Dalam dunia alat berat, Dozer seri D85, yang sering kali diproduksi oleh merek-merek terkemuka seperti Komatsu, mewakili tulang punggung operasi penghancuran dan pemindahan material skala besar. Salah satu spesifikasi krusial yang menentukan kemampuan operasional mesin ini adalah beratnya. Berat dozer D85 bukan sekadar angka statistik; ia adalah indikator utama dari tenaga, stabilitas, dan kapasitas kerjanya.
Dozer D85 diklasifikasikan sebagai medium to large size dozer. Berat operasional mesin ini umumnya berkisar antara 25 hingga 30 ton, tergantung pada konfigurasi spesifik, jenis blade (seperti Semi-U, Full-U, atau Straight Blade), dan apakah dilengkapi dengan Ripper di bagian belakang.
Berat yang substansial ini memberikan beberapa keuntungan operasional yang tak tergantikan di lokasi proyek yang menantang:
Meskipun ada standar dasar untuk model D85, berat akhir yang tercantum pada manual spesifikasi bisa bervariasi. Variasi ini dipengaruhi oleh beberapa komponen utama:
Blade adalah komponen yang paling memengaruhi berat di bagian depan. Blade Semi-Universal (SU) mungkin memiliki bobot yang berbeda dibandingkan dengan Full-U Blade yang dirancang untuk kapasitas material maksimum. Blade yang lebih besar dan lebih berat memungkinkan pemindahan tanah lebih banyak per siklus, tetapi juga menuntut mesin yang lebih kuat.
Ripper, alat belakang yang digunakan untuk memecah batuan sebelum digusur, menambah bobot signifikan pada bagian belakang mesin. Jika dozer dikonfigurasi untuk pekerjaan pembukaan lahan keras (rock excavation), penambahan ripper dapat menambah beberapa ton pada berat total operasional.
Beberapa model D85 mungkin menawarkan pilihan undercarriage yang berbeda, seperti trek standar atau trek dengan lebar ekstra (swamp tracks). Trek yang lebih lebar memang membantu mendistribusikan bobot ke area yang lebih luas (mengurangi tekanan permukaan tanah), namun material tambahan yang digunakan untuk trek lebar tersebut tetap menambah berat mesin secara keseluruhan.
Meskipun berat yang lebih besar menawarkan performa penanganan material yang lebih baik, penting untuk dicatat bahwa berat yang lebih tinggi juga berarti mesin membutuhkan tenaga (Horsepower) yang lebih besar untuk digerakkan. Hal ini sering kali berbanding lurus dengan konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi.
Produsen modern seperti Komatsu selalu berusaha menyeimbangkan tiga elemen utama: Berat (untuk performa), Tenaga Mesin (untuk kecepatan kerja), dan Efisiensi Bahan Bakar. Dalam kasus D85, fokusnya cenderung diletakkan pada performa dorong (drawbar pull) yang kuat, yang secara inheren membutuhkan bobot yang besar.
Memahami berat D85 menjadi lebih jelas ketika dibandingkan dengan kelas lainnya. D85 (sekitar 25-30 ton) berada di atas dozer kelas menengah ringan seperti D6 atau D7, yang bobotnya berkisar antara 15 hingga 22 ton. Sementara itu, D85 masih lebih ringan dibandingkan super-dozer kelas berat seperti D10 atau D11, yang bobotnya bisa melampaui 60 ton.
Pemilihan berat yang tepat adalah kunci keberhasilan proyek. Untuk penambangan batu bara atau pembangunan jalan raya di area pegunungan, berat D85 menawarkan keseimbangan ideal antara kemampuan menggali yang memadai dan kemudahan transportasi antar lokasi dibandingkan dengan mesin yang jauh lebih besar. Beratnya memastikan stabilitas tanpa memerlukan dukungan logistik yang terlalu rumit untuk pergerakan di darat.
Kesimpulannya, berat operasional dozer D85 adalah parameter fundamental yang mengikat tenaga mesin, desain struktur, dan kemampuan fungsionalnya di lapangan. Angka berat ini merefleksikan komitmen pada daya tahan dan kekuatan yang dibutuhkan dalam proyek konstruksi dan pertambangan skala besar.