Memahami Kapan Amandel Membutuhkan Tindakan Operasi

Ilustrasi Tenggorokan dan Amandel Gambar sederhana menunjukkan peradangan pada area tenggorokan dan amandel yang membengkak.

Amandel (tonsil) adalah sepasang jaringan limfoid yang terletak di kedua sisi tenggorokan. Fungsinya adalah sebagai garda terdepan sistem kekebalan tubuh untuk menangkal kuman dan infeksi yang masuk melalui mulut dan hidung. Namun, ketika amandel ini terus-menerus terinfeksi atau meradang, kondisi ini disebut tonsilitis.

Kebanyakan kasus tonsilitis dapat diatasi dengan pengobatan konservatif seperti antibiotik (jika disebabkan bakteri) dan perawatan di rumah. Akan tetapi, terdapat beberapa gejala amandel yang harus dioperasi, yang menandakan bahwa manfaat pengobatan non-bedah sudah tidak lagi signifikan dibandingkan risiko komplikasi jangka panjang.

Tonsilitis Kronis dan Infeksi Berulang

Indikasi paling umum untuk operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi) adalah frekuensi infeksi yang tinggi. Dokter biasanya akan mempertimbangkan operasi jika pasien memenuhi kriteria tertentu, meskipun ini bisa bervariasi antar profesional medis.

Kriteria Frekuensi yang Umum:

Infeksi berulang ini tidak hanya mengganggu aktivitas harian seperti makan dan berbicara, tetapi juga sering kali menyebabkan resistensi terhadap antibiotik, sehingga pengobatan menjadi kurang efektif.

Gangguan Pernapasan Saat Tidur (Sleep Apnea)

Ini adalah indikasi kuat kedua yang seringkali memerlukan tindakan bedah, terutama pada anak-anak. Amandel yang sangat besar dan meradang dapat menyumbat sebagian atau seluruh saluran napas di bagian belakang tenggorokan saat seseorang tidur.

Gejala yang perlu diperhatikan terkait hal ini meliputi:

Kondisi ini disebut Obstructive Sleep Apnea (OSA), dan jika amandel menjadi penyebab utamanya, pengangkatan amandel sering kali menjadi solusi definitif untuk mengembalikan kualitas pernapasan.

Komplikasi Lokal dan Kronis

Peradangan kronis dapat memicu komplikasi lain di sekitar area tenggorokan. Mengenali gejala amandel yang harus dioperasi juga berarti mengidentifikasi komplikasi ini:

1. Pembentukan Abses Peritonsilar (Quinsy)

Abses adalah kumpulan nanah yang terbentuk di belakang salah satu amandel. Ini menyebabkan nyeri hebat, kesulitan membuka mulut (trismus), demam tinggi, dan suara serak seperti "suara menelan batu panas". Abses ini hampir selalu membutuhkan drainase (pengeluaran nanah) dan sering diikuti dengan tonsilektomi untuk mencegah kekambuhan.

2. Batu Amandel Kronis (Tonsilolit)

Meskipun batu amandel (tonsilolit) seringkali hanya menyebabkan bau mulut (halitosis) dan sensasi mengganjal yang tidak berbahaya, pada beberapa kasus, batu ini bisa terus tumbuh, menyebabkan iritasi kronis, nyeri saat menelan, dan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri.

3. Sulit Menelan (Disfagia) dan Nutrisi

Jika pembengkakan amandel sangat parah hingga menyebabkan kesulitan menelan makanan padat secara konsisten, hal ini dapat mengarah pada dehidrasi atau malnutrisi, terutama pada anak-anak yang menolak makan karena takut rasa sakit saat menelan.

Pertimbangan Sebelum Operasi

Keputusan untuk menjalani tonsilektomi bukanlah keputusan yang diambil ringan. Dokter spesialis THT akan selalu mempertimbangkan riwayat kesehatan pasien secara menyeluruh. Selain indikasi di atas, dokter juga akan menilai kondisi kesehatan umum pasien dan risiko pembiusan.

Penting untuk diingat bahwa operasi amandel biasanya dihindari jika pasien sedang mengalami episode infeksi akut. Idealnya, operasi dilakukan setelah kondisi meradang benar-benar reda. Jika Anda atau keluarga Anda mengalami gejala berulang yang mengganggu kualitas hidup, berkonsultasi dengan dokter THT adalah langkah pertama yang paling krusial untuk menentukan apakah pengangkatan amandel adalah solusi terbaik.

🏠 Homepage