Cara Menghitung Barisan Aritmatika: Panduan Komprehensif dan Aplikasi

Barisan aritmatika adalah salah satu konsep fundamental yang diajarkan dalam matematika, membentuk dasar pemahaman tentang pola bilangan yang teratur. Kemampuan untuk menghitung suku tertentu dan jumlah total suku dalam barisan ini tidak hanya penting untuk ujian akademis, tetapi juga memiliki aplikasi yang luas dalam dunia nyata, mulai dari perencanaan keuangan, pertumbuhan populasi, hingga analisis data ilmiah.

Artikel ini akan membawa Anda dalam perjalanan mendalam, mengupas tuntas setiap aspek barisan aritmatika. Kita akan mulai dari definisi paling dasar, menurunkan (membuktikan) setiap rumus kunci langkah demi langkah, hingga membahas kasus-kasus khusus yang sering membingungkan, termasuk barisan aritmatika bertingkat dan konsep sisipan. Persiapkan diri Anda untuk memahami logika di balik perhitungan ini secara menyeluruh.

I. Fondasi Barisan Aritmatika: Pengertian dan Komponen Utama

Untuk memulai, kita harus mendefinisikan apa sebenarnya barisan aritmatika itu. Secara sederhana, barisan aritmatika (sering juga disebut barisan hitung) adalah susunan bilangan di mana selisih antara suku yang berurutan selalu konstan. Selisih konstan inilah yang menjadi ciri khas utama dan kunci untuk seluruh perhitungan barisan ini.

Definisi Resmi

Barisan bilangan $U_1, U_2, U_3, \dots, U_n$ disebut barisan aritmatika jika selisih $U_{n} - U_{n-1}$ menghasilkan nilai yang sama untuk setiap $n > 1$. Nilai konstan ini disebut beda.

Komponen Kunci Barisan Aritmatika

Ada tiga elemen utama yang harus Anda pahami sebelum mulai menghitung:

  1. Suku Pertama ($a$ atau $U_1$): Ini adalah bilangan awal atau suku pertama dari barisan tersebut. Semua perhitungan selanjutnya akan bergantung pada nilai ini.
  2. Beda ($b$): Ini adalah selisih atau jarak antara dua suku yang berurutan. Beda dapat dicari menggunakan rumus: $b = U_n - U_{n-1}$. Beda bisa bernilai positif (barisan naik), negatif (barisan turun), atau nol (barisan konstan).
  3. Suku Ke-n ($U_n$): Ini merujuk pada nilai suku pada posisi tertentu dalam barisan (misalnya, suku ke-10, suku ke-50, dst.).

Sebagai ilustrasi visual, perhatikan barisan berikut: 5, 8, 11, 14, 17, ...

Ilustrasi Konsep Beda dalam Barisan Aritmatika U1 (a) U2 U3 U4 U5 +b +b +b +b

Gambar 1: Representasi visual barisan aritmatika, menunjukkan penambahan beda (b) yang konstan antar suku.

II. Menghitung Suku Ke-n ($U_n$): Tujuan Utama Barisan Aritmatika

Tujuan pertama dalam barisan aritmatika adalah menemukan nilai suku pada posisi yang sangat jauh, misalnya suku ke-100 atau suku ke-500, tanpa harus menghitungnya satu per satu. Untuk ini, kita memerlukan rumus suku ke-n.

A. Penurunan Rumus $U_n$ (Logika Iteratif)

Mari kita lihat bagaimana suku-suku terbentuk dari suku pertama ($a$) dan beda ($b$):

Jika kita perhatikan polanya, jumlah beda ($b$) yang ditambahkan selalu 1 kurang dari posisi suku ($n$). Jika kita ingin mencari $U_n$, kita harus menambahkan beda sebanyak $(n-1)$ kali ke suku pertama ($a$).

Rumus Suku Ke-n Barisan Aritmatika

Un = a + (n - 1)b

Di mana:

B. Contoh Penerapan Rumus $U_n$

Contoh Soal 1: Mencari Suku Jauh

Diberikan barisan aritmatika: 3, 7, 11, 15, ... Tentukan nilai suku ke-40 ($U_{40}$).

Langkah 1: Identifikasi Komponen

Langkah 2: Substitusi ke Rumus

Un = a + (n - 1)b U40 = 3 + (40 - 1)4 U40 = 3 + (39)4 U40 = 3 + 156 U40 = 159

Jadi, suku ke-40 dari barisan tersebut adalah 159.

C. Variasi Soal: Mencari Beda ($b$) atau Posisi ($n$)

Terkadang, soal tidak meminta Anda mencari $U_n$, tetapi justru meminta Anda mencari $a$, $b$, atau $n$. Rumus dasar $U_n = a + (n-1)b$ tetap menjadi kunci, tetapi memerlukan manipulasi aljabar yang teliti.

Kasus 1: Mencari Beda Jika Diketahui Dua Suku Acak

Jika diketahui $U_k$ dan $U_m$ (di mana $k \ne m$), kita bisa menggunakan sistem persamaan linear dua variabel, atau cara yang lebih cepat:

Rumus Beda dari Dua Suku

b = (Um - Uk) / (m - k)

Contoh Soal 2: Menentukan Beda dan Suku Pertama

Barisan aritmatika memiliki suku ke-5 ($U_5$) sebesar 27 dan suku ke-12 ($U_{12}$) sebesar 62. Tentukan beda ($b$) dan suku pertamanya ($a$).

Langkah 1: Menghitung Beda ($b$)

Di sini $U_m = 62$ (m=12) dan $U_k = 27$ (k=5).

b = (62 - 27) / (12 - 5) b = 35 / 7 b = 5

Beda barisan tersebut adalah 5.

Langkah 2: Menghitung Suku Pertama ($a$)

Gunakan salah satu suku yang diketahui, misalnya $U_5 = 27$.

U5 = a + (5 - 1)b 27 = a + (4)5 27 = a + 20 a = 27 - 20 a = 7

Suku pertamanya adalah 7.

Kasus 2: Mencari Posisi Suku ($n$)

Ketika nilai suku ($U_n$) sudah diketahui dan Anda harus mencari urutan ke berapa suku tersebut berada, Anda perlu memecahkan $n$ dari rumus $U_n$.

Contoh Soal 3: Menentukan Posisi

Barisan aritmatika: 120, 114, 108, ... Jika sebuah suku bernilai 60, di posisi ke berapakah suku tersebut berada?

Identifikasi Komponen: $a=120$, $b=114-120=-6$, $U_n=60$.

Substitusi dan Penyelesaian $n$:

Un = a + (n - 1)b 60 = 120 + (n - 1)(-6) 60 - 120 = (n - 1)(-6) -60 = -6(n - 1)

Bagi kedua sisi dengan -6:

10 = n - 1 n = 10 + 1 n = 11

Suku yang bernilai 60 adalah suku ke-11.

III. Menghitung Jumlah Deret Aritmatika ($S_n$)

Berbeda dengan barisan yang hanya mencari nilai satu suku, Deret Aritmatika adalah penjumlahan dari suku-suku barisan tersebut. Jumlah $n$ suku pertama dari sebuah deret dilambangkan dengan $S_n$.

A. Logika Penurunan Rumus $S_n$

Penemuan rumus jumlah deret ini sering dikaitkan dengan seorang matematikawan jenius, Carl Friedrich Gauss, yang konon menemukannya saat masih anak-anak. Idenya adalah menjumlahkan barisan dengan cara yang cerdik.

Misalkan kita ingin menjumlahkan 100 suku pertama (1 + 2 + 3 + ... + 100). Kita tulis deret tersebut dalam dua baris, satu normal dan satu terbalik:

$S_n = U_1 + U_2 + U_3 + \dots + U_{n-1} + U_n$

$S_n = U_n + U_{n-1} + U_{n-2} + \dots + U_2 + U_1$

Jika kita jumlahkan kedua persamaan ($2S_n$):

$2S_n = (U_1 + U_n) + (U_2 + U_{n-1}) + (U_3 + U_{n-2}) + \dots + (U_n + U_1)$

Perhatikan bahwa dalam barisan aritmatika, jumlah setiap pasangan suku yang simetris dari ujung ke ujung selalu sama:

Setiap pasangan memberikan jumlah yang sama, yaitu $(U_1 + U_n)$. Karena ada $n$ pasangan, maka:

$2S_n = n \times (U_1 + U_n)$

Rumus Jumlah Deret Aritmatika (Bentuk 1)

Sn = n/2 (a + Un)

B. Rumus Jumlah $S_n$ (Bentuk 2: Tanpa $U_n$)

Jika suku terakhir ($U_n$) belum diketahui, kita bisa menggantinya dengan rumus $U_n = a + (n-1)b$ ke dalam Bentuk 1:

$S_n = n/2 (a + [a + (n-1)b])$

Rumus Jumlah Deret Aritmatika (Bentuk 2)

Sn = n/2 [2a + (n - 1)b]

C. Penerapan Menghitung Jumlah Deret

Contoh Soal 4: Menghitung Total Jumlah

Hitunglah jumlah 15 suku pertama dari deret aritmatika: 4, 9, 14, 19, ...

Identifikasi Komponen: $a=4$, $b=5$, $n=15$.

Menggunakan Rumus $S_n$ Bentuk 2:

S15 = 15/2 [2(4) + (15 - 1)5] S15 = 7.5 [8 + (14)5] S15 = 7.5 [8 + 70] S15 = 7.5 [78] S15 = 585

Jumlah 15 suku pertama adalah 585.

Contoh Soal 5: Mencari $n$ dari $S_n$

Diketahui deret 5, 8, 11, ... Berapa banyak suku yang harus dijumlahkan agar totalnya mencapai 440?

Identifikasi Komponen: $a=5$, $b=3$, $S_n=440$. Kita mencari $n$.

Substitusi ke Rumus $S_n$ Bentuk 2:

440 = n/2 [2(5) + (n - 1)3] 440 = n/2 [10 + 3n - 3] 440 = n/2 [3n + 7]

Kalikan kedua sisi dengan 2:

880 = n(3n + 7) 880 = 3n2 + 7n 3n2 + 7n - 880 = 0

Ini adalah persamaan kuadrat. Kita gunakan faktorisasi atau rumus ABC. Dengan faktorisasi, kita mendapatkan (3n + 55)(n - 16) = 0.

Nilai $n$ yang mungkin adalah $n = -55/3$ atau $n = 16$. Karena $n$ adalah posisi suku dan harus positif, maka $n = 16$.

Dibutuhkan 16 suku agar jumlah deret mencapai 440.

IV. Hubungan Antar Suku dan Sifat Khusus

Dalam menghitung barisan aritmatika, ada beberapa sifat penting yang dapat mempercepat penyelesaian masalah yang lebih kompleks. Sifat ini menghubungkan antar suku dan antara suku dengan jumlah deret.

A. Suku Tengah ($U_t$)

Jika sebuah barisan aritmatika memiliki jumlah suku ($n$) yang ganjil, maka pasti ada satu suku yang terletak tepat di tengah, yang disebut suku tengah ($U_t$).

Nilai suku tengah adalah rata-rata dari suku pertama dan suku terakhir, atau rata-rata dari dua suku mana pun yang berjarak sama dari kedua ujung barisan:

Rumus Suku Tengah

Ut = (a + Un) / 2

Di mana posisi suku tengah $t = (n + 1) / 2$

Contoh Soal 6: Menghitung Suku Tengah

Barisan aritmatika terdiri dari 9 suku. Suku pertama adalah 10 dan suku ke-9 adalah 90. Tentukan suku tengahnya.

Penyelesaian: $a=10$, $U_9=90$. Jumlah suku ganjil (9), jadi ada suku tengah.

Posisi suku tengah: $t = (9 + 1)/2 = 5$. Kita mencari $U_5$.

Ut = (10 + 90) / 2 Ut = 100 / 2 = 50

Suku tengah ($U_5$) bernilai 50.

B. Hubungan Antara $U_n$ dan $S_n$

Suku ke-n ($U_n$) dapat dicari melalui selisih antara jumlah $n$ suku pertama ($S_n$) dengan jumlah $(n-1)$ suku pertama ($S_{n-1}$).

Rumus $U_n$ dari $S_n$

Un = Sn - Sn-1

Logika di balik rumus ini sangat sederhana: Jika Anda menjumlahkan 10 suku, lalu Anda mengurangi hasil tersebut dengan jumlah 9 suku pertama, maka sisanya pastilah suku ke-10.

Contoh Soal 7: Menggunakan Hubungan $S_n$

Rumus jumlah $n$ suku pertama dari sebuah deret aritmatika diberikan sebagai $S_n = 5n^2 - 3n$. Tentukan suku ke-7 ($U_7$).

Langkah 1: Hitung $S_7$

S7 = 5(7)2 - 3(7) S7 = 5(49) - 21 S7 = 245 - 21 = 224

Langkah 2: Hitung $S_6$

S6 = 5(6)2 - 3(6) S6 = 5(36) - 18 S6 = 180 - 18 = 162

Langkah 3: Hitung $U_7$

U7 = S7 - S6 U7 = 224 - 162 = 62

Suku ke-7 dari deret tersebut adalah 62.

V. Penyisipan Suku (Interpolasi) dalam Barisan Aritmatika

Konsep sisipan (interpolasi) adalah proses menambahkan sejumlah bilangan baru di antara dua suku yang berurutan dalam barisan aritmatika lama, sedemikian rupa sehingga barisan baru yang terbentuk tetap menjadi barisan aritmatika.

A. Menghitung Beda Baru ($b'$)

Misalkan kita memiliki dua suku berurutan $U_k$ dan $U_{k+1}$ dengan beda lama $b$. Jika kita menyisipkan $k$ buah bilangan di antara keduanya, maka jumlah interval (jarak) akan bertambah.

Interval lama: 1 (jarak antara $U_k$ dan $U_{k+1}$).

Interval baru: $k$ (jumlah sisipan) + 1 (interval lama) = $k+1$ interval.

Total beda yang harus ditempuh adalah $b = U_{k+1} - U_k$. Beda baru ($b'$) harus membagi beda lama ($b$) secara merata ke dalam $k+1$ interval.

Rumus Beda Baru setelah Sisipan

b' = b / (k + 1)

Di mana $b$ adalah beda lama, dan $k$ adalah jumlah bilangan yang disisipkan.

B. Dampak Sisipan pada Suku dan Jumlah Suku

Jika barisan lama memiliki $N$ suku, dan di setiap interval disisipkan $k$ bilangan:

Contoh Soal 8: Penyisipan

Diketahui barisan aritmatika 10, 50, 90. Di antara setiap dua suku yang berurutan disisipkan 4 bilangan. Tentukan beda barisan baru dan jumlah suku barisan baru.

Langkah 1: Identifikasi Beda Lama dan Jumlah Sisipan

Langkah 2: Hitung Beda Baru ($b'$)

b' = b / (k + 1) b' = 40 / (4 + 1) b' = 40 / 5 = 8

Beda barisan baru adalah 8.

Langkah 3: Hitung Jumlah Suku Baru ($N'$)

Jumlah interval lama adalah $N-1 = 3-1 = 2$.

N' = N + (N - 1)k N' = 3 + (2)4 N' = 3 + 8 = 11

Barisan baru memiliki 11 suku.

Barisan baru dimulai dari 10 dan beda 8, yaitu: 10, 18, 26, 34, 42, 50, 58, 66, 74, 82, 90.

VI. Aplikasi Praktis Barisan dan Deret Aritmatika

Pemahaman mendalam tentang aritmatika memungkinkan kita memodelkan berbagai fenomena di dunia nyata, terutama yang melibatkan pertumbuhan linier atau penurunan konstan. Berikut adalah beberapa skenario penerapannya yang sering ditemui.

A. Perencanaan Keuangan dan Tabungan

Model tabungan yang menggunakan bunga tunggal (bunga sederhana) atau kenaikan setoran yang konstan setiap bulan adalah contoh sempurna dari deret aritmatika.

Aplikasi 1: Tabungan Bertahap

Seorang karyawan memutuskan untuk menabung. Pada bulan pertama ia menabung Rp 500.000, bulan kedua Rp 600.000, bulan ketiga Rp 700.000, dan seterusnya. Peningkatan setoran ini konstan sebesar Rp 100.000 setiap bulan.

Pertanyaan: Berapa total uang yang dimiliki karyawan tersebut setelah 2 tahun (24 bulan)?

Penyelesaian:

Kita mencari $S_{24}$ (Jumlah total 24 bulan).

Sn = n/2 [2a + (n - 1)b] S24 = 24/2 [2(500.000) + (24 - 1)100.000] S24 = 12 [1.000.000 + (23)100.000] S24 = 12 [1.000.000 + 2.300.000] S24 = 12 [3.300.000] S24 = 39.600.000

Total tabungan karyawan setelah 2 tahun adalah Rp 39.600.000.

B. Pola Produksi dan Penurunan Nilai

Dalam industri, barisan aritmatika sering digunakan untuk memproyeksikan produksi atau penurunan nilai aset (depresiasi) menggunakan metode garis lurus.

Aplikasi 2: Penurunan Nilai Jual

Sebuah mesin baru dibeli dengan harga Rp 80.000.000. Berdasarkan taksiran, nilai jual mesin tersebut mengalami penurunan (depresiasi) sebesar Rp 4.500.000 setiap periode. Mesin tersebut akan dijual kembali pada akhir periode ke-15.

Pertanyaan: Berapa nilai jual mesin tersebut pada akhir periode ke-15?

Penyelesaian:

Nilai jual awal (awal periode 1) = $a = 80.000.000$.

Karena nilai *menurun*, beda ($b$) bernilai negatif: $b = -4.500.000$.

Kita mencari $U_{15}$ (Nilai pada periode ke-15).

Un = a + (n - 1)b U15 = 80.000.000 + (15 - 1)(-4.500.000) U15 = 80.000.000 + (14)(-4.500.000) U15 = 80.000.000 - 63.000.000 U15 = 17.000.000

Nilai jual mesin tersebut pada akhir periode ke-15 adalah Rp 17.000.000.

VII. Barisan Aritmatika Bertingkat (Tingkat Dua)

Tidak semua barisan yang memiliki pola teratur adalah aritmatika tingkat satu (linier). Ada barisan yang bedanya tidak konstan pada selisih pertama, tetapi konstan pada selisih kedua. Ini disebut Barisan Aritmatika Bertingkat Dua (Kuadratik).

Bentuk umum persamaan suku ke-n untuk barisan tingkat dua adalah:

Un = An2 + Bn + C

A. Menentukan Koefisien (A, B, C)

Untuk menemukan rumus $U_n$ pada barisan tingkat dua, kita menggunakan metode beda bertingkat:

  1. Beda Tingkat 1 ($b_1$): Selisih antar suku yang berurutan. (Tidak konstan)
  2. Beda Tingkat 2 ($b_2$): Selisih antar nilai beda tingkat 1. (Konstan)

Setelah mendapatkan beda tingkat 2 yang konstan, kita menggunakan sistem persamaan berikut untuk mencari koefisien A, B, dan C:

(1) 2A = Beda Tingkat 2 (2) 3A + B = Beda Tingkat 1 pertama (3) A + B + C = Suku Pertama (U1)

Contoh Soal 9: Barisan Tingkat Dua

Tentukan rumus suku ke-n dari barisan: 3, 7, 13, 21, 31, ...

Langkah 1: Tentukan Beda Bertingkat

Barisan: 3 (U1), 7 (U2), 13 (U3), 21 (U4), 31 (U5)

Langkah 2: Tentukan Koefisien A, B, C

Langkah 3: Susun Rumus $U_n$

Un = An2 + Bn + C Un = 1n2 + 1n + 1 Un = n2 + n + 1

Jika dicoba untuk $n=4$: $U_4 = 4^2 + 4 + 1 = 16 + 4 + 1 = 21$. (Sesuai)

VIII. Perbandingan Kontras: Aritmatika vs. Geometri

Seringkali, pemula sulit membedakan antara barisan aritmatika dan barisan geometri. Meskipun keduanya adalah barisan berpola, mekanisme perubahannya sangat berbeda.

A. Mekanisme Perubahan

Barisan Aritmatika: Pertumbuhan atau penurunan terjadi melalui penjumlahan/pengurangan konstan (beda, $b$). Ini menghasilkan pertumbuhan yang linier.

Barisan Geometri: Pertumbuhan atau penurunan terjadi melalui perkalian/pembagian konstan (rasio, $r$). Ini menghasilkan pertumbuhan eksponensial (cepat).

Fitur Aritmatika Geometri
Pola Konstan Beda ($b$) Rasio ($r$)
Rumus Suku Ke-n $U_n = a + (n-1)b$ $U_n = a \cdot r^{n-1}$
Contoh 2, 5, 8, 11, ... (tambah 3) 2, 6, 18, 54, ... (kali 3)

Penting untuk selalu melakukan pengecekan awal, apakah selisihnya yang konstan (Aritmatika) ataukah rasionya yang konstan (Geometri), sebelum menentukan rumus mana yang akan digunakan.

IX. Strategi Menyelesaikan Soal Aritmatika Lanjut

Dalam kasus-kasus ujian atau masalah yang lebih rumit, Anda mungkin dihadapkan pada skenario di mana informasi yang diberikan bersifat implisit atau harus diturunkan dari beberapa persamaan sekaligus. Berikut adalah strategi dan analisis mendalam untuk memecahkan kasus tersebut.

A. Kasus Tiga Suku Berurutan

Jika tiga suku, $x, y, z$, membentuk barisan aritmatika, maka suku tengahnya ($y$) pasti merupakan rata-rata dari dua suku di sampingnya ($x$ dan $z$).

2y = x + z

atau

y = (x + z) / 2

Contoh Soal 10: Tiga Suku Tidak Diketahui

Tiga bilangan $x+2$, $2x+1$, dan $3x-2$ membentuk barisan aritmatika. Tentukan nilai $x$ dan beda barisan tersebut.

Langkah 1: Gunakan Sifat Suku Tengah

Suku tengah $y = 2x+1$. Suku tepi $x = x+2$ dan $z = 3x-2$.

2y = x + z 2(2x + 1) = (x + 2) + (3x - 2) 4x + 2 = 4x + 0 2 = 0 (INI SALAH! Mari kita ulangi perhitungan aljabar dengan lebih hati-hati, ini sering terjadi dalam masalah aritmatika).

Koreksi Langkah 1:

4x + 2 = 4x + 0

Pindahkan 4x dari kanan ke kiri: $4x - 4x + 2 = 0$.

$2 = 0$. Karena ini tidak mungkin, ini menunjukkan bahwa soal awal yang saya susun menghasilkan barisan yang tidak mungkin. Mari kita asumsikan barisan yang lebih realistis: $x+2, 2x+3, 3x+4$.

Contoh Koreksi Soal 10 (Revisi):

Tiga bilangan $x+2$, $2x+3$, dan $3x+4$ membentuk barisan aritmatika. Tentukan nilai $x$.

2(2x + 3) = (x + 2) + (3x + 4)

4x + 6 = 4x + 6

Ini masih belum menghasilkan nilai $x$ yang unik. Kita harus memastikan beda antar suku menghasilkan persamaan yang dapat diselesaikan.

Contoh Soal 10 (Final):

Tiga bilangan $2x-1$, $x+3$, dan $x$ membentuk barisan aritmatika. Tentukan nilai $x$ dan beda barisan tersebut.

Langkah 1: Gunakan Persamaan Beda

Beda antara suku kedua dan pertama harus sama dengan beda antara suku ketiga dan kedua.

U2 - U1 = U3 - U2 (x + 3) - (2x - 1) = x - (x + 3)

Sisi Kiri:

x + 3 - 2x + 1 = -x + 4

Sisi Kanan:

x - x - 3 = -3

Gabungkan:

-x + 4 = -3 -x = -7 x = 7

Langkah 2: Tentukan Barisan dan Beda

Jika $x=7$, maka suku-sukunya adalah:

Barisan: 13, 10, 7, ...

Beda ($b$) = $10 - 13 = -3$. (Barisan menurun)

B. Penggunaan Formula $U_n$ dan $S_n$ dalam Sistem Persamaan

Pada soal yang sangat kompleks, Anda mungkin perlu menggabungkan informasi dari rumus $U_n$ dan $S_n$ secara bersamaan untuk menemukan $a$ dan $b$. Ini mengarah pada penyelesaian sistem persamaan kuadrat dan linier yang membutuhkan ketelitian aljabar tinggi.

Contoh Soal 11: Kombinasi $U_n$ dan $S_n$

Diketahui bahwa suku ke-3 barisan aritmatika adalah 15, dan jumlah 10 suku pertamanya ($S_{10}$) adalah 315. Tentukan suku ke-20 ($U_{20}$).

Langkah 1: Bentuk Persamaan dari $U_3$

U3 = a + 2b

a + 2b = 15 (Persamaan I)

Langkah 2: Bentuk Persamaan dari $S_{10}$

S10 = 10/2 [2a + (10 - 1)b]

315 = 5 [2a + 9b]

Bagi kedua sisi dengan 5:

63 = 2a + 9b (Persamaan II)

Langkah 3: Eliminasi dan Substitusi (Mencari $a$ dan $b$)

Kita gunakan eliminasi untuk menghilangkan $a$. Kalikan Persamaan I dengan 2:

Kurangi (II) dengan (I):

(2a + 9b) - (2a + 4b) = 63 - 30 5b = 33 b = 33/5 = 6.6

Substitusi $b=6.6$ ke Persamaan I:

a + 2(6.6) = 15 a + 13.2 = 15 a = 15 - 13.2 = 1.8

Jadi, $a = 1.8$ dan $b = 6.6$.

Langkah 4: Hitung $U_{20}$

U20 = a + (20 - 1)b U20 = 1.8 + (19)6.6 U20 = 1.8 + 125.4 U20 = 127.2

Suku ke-20 dari barisan tersebut adalah 127.2.

X. Rangkuman Formula Kunci

Memahami konsep barisan aritmatika membutuhkan penguasaan yang kuat terhadap tiga rumus dasar yang saling terkait. Berikut adalah rangkuman visual dari alat utama yang Anda butuhkan untuk menghitung barisan dan deret aritmatika.

Ringkasan Utama Perhitungan Aritmatika

1. Suku ke-n:

Un = a + (n - 1)b

2. Jumlah Deret (Dengan Un diketahui):

Sn = n/2 (a + Un)

3. Jumlah Deret (Tanpa Un):

Sn = n/2 [2a + (n - 1)b]

4. Hubungan $U_n$ dan $S_n$:

Un = Sn - Sn-1

Dengan menguasai cara menurunkan, memanipulasi, dan mengaplikasikan rumus-rumus ini, Anda tidak hanya mampu menjawab soal-soal matematika standar, tetapi juga dapat memecahkan masalah praktis yang memerlukan pemodelan pertumbuhan linier. Ketelitian dalam mengidentifikasi suku pertama ($a$) dan beda ($b$) adalah langkah krusial yang menentukan keberhasilan seluruh perhitungan Anda.

Barisan aritmatika adalah pintu gerbang menuju pemahaman pola yang lebih kompleks dalam matematika, dan fondasi yang kuat di area ini akan sangat membantu dalam studi Anda selanjutnya mengenai kalkulus, statistik, dan disiplin ilmu terapan lainnya.

Visualisasi Deret Aritmatika b a Un

Gambar 2: Representasi Deret Aritmatika sebagai akumulasi suku-suku yang bertambah secara linier.

Agar pemahaman mengenai topik ini benar-benar tuntas, kita akan melakukan pendalaman lebih lanjut pada kasus-kasus yang jarang muncul, termasuk kasus di mana barisan aritmatika disandingkan dengan fungsi eksponensial dalam pemecahan masalah yang memerlukan analisis perbandingan laju pertumbuhan. Meskipun pada dasarnya Barisan Aritmatika adalah linier, pemahamannya sering kali menjadi kunci untuk memecahkan problem di mana perbedaan antar suku mengikuti pola aritmatika tertentu, meskipun suku-suku itu sendiri mungkin berasal dari fungsi lain.

Sebagai contoh, pertimbangkan kembali hubungan antara $U_n$ dan $S_n$. Ketika rumus $S_n$ berbentuk kuadrat $An^2 + Bn$, kita telah membuktikan bahwa $U_n$ harus berbentuk linier ($Pn+Q$). Ini karena perbedaan antara $S_n$ dan $S_{n-1}$ akan menghilangkan suku $n^2$, menyisakan persamaan derajat satu. Secara aljabar:

$U_n = (An^2 + Bn) - (A(n-1)^2 + B(n-1))$

$U_n = (An^2 + Bn) - (A(n^2 - 2n + 1) + Bn - B)$

$U_n = An^2 + Bn - An^2 + 2An - A - Bn + B$

Setelah disederhanakan, suku-suku kuadrat $An^2$ dan $Bn$ saling meniadakan:

$U_n = (2A)n + (B - A)$

Ini membuktikan secara tegas bahwa jika jumlah $n$ suku pertama dari suatu barisan dapat diwakili oleh fungsi kuadrat terhadap $n$, maka barisan itu sendiri adalah barisan aritmatika tingkat satu. Koefisien $2A$ dalam rumus $U_n$ yang baru ini sebenarnya adalah beda ($b$) barisan tersebut, dan $(B-A)$ adalah $a-b$, yang memungkinkan kita menentukan suku pertama ($a$).

Kejelasan seperti ini menunjukkan kekuatan aljabar dalam membongkar struktur barisan. Dengan strategi yang sama, kita bisa menganalisis barisan yang lebih rumit lagi, seperti barisan yang bedanya sendiri membentuk barisan geometri, meskipun itu sudah di luar cakupan Barisan Aritmatika murni, namun menunjukkan transisi penting dalam pola bilangan.

Penguasaan teknik-teknik ini, dari penentuan $a$ dan $b$, penggunaan rumus $U_n$ dan $S_n$ yang efisien, hingga analisis hubungan timbal balik antara deret dan suku, menjamin bahwa Anda siap menghadapi tantangan perhitungan barisan aritmatika, tidak peduli seberapa besar $n$ atau seberapa tersembunyi komponen $a$ dan $b$ dalam soal tersebut.

🏠 Homepage