Pengukuran arus listrik adalah komponen krusial dalam instalasi listrik, baik untuk pemeliharaan, pengujian, maupun pemantauan kinerja sistem. Alat yang digunakan untuk mengukur arus searah (DC) atau arus bolak-balik (AC) ini adalah amperemeter. Memasang amperemeter dengan benar, baik secara permanen maupun sementara menggunakan tang amperemeter (clamp meter), memerlukan pemahaman dasar mengenai rangkaian listrik.
Kesalahan dalam pemasangan dapat menyebabkan pembacaan yang tidak akurat, bahkan risiko kerusakan pada alat ukur itu sendiri. Artikel ini akan memberikan panduan visual dan tekstual mengenai gambar pemasangan amperemeter, menekankan pentingnya pemasangan secara seri.
Gambar 1: Ilustrasi Amperemeter (A) terpasang secara seri dalam rangkaian.
Amperemeter dirancang untuk mengukur laju aliran muatan listrik (arus). Oleh karena itu, agar seluruh arus yang mengalir melalui beban harus melewati alat ukur tersebut, pemasangan amperemeter harus selalu dilakukan **secara seri** dengan komponen yang ingin diukur arusnya.
Prinsip seri berarti bahwa amperemeter dihubungkan sedemikian rupa sehingga ia menjadi bagian dari jalur utama aliran elektron. Bayangkan sebuah pipa air; jika Anda ingin mengukur seberapa banyak air yang mengalir, Anda harus memotong pipa tersebut dan memasang pengukur aliran di antara dua segmen pipa.
Sebelum melakukan pemasangan, sangat penting untuk mematikan sumber daya listrik (listrik harus nol). Jika Anda bekerja dengan tegangan tinggi, pastikan semua kapasitor telah dibuang muatannya.
Buka sambungan rangkaian pada titik di mana Anda ingin mengukur arus. Misalnya, jika Anda mengukur arus pada sebuah lampu, Anda harus memutuskan salah satu kabel (positif atau negatif/netral) yang menuju ke lampu tersebut.
Amperemeter memiliki dua terminal: positif (+) dan negatif (-) (untuk DC) atau terminal input/output (untuk AC). Perhatikan polaritas jika Anda menggunakan DC. Dalam rangkaian seri, arus harus masuk melalui terminal yang sesuai dengan arah aliran yang diharapkan.
Hubungkan satu terminal sumber daya (misalnya, terminal positif baterai) ke terminal positif (atau input) amperemeter. Kemudian, hubungkan terminal negatif (atau output) amperemeter ke salah satu ujung beban (misalnya, resistor atau lampu).
Sambungan akhir harus menutup rangkaian, yaitu dari ujung beban yang lain kembali ke terminal negatif sumber daya. Skema ini memastikan bahwa arus (I) akan mengalir melalui: Sumber $\rightarrow$ Amperemeter $\rightarrow$ Beban $\rightarrow$ Sumber.
Amperemeter idealnya memiliki resistansi internal (impedansi) yang sangat kecil, mendekati nol. Ini dilakukan agar penambahan amperemeter ke dalam rangkaian tidak signifikan mengubah total resistansi rangkaian, sehingga pembacaan arus yang dihasilkan mendekati nilai arus asli rangkaian.
Untuk pengukuran arus AC tanpa memutus rangkaian (pengukuran non-invasif), digunakan tang amperemeter. Gambar pemasangannya berbeda karena tidak melibatkan pengkabelan seri:
Jepitkan rahang tang amperemeter mengelilingi **salah satu konduktor** (fasa atau netral) saja. Pastikan rahang tertutup rapat. Jangan menjepit kedua kabel (fasa dan netral) secara bersamaan, karena arus yang masuk akan sama dengan arus yang keluar, menghasilkan pembacaan nol atau tidak akurat.
Dengan mengikuti panduan gambar skematis pemasangan seri ini, akurasi pengukuran arus listrik pada sistem kelistrikan Anda dapat terjamin.