I. Definisi dan Pentingnya Periode Emas
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah hadiah nutrisi, emosi, dan perlindungan paling sempurna yang dapat diberikan seorang ibu kepada bayinya. Secara definitif, ASI eksklusif berarti bayi hanya menerima ASI, tanpa tambahan cairan atau makanan lain, termasuk air putih, teh, atau madu, selama enam bulan pertama kehidupannya. Pengecualian hanya berlaku untuk obat-obatan, vitamin, atau mineral yang diresepkan oleh tenaga kesehatan.
Periode enam bulan ini dikenal sebagai ‘Periode Emas’ karena merupakan masa krusial bagi pembentukan sistem imun, perkembangan otak, dan penyesuaian sistem pencernaan bayi. Keputusan untuk menyusui secara eksklusif merupakan intervensi kesehatan masyarakat yang paling efektif dan hemat biaya, dengan dampak jangka panjang yang signifikan terhadap kesehatan global.
Komponen Kunci dalam ASI
ASI bukanlah sekadar cairan nutrisi, melainkan cairan hidup yang kompleks dan dinamis. Komposisinya terus berubah, menyesuaikan dengan usia, kebutuhan, dan bahkan waktu menyusui (pagi, siang, atau malam). Tiga fase utama ASI yang menunjukkan adaptasinya adalah:
A. Kolostrum (ASI Hari ke-1 hingga ke-5)
Kolostrum sering disebut sebagai “emas cair” karena kekayaan kandungan zatnya. Meskipun volumenya sedikit, ia sangat padat nutrisi dan imunologis. Kolostrum memiliki konsentrasi antibodi (terutama IgA sekretori) yang sangat tinggi, berfungsi melapisi saluran pencernaan bayi dan mencegah masuknya patogen. Kolostrum juga tinggi vitamin A, yang esensial untuk penglihatan dan sistem imun.
B. ASI Transisi (Hari ke-6 hingga ke-14)
Pada fase ini, volume ASI mulai meningkat drastis, dan komposisinya mulai berubah dari kolostrum yang pekat menjadi ASI matang. Kadar lemak dan laktosa mulai naik, memberikan energi lebih untuk pertumbuhan pesat bayi.
C. ASI Matang (Setelah Hari ke-14)
Ini adalah ASI yang akan dikonsumsi bayi hingga enam bulan ke depan. ASI matang memiliki dua bagian penting: Foremilk (ASI depan), yang tinggi laktosa dan air untuk menghilangkan haus, dan Hindmilk (ASI belakang), yang sangat kaya lemak dan kalori, vital untuk kenaikan berat badan dan rasa kenyang yang lama. Penting bagi ibu untuk memastikan bayi mengosongkan satu payudara sebelum pindah ke payudara lain agar mendapatkan hindmilk.
II. Manfaat ASI Eksklusif yang Tak Tertandingi bagi Bayi
Manfaat ASI eksklusif bagi bayi sangat berlapis, mencakup aspek fisik, kognitif, dan perkembangan jangka panjang. Tidak ada formula bayi yang mampu mereplikasi kompleksitas bioaktif dan adaptasi sempurna dari ASI.
(Ilustrasi perisai yang mewakili perlindungan imunologis)
1. Perlindungan Imunologis Superior
ASI adalah vaksinasi alami pertama bayi. Kandungan antibodi, sel darah putih hidup, dan faktor bioaktif lainnya memberikan pertahanan yang kuat. Mekanisme kuncinya meliputi:
A. Imunoglobulin A (IgA Sekretori)
IgA adalah benteng pertahanan utama. Zat ini melapisi membran mukosa di saluran napas dan pencernaan bayi, mencegah bakteri dan virus menempel dan masuk ke dalam jaringan tubuh. IgA ini dihasilkan ibu berdasarkan paparan kuman di lingkungan ibu dan bayi, menjadikannya antibodi yang sangat spesifik dan relevan.
B. Faktor Bioaktif Lainnya
Lactoferrin, protein yang mengikat zat besi, menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya di usus yang bergantung pada zat besi. Lisozim adalah enzim yang menyerang dinding sel bakteri. Selain itu, makrofag dan limfosit (sel darah putih) hidup yang ada dalam ASI membantu bayi melawan infeksi secara aktif, suatu komponen yang tidak dapat ditiru oleh formula.
2. Kesehatan Pencernaan yang Optimal
Sistem pencernaan bayi baru lahir masih sangat imatur. ASI dirancang untuk mudah dicerna, meminimalkan beban kerja pada ginjal dan hati bayi. ASI membantu membangun mikrobioma usus yang sehat (populasi bakteri baik).
A. Oligosakarida ASI (HMOs)
HMOs adalah jenis gula kompleks unik yang hanya ditemukan dalam ASI. Uniknya, HMOs tidak dicerna oleh bayi; melainkan berfungsi sebagai prebiotik, makanan bagi bakteri baik (seperti Bifidobacteria) di usus bayi. HMOs juga bertindak sebagai "umpan" bagi patogen, mencegah mereka menempel di dinding usus bayi. Fungsi ini secara dramatis mengurangi risiko diare, kolik, dan infeksi usus (NEC) pada bayi prematur.
B. Mengurangi Risiko Alergi dan Intoleransi
Pemberian ASI eksklusif membantu "menutup" usus bayi, mengurangi kemungkinan protein asing masuk ke aliran darah yang dapat memicu respons alergi. Bayi yang diberi ASI eksklusif cenderung memiliki risiko lebih rendah terhadap asma, eksim, dan alergi makanan.
3. Pengembangan Kognitif dan Otak
ASI mengandung nutrisi penting untuk mielinisasi dan pembentukan sinapsis otak. Lemak dalam ASI adalah sumber energi utama dan blok bangunan otak.
- DHA dan ARA: Asam lemak tak jenuh ganda (DHA/ARA) sangat penting untuk perkembangan retina dan otak. Meskipun formula kini mengandung aditif ini, bioavailabilitas (kemampuan tubuh menyerapnya) dari ASI jauh lebih tinggi.
- Peningkatan IQ: Penelitian jangka panjang secara konsisten menunjukkan bahwa anak-anak yang menerima ASI eksklusif cenderung memiliki skor kognitif dan IQ yang sedikit lebih tinggi dibandingkan rekan-rekan mereka yang tidak disusui.
4. Manfaat Jangka Panjang untuk Kesehatan
Menyusui eksklusif bukan hanya perlindungan saat ini, tetapi investasi masa depan. Bayi yang disusui memiliki risiko yang secara signifikan lebih rendah terhadap:
- Obesitas anak dan dewasa.
- Diabetes Melitus Tipe 1 dan Tipe 2.
- Penyakit Celiac dan Penyakit Crohn.
- Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS).
- Hipertensi dan kolesterol tinggi di kemudian hari.
III. Keuntungan Holistik ASI Eksklusif Bagi Ibu
ASI eksklusif adalah hubungan timbal balik. Selain memberikan nutrisi terbaik, proses menyusui juga memberikan manfaat kesehatan fisik dan psikologis yang besar bagi sang ibu.
1. Pemulihan Fisik Pasca Persalinan
A. Kontraksi Uterus (Involusi)
Saat bayi menyusu, tubuh ibu melepaskan hormon oksitosin (hormon cinta). Oksitosin tidak hanya memicu Let Down Reflex (LDR) atau refleks keluarnya ASI, tetapi juga menyebabkan uterus (rahim) berkontraksi. Kontraksi ini membantu rahim kembali ke ukuran pra-kehamilan lebih cepat dan yang terpenting, membantu menghentikan perdarahan pasca persalinan (Hemoragi). Ibu yang menyusui secara eksklusif cenderung memiliki risiko perdarahan yang jauh lebih rendah.
B. Penurunan Berat Badan
Memproduksi ASI membutuhkan energi yang sangat besar—sekitar 500 hingga 700 kalori per hari. Selama menyusui, tubuh ibu menggunakan cadangan lemak yang disimpan selama kehamilan. Menyusui eksklusif membantu banyak ibu kembali ke berat badan pra-kehamilan lebih cepat, meskipun nutrisi yang memadai tetap harus dijaga.
2. Kesehatan Jangka Panjang Ibu
Terdapat korelasi kuat antara durasi kumulatif menyusui dengan penurunan risiko beberapa jenis kanker dan penyakit kronis:
- Kanker Payudara: Setiap tahun menyusui, risiko ibu terkena kanker payudara (khususnya pra-menopause) menurun.
- Kanker Ovarium: Menyusui menekan ovulasi, yang mengurangi paparan sel ovarium terhadap hormon pemicu pertumbuhan.
- Osteoporosis: Meskipun kepadatan tulang dapat menurun sementara selama menyusui, penelitian menunjukkan bahwa pada tahun-tahun pasca menyapih, kepadatan tulang ibu menyusui kembali meningkat dan bahkan lebih baik daripada ibu yang tidak menyusui.
- Risiko Diabetes: Menyusui, terutama bagi ibu yang menderita Diabetes Gestasional, dapat secara signifikan menurunkan risiko mereka terkena Diabetes Tipe 2 di kemudian hari.
3. Manfaat Emosional dan Kontrasepsi
A. Hormon Cinta dan Bonding
Pelepasan oksitosin saat menyusui menciptakan rasa tenang, relaksasi, dan kebahagiaan (euforia) pada ibu, yang sangat penting dalam mengatasi stres pasca persalinan. Kontak kulit ke kulit yang intens selama menyusui memperkuat ikatan batin (bonding) antara ibu dan bayi.
B. Metode Amenore Laktasi (LAM)
Menyusui eksklusif yang memenuhi syarat tertentu dapat berfungsi sebagai metode kontrasepsi alami yang sangat efektif (hingga 98% efektif). Syarat LAM adalah: (1) Bayi berusia kurang dari 6 bulan, (2) Ibu belum mengalami menstruasi, dan (3) Menyusui dilakukan secara eksklusif (tidak ada jarak menyusui lebih dari 4-6 jam, termasuk malam hari). Menyusui yang sering dan teratur menekan pelepasan hormon yang memicu ovulasi.
IV. Seni dan Ilmu Menyusui: Teknik dan Manajemen
Keberhasilan ASI eksklusif sering kali bergantung pada pengetahuan tentang teknik yang benar dan manajemen laktasi yang efektif. Dua hal yang harus diprioritaskan adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pelekatan (latch) yang sempurna.
1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
IMD adalah proses meletakkan bayi di dada ibu segera setelah lahir, membiarkannya merangkak secara alami mencari puting dan mulai menyusu. Proses ini harus berlangsung setidaknya selama satu jam, atau sampai bayi selesai menyusu pertama kali, bahkan sebelum tindakan rutin lainnya (seperti penimbangan atau pengukuran).
- Keajaiban Sentuhan: Kontak kulit ke kulit segera menstabilkan suhu tubuh bayi, denyut jantung, dan pernapasan.
- Stimulasi Awal: Menyusu pertama kali memicu produksi kolostrum dan menstimulasi refleks hisap bayi sebelum ia menjadi terlalu lelah atau mengantuk.
- Pelepasan Oksitosin: Mempercepat kontraksi rahim ibu dan membantu keluarnya plasenta.
2. Pelekatan (Lacth) yang Tepat
Pelekatan yang benar adalah kunci untuk memastikan bayi mendapatkan ASI yang cukup, mencegah rasa sakit atau lecet pada puting ibu, dan merangsang produksi ASI secara optimal.
A. Tanda Pelekatan Sempurna
- Mulut Terbuka Lebar: Mulut bayi harus terbuka lebar (seperti menguap), menutupi sebagian besar areola, bukan hanya ujung puting.
- Bibir Terbalik (Dower): Bibir bawah bayi harus 'dower' atau terbalik keluar.
- Dagu Menyentuh Payudara: Dagu bayi harus menekan payudara ibu, dan hidungnya bebas.
- Pipi Penuh: Pipi bayi terlihat penuh, bukan mencekung.
- Ibu Nyaman: Menyusui seharusnya tidak menimbulkan rasa sakit (rasa sakit tajam menunjukkan pelekatan kurang tepat).
B. Posisi Menyusui yang Direkomendasikan
Ibu harus nyaman, didukung bantal, dengan bayi sejajar (telinga, bahu, pinggul bayi dalam satu garis lurus).
- Cradle Hold (Gendongan Palungan): Posisi klasik, bayi dipegang lengan ibu yang sejajar dengan payudara.
- Cross-Cradle Hold (Gendongan Silang): Baik untuk bayi baru lahir, ibu memegang bayi dengan lengan yang berlawanan dari payudara yang sedang disusui, memberikan kontrol lebih besar pada kepala bayi.
- Football Hold (Gendongan Bola): Baik untuk ibu pasca operasi caesar atau payudara besar, bayi diselipkan di samping ibu, kakinya mengarah ke belakang.
- Side-Lying Position (Tidur Miring): Ideal untuk menyusui malam hari, ibu dan bayi berbaring miring, saling berhadapan.
3. Prinsip Supply and Demand (Penawaran dan Permintaan)
Produksi ASI adalah sistem umpan balik yang sensitif: semakin banyak ASI dikeluarkan dari payudara, baik oleh bayi maupun dengan pompa, semakin banyak tubuh akan memproduksinya. Prinsip kunci untuk menjaga produksi ASI melimpah:
- Menyusui Sesuai Keinginan (On Demand): Menyusui kapan pun bayi menunjukkan tanda lapar, bukan berdasarkan jadwal. Pada minggu-minggu awal, ini berarti menyusui 8 hingga 12 kali dalam 24 jam.
- Mengosongkan Payudara: Pastikan payudara terasa lebih lembut setelah menyusui. Jika payudara tidak dikosongkan secara efektif, pesan "sudah cukup" akan dikirimkan ke otak, dan produksi akan menurun.
- Menyusui Malam Hari: Menyusui pada malam hari sangat penting karena hormon Prolaktin (hormon produksi ASI) berada pada puncaknya saat dini hari (sekitar pukul 02.00–05.00).
4. Mempersiapkan Diri untuk Kembali Bekerja
Banyak ibu harus kembali bekerja sebelum bayi berusia enam bulan. ASI eksklusif tetap bisa dipertahankan melalui manajemen pemompaan (pumping) dan penyimpanan yang benar.
A. Jadwal Pumping yang Efektif
Idealnya, ibu harus memerah ASI setidaknya setiap 3 jam selama jam kerja untuk meniru jadwal menyusui bayi. Menggunakan pompa ganda (double pumping) dapat menghemat waktu dan terbukti meningkatkan kadar prolaktin, yang menghasilkan lebih banyak ASI.
B. Penyimpanan ASI Perah (ASIP)
Pengetahuan tentang durasi penyimpanan ASIP sangat penting untuk menjaga kualitas dan keamanan nutrisi. Berikut panduan umum (dapat bervariasi tergantung sumber):
- Suhu Ruangan (16-29°C): 3–4 jam.
- Kulkas (0-4°C): 3 hari.
- Freezer (-18°C): 6 bulan (optimal) hingga 12 bulan (dapat diterima).
ASIP harus diberi label tanggal dan waktu perah, dan prinsip 'First In, First Out' (FIFO) harus diterapkan saat memberikan kepada bayi.
V. Mengatasi Rintangan: Solusi Praktis Menyusui
Perjalanan ASI eksklusif jarang tanpa hambatan. Mengenali dan mengatasi masalah umum dengan cepat adalah kunci untuk mencegah ibu menyerah.
(Mengatasi tantangan laktasi)
1. Nyeri Puting dan Lecet
Nyeri atau lecet seringkali adalah tanda yang jelas bahwa pelekatan tidak tepat. Jika ibu merasa sakit tajam selama menyusui, bayi mungkin hanya menghisap ujung puting, bukan areola.
- Solusi: Segera lepaskan pelekatan (masukkan jari bersih ke sudut mulut bayi untuk memutus hisapan) dan coba pelekatan ulang. Pastikan mulut bayi terbuka sangat lebar dan bibir dower.
- Perawatan: Udara keringkan puting setelah menyusui. Oleskan setetes kolostrum atau ASI matang ke puting; ini memiliki sifat penyembuhan alami. Gunakan salep lanolin murni jika diperlukan.
2. Payudara Bengkak (Engorgement)
Pembengkakan terjadi ketika payudara terlalu penuh, biasanya pada hari ke-3 sampai ke-5 pasca persalinan atau jika bayi melewatkan jadwal menyusui. Payudara terasa keras, panas, dan sakit.
- Solusi: Kompres dingin setelah menyusui untuk mengurangi bengkak, dan kompres hangat sebentar sebelum menyusui untuk memicu LDR. Pijat payudara dengan lembut. Jika payudara terlalu keras sehingga bayi sulit melekat, perah sedikit ASI secara manual (Reverse Pressure Softening) sampai areola melunak, baru kemudian biarkan bayi menyusu.
3. Saluran Tersumbat dan Mastitis
Saluran ASI yang tersumbat terasa seperti benjolan keras dan menyakitkan di payudara. Jika tidak ditangani, dapat berkembang menjadi mastitis—infeksi yang melibatkan rasa sakit, kemerahan, demam, dan gejala mirip flu.
- Solusi Saluran Tersumbat: Menyusui lebih sering dari payudara yang terkena. Pijat benjolan ke arah puting saat bayi menyusu. Coba posisi menyusui di mana dagu bayi mengarah ke benjolan (gravitasi membantu mengeluarkannya).
- Mastitis: Lanjutkan menyusui. Istirahat total, minum banyak cairan, dan konsultasikan dengan dokter. Seringkali antibiotik diperlukan, tetapi ibu harus terus mengosongkan payudara untuk mencegah abses.
4. Bingung Puting (Nipple Confusion)
Bingung puting terjadi ketika bayi diperkenalkan pada dot botol atau empeng terlalu dini. Teknik menghisap botol berbeda dengan teknik menghisap payudara, menyebabkan bayi kesulitan melekat pada payudara ibu.
- Solusi: Hindari penggunaan botol dan empeng setidaknya hingga ASI eksklusif mapan (sekitar 4-6 minggu pertama). Jika ASIP harus diberikan, gunakan metode alternatif seperti cangkir kecil, sendok, atau cup feeder.
5. Kekhawatiran Produksi ASI Rendah (ASI Seret)
Banyak ibu khawatir ASI-nya tidak cukup. Dalam banyak kasus, kekhawatiran ini adalah persepsi, bukan kenyataan. Produksi ASI yang sebenarnya rendah (hipolaktasi) relatif jarang terjadi.
A. Tanda-tanda Kecukupan ASI (Bukan Kecemasan Ibu)
Jangan melihat volume ASI perah (ASIP) sebagai indikator; pompa kurang efisien dibandingkan hisapan bayi. Lihatlah indikator objektif:
- Bayi buang air kecil (pipis) 6-8 kali sehari (setelah hari ke-5).
- Bayi buang air besar (pup) sering dan berwarna kuning mustard (sebelum usia 6 minggu).
- Bayi aktif, waspada, dan memiliki tonus otot yang baik.
- Kenaikan berat badan bayi sesuai standar grafik pertumbuhan (biasanya 150-200 gram per minggu di awal).
B. Meningkatkan Produksi ASI
- Faktor Psikologis: Kurangi stres, banyak beristirahat, dan tetap terhidrasi. Stres menghambat oksitosin, yang penting untuk LDR.
- Frekuensi: Tingkatkan frekuensi menyusui atau memerah. Cobalah Power Pumping (memerah secara intensif untuk meniru lonjakan permintaan bayi).
- Suplemen (Galaktagog): Konsultasikan dengan konsultan laktasi atau dokter mengenai penggunaan galaktagog (seperti Fenugreek, Daun Katuk, atau obat resep) jika metode alami tidak berhasil.
VI. Meluruskan Mitos dan Menegakkan Fakta
Di Indonesia, banyak mitos seputar menyusui yang dapat mengancam keberhasilan ASI eksklusif. Penting untuk membedakan antara saran tradisional yang tidak berdasar dengan ilmu laktasi yang terbukti.
Mitos yang Sering Ditemukan
Mitos 1: Bayi Butuh Air Putih/Minuman Manis di Awal
Fakta: ASI, bahkan kolostrum, 88% adalah air. ASI sudah menyediakan semua cairan yang dibutuhkan bayi, bahkan di iklim panas. Pemberian air putih sebelum 6 bulan dapat membuat bayi cepat kenyang palsu, mengurangi asupan ASI, dan bahkan berbahaya (risiko keracunan air, infeksi).
Mitos 2: Jika Payudara Kecil, Produksi ASI Pasti Sedikit
Fakta: Ukuran payudara ditentukan oleh jumlah jaringan lemak, bukan jumlah kelenjar susu. Kapasitas penyimpanan ASI (berapa banyak yang bisa ditampung) mungkin berbeda, tetapi kemampuan tubuh untuk memproduksi ASI (laju produksi) sama pada semua ukuran payudara. Ibu dengan payudara kecil hanya perlu menyusui lebih sering.
Mitos 3: Kualitas ASI Menurun Seiring Waktu
Fakta: Kualitas ASI selalu sempurna. Bahkan ketika bayi mencapai usia 6 bulan, ASI masih merupakan sumber nutrisi, antibodi, dan enzim vital, meskipun bayi sudah membutuhkan MPASI untuk memenuhi kebutuhan kalori yang meningkat.
Mitos 4: ASI Terasa Asam/Basi Setelah Ibu Makan Pedas
Fakta: Rasa ASI memang dapat berubah sedikit tergantung pada makanan ibu, tetapi ini biasanya merupakan hal yang baik karena memperkenalkan bayi pada berbagai rasa. ASI tidak dapat menjadi 'basi' atau 'asam' karena makanan pedas. Kecuali jika ibu mengonsumsi obat-obatan tertentu, komposisi ASI tetap stabil.
Mitos 5: Bayi Perlu Diberi Sufor Setelah Menyusu untuk Tidur Lebih Lama
Fakta: Pemberian Susu Formula (Sufor) setelah menyusu (disebut topping off) sangat kontraproduktif. Ini akan mengurangi permintaan bayi terhadap ASI, yang pada gilirannya menurunkan suplai ASI ibu. Selain itu, pemberian Sufor pada malam hari dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma yang sedang dibangun oleh ASI.
VII. Pilar Dukungan: Peran Keluarga dan Lingkungan Kerja
ASI eksklusif adalah tanggung jawab komunitas. Ibu tidak dapat berhasil tanpa dukungan yang solid dari suami, keluarga, dan tempat kerja.
(Ilustrasi dukungan keluarga)
1. Peran Sentral Ayah dan Keluarga
Ayah adalah benteng pertahanan pertama ibu. Dukungan emosional, praktis, dan informatif dari suami sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif.
- Dukungan Emosional: Meyakinkan ibu bahwa ia mampu dan ASI-nya cukup. Melindungi ibu dari kritik atau saran yang tidak konstruktif.
- Dukungan Praktis: Mengambil alih semua pekerjaan rumah tangga, memasak, dan merawat bayi setelah menyusui (misalnya, mengganti popok atau menidurkan bayi), sehingga ibu dapat fokus pada istirahat dan menyusui.
- Memberikan ASIP: Setelah ASIP terkumpul, ayah dapat mengambil peran dalam memberikan ASI kepada bayi pada malam hari, memungkinkan ibu mendapatkan tidur blok yang sangat dibutuhkan.
2. Konsultan Laktasi dan Tenaga Kesehatan
Dalam kasus kesulitan teknis (pelekatan buruk, mastitis berulang, atau bayi tidak naik berat badan), intervensi profesional sangat diperlukan. Konsultan laktasi (IBCLC) adalah spesialis yang dapat memberikan evaluasi klinis mendalam dan rencana perawatan individual.
3. Kebijakan Ramah ASI di Tempat Kerja
Ibu pekerja memerlukan waktu dan ruang untuk memerah ASI agar dapat mempertahankan suplai ASI eksklusif.
- Regulasi Waktu: Perusahaan harus menyediakan waktu istirahat memerah ASI yang memadai (biasanya 2-3 kali selama 8 jam kerja).
- Ruangan Khusus: Harus tersedia ruangan laktasi yang bersih, pribadi, aman, dan nyaman, lengkap dengan stop kontak dan fasilitas pendingin (kulkas mini) untuk penyimpanan ASIP.
Penutup: Komitmen untuk Kesehatan Optimal
Menyusui eksklusif selama enam bulan adalah komitmen yang membutuhkan ketekunan, pengetahuan, dan dukungan menyeluruh. Mengingat kompleksitas dan kesempurnaan nutrisi, perlindungan, dan manfaat emosional yang terkandung dalam setiap tetes ASI, upaya ini adalah investasi terbaik bagi masa depan kesehatan fisik dan mental anak.
Memilih ASI eksklusif adalah pilihan berbasis bukti ilmiah yang berdampak langsung pada penurunan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) bayi. Dengan dukungan yang tepat, setiap ibu memiliki kemampuan untuk memberikan fondasi kehidupan yang paling kuat ini kepada buah hatinya.