Barisan aritmatika adalah salah satu konsep fundamental yang diajarkan dalam matematika, membentuk dasar pemahaman tentang pola bilangan yang teratur. Kemampuan untuk menghitung suku tertentu dan jumlah total suku dalam barisan ini tidak hanya penting untuk ujian akademis, tetapi juga memiliki aplikasi yang luas dalam dunia nyata, mulai dari perencanaan keuangan, pertumbuhan populasi, hingga analisis data ilmiah.
Artikel ini akan membawa Anda dalam perjalanan mendalam, mengupas tuntas setiap aspek barisan aritmatika. Kita akan mulai dari definisi paling dasar, menurunkan (membuktikan) setiap rumus kunci langkah demi langkah, hingga membahas kasus-kasus khusus yang sering membingungkan, termasuk barisan aritmatika bertingkat dan konsep sisipan. Persiapkan diri Anda untuk memahami logika di balik perhitungan ini secara menyeluruh.
Untuk memulai, kita harus mendefinisikan apa sebenarnya barisan aritmatika itu. Secara sederhana, barisan aritmatika (sering juga disebut barisan hitung) adalah susunan bilangan di mana selisih antara suku yang berurutan selalu konstan. Selisih konstan inilah yang menjadi ciri khas utama dan kunci untuk seluruh perhitungan barisan ini.
Barisan bilangan $U_1, U_2, U_3, \dots, U_n$ disebut barisan aritmatika jika selisih $U_{n} - U_{n-1}$ menghasilkan nilai yang sama untuk setiap $n > 1$. Nilai konstan ini disebut beda.
Ada tiga elemen utama yang harus Anda pahami sebelum mulai menghitung:
Sebagai ilustrasi visual, perhatikan barisan berikut: 5, 8, 11, 14, 17, ...
Gambar 1: Representasi visual barisan aritmatika, menunjukkan penambahan beda (b) yang konstan antar suku.
Tujuan pertama dalam barisan aritmatika adalah menemukan nilai suku pada posisi yang sangat jauh, misalnya suku ke-100 atau suku ke-500, tanpa harus menghitungnya satu per satu. Untuk ini, kita memerlukan rumus suku ke-n.
Mari kita lihat bagaimana suku-suku terbentuk dari suku pertama ($a$) dan beda ($b$):
Jika kita perhatikan polanya, jumlah beda ($b$) yang ditambahkan selalu 1 kurang dari posisi suku ($n$). Jika kita ingin mencari $U_n$, kita harus menambahkan beda sebanyak $(n-1)$ kali ke suku pertama ($a$).
Un = a + (n - 1)b
Di mana:
Diberikan barisan aritmatika: 3, 7, 11, 15, ... Tentukan nilai suku ke-40 ($U_{40}$).
Langkah 1: Identifikasi Komponen
Langkah 2: Substitusi ke Rumus
Un = a + (n - 1)b
U40 = 3 + (40 - 1)4
U40 = 3 + (39)4
U40 = 3 + 156
U40 = 159
Jadi, suku ke-40 dari barisan tersebut adalah 159.
Terkadang, soal tidak meminta Anda mencari $U_n$, tetapi justru meminta Anda mencari $a$, $b$, atau $n$. Rumus dasar $U_n = a + (n-1)b$ tetap menjadi kunci, tetapi memerlukan manipulasi aljabar yang teliti.
Jika diketahui $U_k$ dan $U_m$ (di mana $k \ne m$), kita bisa menggunakan sistem persamaan linear dua variabel, atau cara yang lebih cepat:
b = (Um - Uk) / (m - k)
Barisan aritmatika memiliki suku ke-5 ($U_5$) sebesar 27 dan suku ke-12 ($U_{12}$) sebesar 62. Tentukan beda ($b$) dan suku pertamanya ($a$).
Langkah 1: Menghitung Beda ($b$)
Di sini $U_m = 62$ (m=12) dan $U_k = 27$ (k=5).
b = (62 - 27) / (12 - 5)
b = 35 / 7
b = 5
Beda barisan tersebut adalah 5.
Langkah 2: Menghitung Suku Pertama ($a$)
Gunakan salah satu suku yang diketahui, misalnya $U_5 = 27$.
U5 = a + (5 - 1)b
27 = a + (4)5
27 = a + 20
a = 27 - 20
a = 7
Suku pertamanya adalah 7.
Ketika nilai suku ($U_n$) sudah diketahui dan Anda harus mencari urutan ke berapa suku tersebut berada, Anda perlu memecahkan $n$ dari rumus $U_n$.
Barisan aritmatika: 120, 114, 108, ... Jika sebuah suku bernilai 60, di posisi ke berapakah suku tersebut berada?
Identifikasi Komponen: $a=120$, $b=114-120=-6$, $U_n=60$.
Substitusi dan Penyelesaian $n$:
Un = a + (n - 1)b
60 = 120 + (n - 1)(-6)
60 - 120 = (n - 1)(-6)
-60 = -6(n - 1)
Bagi kedua sisi dengan -6:
10 = n - 1
n = 10 + 1
n = 11
Suku yang bernilai 60 adalah suku ke-11.
Berbeda dengan barisan yang hanya mencari nilai satu suku, Deret Aritmatika adalah penjumlahan dari suku-suku barisan tersebut. Jumlah $n$ suku pertama dari sebuah deret dilambangkan dengan $S_n$.
Penemuan rumus jumlah deret ini sering dikaitkan dengan seorang matematikawan jenius, Carl Friedrich Gauss, yang konon menemukannya saat masih anak-anak. Idenya adalah menjumlahkan barisan dengan cara yang cerdik.
Misalkan kita ingin menjumlahkan 100 suku pertama (1 + 2 + 3 + ... + 100). Kita tulis deret tersebut dalam dua baris, satu normal dan satu terbalik:
$S_n = U_1 + U_2 + U_3 + \dots + U_{n-1} + U_n$
$S_n = U_n + U_{n-1} + U_{n-2} + \dots + U_2 + U_1$
Jika kita jumlahkan kedua persamaan ($2S_n$):
$2S_n = (U_1 + U_n) + (U_2 + U_{n-1}) + (U_3 + U_{n-2}) + \dots + (U_n + U_1)$
Perhatikan bahwa dalam barisan aritmatika, jumlah setiap pasangan suku yang simetris dari ujung ke ujung selalu sama:
Setiap pasangan memberikan jumlah yang sama, yaitu $(U_1 + U_n)$. Karena ada $n$ pasangan, maka:
$2S_n = n \times (U_1 + U_n)$
Sn = n/2 (a + Un)
Jika suku terakhir ($U_n$) belum diketahui, kita bisa menggantinya dengan rumus $U_n = a + (n-1)b$ ke dalam Bentuk 1:
$S_n = n/2 (a + [a + (n-1)b])$
Sn = n/2 [2a + (n - 1)b]
Hitunglah jumlah 15 suku pertama dari deret aritmatika: 4, 9, 14, 19, ...
Identifikasi Komponen: $a=4$, $b=5$, $n=15$.
Menggunakan Rumus $S_n$ Bentuk 2:
S15 = 15/2 [2(4) + (15 - 1)5]
S15 = 7.5 [8 + (14)5]
S15 = 7.5 [8 + 70]
S15 = 7.5 [78]
S15 = 585
Jumlah 15 suku pertama adalah 585.
Diketahui deret 5, 8, 11, ... Berapa banyak suku yang harus dijumlahkan agar totalnya mencapai 440?
Identifikasi Komponen: $a=5$, $b=3$, $S_n=440$. Kita mencari $n$.
Substitusi ke Rumus $S_n$ Bentuk 2:
440 = n/2 [2(5) + (n - 1)3]
440 = n/2 [10 + 3n - 3]
440 = n/2 [3n + 7]
Kalikan kedua sisi dengan 2:
880 = n(3n + 7)
880 = 3n2 + 7n
3n2 + 7n - 880 = 0
Ini adalah persamaan kuadrat. Kita gunakan faktorisasi atau rumus ABC. Dengan faktorisasi, kita mendapatkan (3n + 55)(n - 16) = 0.
Nilai $n$ yang mungkin adalah $n = -55/3$ atau $n = 16$. Karena $n$ adalah posisi suku dan harus positif, maka $n = 16$.
Dibutuhkan 16 suku agar jumlah deret mencapai 440.
Dalam menghitung barisan aritmatika, ada beberapa sifat penting yang dapat mempercepat penyelesaian masalah yang lebih kompleks. Sifat ini menghubungkan antar suku dan antara suku dengan jumlah deret.
Jika sebuah barisan aritmatika memiliki jumlah suku ($n$) yang ganjil, maka pasti ada satu suku yang terletak tepat di tengah, yang disebut suku tengah ($U_t$).
Nilai suku tengah adalah rata-rata dari suku pertama dan suku terakhir, atau rata-rata dari dua suku mana pun yang berjarak sama dari kedua ujung barisan:
Ut = (a + Un) / 2
Di mana posisi suku tengah $t = (n + 1) / 2$
Barisan aritmatika terdiri dari 9 suku. Suku pertama adalah 10 dan suku ke-9 adalah 90. Tentukan suku tengahnya.
Penyelesaian: $a=10$, $U_9=90$. Jumlah suku ganjil (9), jadi ada suku tengah.
Posisi suku tengah: $t = (9 + 1)/2 = 5$. Kita mencari $U_5$.
Ut = (10 + 90) / 2
Ut = 100 / 2 = 50
Suku tengah ($U_5$) bernilai 50.
Suku ke-n ($U_n$) dapat dicari melalui selisih antara jumlah $n$ suku pertama ($S_n$) dengan jumlah $(n-1)$ suku pertama ($S_{n-1}$).
Un = Sn - Sn-1
Logika di balik rumus ini sangat sederhana: Jika Anda menjumlahkan 10 suku, lalu Anda mengurangi hasil tersebut dengan jumlah 9 suku pertama, maka sisanya pastilah suku ke-10.
Rumus jumlah $n$ suku pertama dari sebuah deret aritmatika diberikan sebagai $S_n = 5n^2 - 3n$. Tentukan suku ke-7 ($U_7$).
Langkah 1: Hitung $S_7$
S7 = 5(7)2 - 3(7)
S7 = 5(49) - 21
S7 = 245 - 21 = 224
Langkah 2: Hitung $S_6$
S6 = 5(6)2 - 3(6)
S6 = 5(36) - 18
S6 = 180 - 18 = 162
Langkah 3: Hitung $U_7$
U7 = S7 - S6
U7 = 224 - 162 = 62
Suku ke-7 dari deret tersebut adalah 62.
Konsep sisipan (interpolasi) adalah proses menambahkan sejumlah bilangan baru di antara dua suku yang berurutan dalam barisan aritmatika lama, sedemikian rupa sehingga barisan baru yang terbentuk tetap menjadi barisan aritmatika.
Misalkan kita memiliki dua suku berurutan $U_k$ dan $U_{k+1}$ dengan beda lama $b$. Jika kita menyisipkan $k$ buah bilangan di antara keduanya, maka jumlah interval (jarak) akan bertambah.
Interval lama: 1 (jarak antara $U_k$ dan $U_{k+1}$).
Interval baru: $k$ (jumlah sisipan) + 1 (interval lama) = $k+1$ interval.
Total beda yang harus ditempuh adalah $b = U_{k+1} - U_k$. Beda baru ($b'$) harus membagi beda lama ($b$) secara merata ke dalam $k+1$ interval.
b' = b / (k + 1)
Di mana $b$ adalah beda lama, dan $k$ adalah jumlah bilangan yang disisipkan.
Jika barisan lama memiliki $N$ suku, dan di setiap interval disisipkan $k$ bilangan:
Diketahui barisan aritmatika 10, 50, 90. Di antara setiap dua suku yang berurutan disisipkan 4 bilangan. Tentukan beda barisan baru dan jumlah suku barisan baru.
Langkah 1: Identifikasi Beda Lama dan Jumlah Sisipan
Langkah 2: Hitung Beda Baru ($b'$)
b' = b / (k + 1)
b' = 40 / (4 + 1)
b' = 40 / 5 = 8
Beda barisan baru adalah 8.
Langkah 3: Hitung Jumlah Suku Baru ($N'$)
Jumlah interval lama adalah $N-1 = 3-1 = 2$.
N' = N + (N - 1)k
N' = 3 + (2)4
N' = 3 + 8 = 11
Barisan baru memiliki 11 suku.
Barisan baru dimulai dari 10 dan beda 8, yaitu: 10, 18, 26, 34, 42, 50, 58, 66, 74, 82, 90.
Pemahaman mendalam tentang aritmatika memungkinkan kita memodelkan berbagai fenomena di dunia nyata, terutama yang melibatkan pertumbuhan linier atau penurunan konstan. Berikut adalah beberapa skenario penerapannya yang sering ditemui.
Model tabungan yang menggunakan bunga tunggal (bunga sederhana) atau kenaikan setoran yang konstan setiap bulan adalah contoh sempurna dari deret aritmatika.
Seorang karyawan memutuskan untuk menabung. Pada bulan pertama ia menabung Rp 500.000, bulan kedua Rp 600.000, bulan ketiga Rp 700.000, dan seterusnya. Peningkatan setoran ini konstan sebesar Rp 100.000 setiap bulan.
Pertanyaan: Berapa total uang yang dimiliki karyawan tersebut setelah 2 tahun (24 bulan)?
Penyelesaian:
Kita mencari $S_{24}$ (Jumlah total 24 bulan).
Sn = n/2 [2a + (n - 1)b]
S24 = 24/2 [2(500.000) + (24 - 1)100.000]
S24 = 12 [1.000.000 + (23)100.000]
S24 = 12 [1.000.000 + 2.300.000]
S24 = 12 [3.300.000]
S24 = 39.600.000
Total tabungan karyawan setelah 2 tahun adalah Rp 39.600.000.
Dalam industri, barisan aritmatika sering digunakan untuk memproyeksikan produksi atau penurunan nilai aset (depresiasi) menggunakan metode garis lurus.
Sebuah mesin baru dibeli dengan harga Rp 80.000.000. Berdasarkan taksiran, nilai jual mesin tersebut mengalami penurunan (depresiasi) sebesar Rp 4.500.000 setiap periode. Mesin tersebut akan dijual kembali pada akhir periode ke-15.
Pertanyaan: Berapa nilai jual mesin tersebut pada akhir periode ke-15?
Penyelesaian:
Nilai jual awal (awal periode 1) = $a = 80.000.000$.
Karena nilai *menurun*, beda ($b$) bernilai negatif: $b = -4.500.000$.
Kita mencari $U_{15}$ (Nilai pada periode ke-15).
Un = a + (n - 1)b
U15 = 80.000.000 + (15 - 1)(-4.500.000)
U15 = 80.000.000 + (14)(-4.500.000)
U15 = 80.000.000 - 63.000.000
U15 = 17.000.000
Nilai jual mesin tersebut pada akhir periode ke-15 adalah Rp 17.000.000.
Tidak semua barisan yang memiliki pola teratur adalah aritmatika tingkat satu (linier). Ada barisan yang bedanya tidak konstan pada selisih pertama, tetapi konstan pada selisih kedua. Ini disebut Barisan Aritmatika Bertingkat Dua (Kuadratik).
Bentuk umum persamaan suku ke-n untuk barisan tingkat dua adalah:
Un = An2 + Bn + C
Untuk menemukan rumus $U_n$ pada barisan tingkat dua, kita menggunakan metode beda bertingkat:
Setelah mendapatkan beda tingkat 2 yang konstan, kita menggunakan sistem persamaan berikut untuk mencari koefisien A, B, dan C:
(1) 2A = Beda Tingkat 2
(2) 3A + B = Beda Tingkat 1 pertama
(3) A + B + C = Suku Pertama (U1)
Tentukan rumus suku ke-n dari barisan: 3, 7, 13, 21, 31, ...
Langkah 1: Tentukan Beda Bertingkat
Barisan: 3 (U1), 7 (U2), 13 (U3), 21 (U4), 31 (U5)
Langkah 2: Tentukan Koefisien A, B, C
$3(1) + B = 4 \implies B = 1$
$1 + 1 + C = 3 \implies 2 + C = 3 \implies C = 1$
Langkah 3: Susun Rumus $U_n$
Un = An2 + Bn + C
Un = 1n2 + 1n + 1
Un = n2 + n + 1
Jika dicoba untuk $n=4$: $U_4 = 4^2 + 4 + 1 = 16 + 4 + 1 = 21$. (Sesuai)
Seringkali, pemula sulit membedakan antara barisan aritmatika dan barisan geometri. Meskipun keduanya adalah barisan berpola, mekanisme perubahannya sangat berbeda.
Barisan Aritmatika: Pertumbuhan atau penurunan terjadi melalui penjumlahan/pengurangan konstan (beda, $b$). Ini menghasilkan pertumbuhan yang linier.
Barisan Geometri: Pertumbuhan atau penurunan terjadi melalui perkalian/pembagian konstan (rasio, $r$). Ini menghasilkan pertumbuhan eksponensial (cepat).
| Fitur | Aritmatika | Geometri |
|---|---|---|
| Pola Konstan | Beda ($b$) | Rasio ($r$) |
| Rumus Suku Ke-n | $U_n = a + (n-1)b$ | $U_n = a \cdot r^{n-1}$ |
| Contoh | 2, 5, 8, 11, ... (tambah 3) | 2, 6, 18, 54, ... (kali 3) |
Penting untuk selalu melakukan pengecekan awal, apakah selisihnya yang konstan (Aritmatika) ataukah rasionya yang konstan (Geometri), sebelum menentukan rumus mana yang akan digunakan.
Dalam kasus-kasus ujian atau masalah yang lebih rumit, Anda mungkin dihadapkan pada skenario di mana informasi yang diberikan bersifat implisit atau harus diturunkan dari beberapa persamaan sekaligus. Berikut adalah strategi dan analisis mendalam untuk memecahkan kasus tersebut.
Jika tiga suku, $x, y, z$, membentuk barisan aritmatika, maka suku tengahnya ($y$) pasti merupakan rata-rata dari dua suku di sampingnya ($x$ dan $z$).
2y = x + z
atau
y = (x + z) / 2
Tiga bilangan $x+2$, $2x+1$, dan $3x-2$ membentuk barisan aritmatika. Tentukan nilai $x$ dan beda barisan tersebut.
Langkah 1: Gunakan Sifat Suku Tengah
Suku tengah $y = 2x+1$. Suku tepi $x = x+2$ dan $z = 3x-2$.
2y = x + z
2(2x + 1) = (x + 2) + (3x - 2)
4x + 2 = 4x + 0
2 = 0 (INI SALAH! Mari kita ulangi perhitungan aljabar dengan lebih hati-hati, ini sering terjadi dalam masalah aritmatika).
Koreksi Langkah 1:
4x + 2 = 4x + 0
Pindahkan 4x dari kanan ke kiri: $4x - 4x + 2 = 0$.
$2 = 0$. Karena ini tidak mungkin, ini menunjukkan bahwa soal awal yang saya susun menghasilkan barisan yang tidak mungkin. Mari kita asumsikan barisan yang lebih realistis: $x+2, 2x+3, 3x+4$.
Contoh Koreksi Soal 10 (Revisi):
Tiga bilangan $x+2$, $2x+3$, dan $3x+4$ membentuk barisan aritmatika. Tentukan nilai $x$.
2(2x + 3) = (x + 2) + (3x + 4)
4x + 6 = 4x + 6
Ini masih belum menghasilkan nilai $x$ yang unik. Kita harus memastikan beda antar suku menghasilkan persamaan yang dapat diselesaikan.
Contoh Soal 10 (Final):
Tiga bilangan $2x-1$, $x+3$, dan $x$ membentuk barisan aritmatika. Tentukan nilai $x$ dan beda barisan tersebut.
Langkah 1: Gunakan Persamaan Beda
Beda antara suku kedua dan pertama harus sama dengan beda antara suku ketiga dan kedua.
U2 - U1 = U3 - U2
(x + 3) - (2x - 1) = x - (x + 3)
Sisi Kiri:
x + 3 - 2x + 1 = -x + 4
Sisi Kanan:
x - x - 3 = -3
Gabungkan:
-x + 4 = -3
-x = -7
x = 7
Langkah 2: Tentukan Barisan dan Beda
Jika $x=7$, maka suku-sukunya adalah:
Barisan: 13, 10, 7, ...
Beda ($b$) = $10 - 13 = -3$. (Barisan menurun)
Pada soal yang sangat kompleks, Anda mungkin perlu menggabungkan informasi dari rumus $U_n$ dan $S_n$ secara bersamaan untuk menemukan $a$ dan $b$. Ini mengarah pada penyelesaian sistem persamaan kuadrat dan linier yang membutuhkan ketelitian aljabar tinggi.
Diketahui bahwa suku ke-3 barisan aritmatika adalah 15, dan jumlah 10 suku pertamanya ($S_{10}$) adalah 315. Tentukan suku ke-20 ($U_{20}$).
Langkah 1: Bentuk Persamaan dari $U_3$
U3 = a + 2b
a + 2b = 15 (Persamaan I)
Langkah 2: Bentuk Persamaan dari $S_{10}$
S10 = 10/2 [2a + (10 - 1)b]
315 = 5 [2a + 9b]
Bagi kedua sisi dengan 5:
63 = 2a + 9b (Persamaan II)
Langkah 3: Eliminasi dan Substitusi (Mencari $a$ dan $b$)
Kita gunakan eliminasi untuk menghilangkan $a$. Kalikan Persamaan I dengan 2:
Kurangi (II) dengan (I):
(2a + 9b) - (2a + 4b) = 63 - 30
5b = 33
b = 33/5 = 6.6
Substitusi $b=6.6$ ke Persamaan I:
a + 2(6.6) = 15
a + 13.2 = 15
a = 15 - 13.2 = 1.8
Jadi, $a = 1.8$ dan $b = 6.6$.
Langkah 4: Hitung $U_{20}$
U20 = a + (20 - 1)b
U20 = 1.8 + (19)6.6
U20 = 1.8 + 125.4
U20 = 127.2
Suku ke-20 dari barisan tersebut adalah 127.2.
Memahami konsep barisan aritmatika membutuhkan penguasaan yang kuat terhadap tiga rumus dasar yang saling terkait. Berikut adalah rangkuman visual dari alat utama yang Anda butuhkan untuk menghitung barisan dan deret aritmatika.
1. Suku ke-n:
Un = a + (n - 1)b
2. Jumlah Deret (Dengan Un diketahui):
Sn = n/2 (a + Un)
3. Jumlah Deret (Tanpa Un):
Sn = n/2 [2a + (n - 1)b]
4. Hubungan $U_n$ dan $S_n$:
Un = Sn - Sn-1
Dengan menguasai cara menurunkan, memanipulasi, dan mengaplikasikan rumus-rumus ini, Anda tidak hanya mampu menjawab soal-soal matematika standar, tetapi juga dapat memecahkan masalah praktis yang memerlukan pemodelan pertumbuhan linier. Ketelitian dalam mengidentifikasi suku pertama ($a$) dan beda ($b$) adalah langkah krusial yang menentukan keberhasilan seluruh perhitungan Anda.
Barisan aritmatika adalah pintu gerbang menuju pemahaman pola yang lebih kompleks dalam matematika, dan fondasi yang kuat di area ini akan sangat membantu dalam studi Anda selanjutnya mengenai kalkulus, statistik, dan disiplin ilmu terapan lainnya.
Gambar 2: Representasi Deret Aritmatika sebagai akumulasi suku-suku yang bertambah secara linier.
Agar pemahaman mengenai topik ini benar-benar tuntas, kita akan melakukan pendalaman lebih lanjut pada kasus-kasus yang jarang muncul, termasuk kasus di mana barisan aritmatika disandingkan dengan fungsi eksponensial dalam pemecahan masalah yang memerlukan analisis perbandingan laju pertumbuhan. Meskipun pada dasarnya Barisan Aritmatika adalah linier, pemahamannya sering kali menjadi kunci untuk memecahkan problem di mana perbedaan antar suku mengikuti pola aritmatika tertentu, meskipun suku-suku itu sendiri mungkin berasal dari fungsi lain.
Sebagai contoh, pertimbangkan kembali hubungan antara $U_n$ dan $S_n$. Ketika rumus $S_n$ berbentuk kuadrat $An^2 + Bn$, kita telah membuktikan bahwa $U_n$ harus berbentuk linier ($Pn+Q$). Ini karena perbedaan antara $S_n$ dan $S_{n-1}$ akan menghilangkan suku $n^2$, menyisakan persamaan derajat satu. Secara aljabar:
$U_n = (An^2 + Bn) - (A(n-1)^2 + B(n-1))$
$U_n = (An^2 + Bn) - (A(n^2 - 2n + 1) + Bn - B)$
$U_n = An^2 + Bn - An^2 + 2An - A - Bn + B$
Setelah disederhanakan, suku-suku kuadrat $An^2$ dan $Bn$ saling meniadakan:
$U_n = (2A)n + (B - A)$
Ini membuktikan secara tegas bahwa jika jumlah $n$ suku pertama dari suatu barisan dapat diwakili oleh fungsi kuadrat terhadap $n$, maka barisan itu sendiri adalah barisan aritmatika tingkat satu. Koefisien $2A$ dalam rumus $U_n$ yang baru ini sebenarnya adalah beda ($b$) barisan tersebut, dan $(B-A)$ adalah $a-b$, yang memungkinkan kita menentukan suku pertama ($a$).
Kejelasan seperti ini menunjukkan kekuatan aljabar dalam membongkar struktur barisan. Dengan strategi yang sama, kita bisa menganalisis barisan yang lebih rumit lagi, seperti barisan yang bedanya sendiri membentuk barisan geometri, meskipun itu sudah di luar cakupan Barisan Aritmatika murni, namun menunjukkan transisi penting dalam pola bilangan.
Penguasaan teknik-teknik ini, dari penentuan $a$ dan $b$, penggunaan rumus $U_n$ dan $S_n$ yang efisien, hingga analisis hubungan timbal balik antara deret dan suku, menjamin bahwa Anda siap menghadapi tantangan perhitungan barisan aritmatika, tidak peduli seberapa besar $n$ atau seberapa tersembunyi komponen $a$ dan $b$ dalam soal tersebut.