Nama Daud adalah salah satu yang paling dikenal dalam narasi Alkitab. Kisahnya, yang tercatat dalam kitab Samuel, Tawarikh, dan Mazmur, melintasi perjalanan hidup yang luar biasa: dari seorang gembala muda yang sederhana hingga menjadi raja Israel yang paling dihormati dan diakui, serta nenek moyang dari Yesus Kristus. Kehidupan Daud adalah sebuah potret kompleks tentang iman, keberanian, kegagalan, pertobatan, dan anugerah ilahi yang membuktikan bahwa Tuhan dapat mengangkat orang biasa untuk tujuan-Nya yang luar biasa.
Daud berasal dari suku Yehuda, lahir di Betlehem. Ia adalah anak bungsu dari delapan bersaudara, putra Isai. Sejak usia muda, tugasnya adalah menggembalakan domba-domba ayahnya. Peran ini mungkin tampak rendah, tetapi melalui tugas inilah Daud belajar banyak tentang kesabaran, ketekunan, perlindungan terhadap yang lemah, dan kepercayaan kepada Tuhan. Dia juga sering memainkan kecapi, yang kelak menjadi ciri khasnya dalam menyusun banyak mazmur.
Panggilan Daud sebagai calon raja Israel adalah momen dramatis. Ketika Allah menolak Saul sebagai raja karena ketidaktaatannya, Allah mengutus Nabi Samuel untuk mencari pengganti dari keluarga Isai. Di tengah keheranan para saudaranya yang lebih tua dan gagah, Samuel diperintahkan untuk mengurapi Daud yang masih muda. Peristiwa ini menandai awal dari takdir Daud sebagai pemimpin masa depan Israel, meskipun jalan menuju takhta masih panjang dan penuh tantangan.
Peristiwa yang paling ikonik dalam masa muda Daud adalah pertarungannya melawan raksasa Filistin, Goliat. Goliat, seorang pejuang yang mengintimidasi, telah menantang seluruh pasukan Israel selama 40 hari. Sementara para prajurit Israel gemetar ketakutan, Daud, yang datang membawa perbekalan untuk saudara-saudaranya, merasa terpanggil untuk membela kehormatan Allah dan bangsa Israel. Dengan hanya berbekal sebuah umban dan lima batu licin, Daud maju melawan Goliat. Keberaniannya bukan berasal dari kekuatan fisiknya, tetapi dari imannya yang teguh bahwa Tuhan akan membantunya. Kemenangan Daud atas Goliat tidak hanya menyelamatkan Israel dari kekalahan, tetapi juga melambungkan namanya dan membuktikan kekuatan Allah yang bekerja melalui hamba-Nya yang rendah hati.
Setelah kemenangannya atas Goliat, Daud menjadi pahlawan nasional. Dia bergabung dengan pasukan Raja Saul dan menunjukkan keberanian serta kebijaksanaan dalam pertempuran. Namun, popularitas Daud yang semakin meningkat membuat Saul menjadi cemburu dan takut. Saul mulai memandang Daud sebagai ancaman bagi takhtanya. Perasaan iri dan ketakutan Saul mendorongnya untuk berulang kali mencoba membunuh Daud. Situasi ini memaksa Daud untuk hidup sebagai buronan, melarikan diri dari kejaran Saul di padang gurun dan gua-gua.
Selama masa pelariannya, Daud menunjukkan karakter yang luar biasa. Meskipun memiliki kesempatan untuk membalas dendam terhadap Saul, Daud menolak untuk mengangkat tangan melawan "orang yang diurapi TUHAN." Sebaliknya, dia mengandalkan Tuhan untuk memeliharanya dan pada akhirnya memberikan keadilan. Periode ini juga membentuk Daud menjadi pemimpin yang kuat, mengumpulkan pengikut yang setia dan belajar bagaimana memimpin dalam kesulitan.
Setelah kematian Raja Saul, Daud akhirnya dinobatkan sebagai raja atas Yehuda, dan kemudian atas seluruh Israel. Masa pemerintahannya menandai puncak kejayaan bagi bangsa Israel. Daud berhasil menyatukan suku-suku Israel, menaklukkan Yerusalem dari bangsa Yebus, dan menjadikannya ibu kota Kerajaan Israel. Di bawah kepemimpinannya, Israel menjadi kekuatan regional yang dihormati.
Salah satu kontribusi terpenting Daud adalah niatnya untuk membangun Bait Suci bagi Tuhan. Meskipun Tuhan tidak mengizinkannya untuk membangunnya karena ia adalah seorang prajurit yang telah menumpahkan banyak darah, Tuhan berjanji bahwa garis keturunannya akan memerintah Israel selamanya. Daud juga mempersiapkan segala sesuatu untuk pembangunan Bait Suci yang kelak akan dibangun oleh putranya, Salomo.
Namun, kehidupan Daud tidak luput dari dosa besar. Perzinahannya dengan Batsyeba dan persekongkolannya untuk membunuh Uria, suami Batsyeba, merupakan noda hitam dalam riwayatnya. Kesalahan ini membawa konsekuensi berat bagi Daud dan keluarganya, serta penderitaan yang mendalam. Namun, ketika diperhadapkan oleh Nabi Natan, Daud menunjukkan penyesalan yang tulus dan mendalam. Pertobatan Daud yang rendah hati dan pengakuannya atas dosanya menjadi salah satu kisah pertobatan yang paling kuat dalam Alkitab, menunjukkan bahwa bahkan orang yang paling dikasihi Tuhan pun dapat jatuh, tetapi juga dapat menemukan pengampunan melalui pertobatan yang tulus.
Daud dikenang tidak hanya sebagai raja yang hebat, tetapi juga sebagai pemazmur yang ulung. Banyak dari Mazmur yang kita baca hingga hari ini diyakini ditulis oleh Daud, mencerminkan kedalaman emosinya, imannya yang kuat, perjuangannya, kegembiraannya, serta permohonan ampunnya kepada Tuhan. Mazmur-mazmur ini terus menginspirasi dan menghibur jutaan orang di seluruh dunia.
Sebagai tokoh sentral dalam silsilah Mesias, Daud memainkan peran krusial dalam rencana keselamatan Allah. Kisahnya adalah pengingat bahwa Tuhan seringkali memilih yang tidak terduga, menggunakan orang-orang yang penuh kekurangan namun memiliki hati yang mau mencari Tuhan. Perjalanan Daud dari gembala menjadi raja, dari orang berdosa menjadi leluhur Mesias, adalah bukti abadi dari anugerah, keadilan, dan kasih setia Allah.