atau gangguan bipolar.