Visualisasi logam daur ulang.
Harga rongsokan aluminium adalah topik yang selalu menarik perhatian bagi para pengepul, industri daur ulang, hingga konsumen yang ingin menjual sisa material mereka. Fluktuasi harga material bekas, terutama logam seperti aluminium, sangat bergantung pada beberapa variabel kunci. Variabel ini mencakup kondisi pasar global, permintaan industri, dan yang paling penting, jenis spesifik dari aluminium tersebut.
Aluminium bukan hanya satu jenis material. Ia hadir dalam berbagai bentuk dan tingkatan kemurnian. Misalnya, aluminium kaleng (atau canned scrap) biasanya memiliki harga yang berbeda dibandingkan dengan profil kusen jendela bekas (extrusion) atau aluminium blok hasil mesin (ingot scrap). Semakin murni aluminium yang Anda miliki, cenderung semakin tinggi pula harga yang ditawarkan oleh pengepul atau pabrik peleburan.
Untuk memahami mengapa ada perbedaan harga yang signifikan, kita perlu membagi kategori aluminium rongsokan yang umum diperdagangkan. Setiap kategori ini memiliki proses pemurnian yang berbeda, yang secara langsung memengaruhi biaya operasional peleburan dan akhirnya, nilai jualnya.
Berikut adalah beberapa klasifikasi umum yang memengaruhi harga:
Walaupun angka pasti selalu berubah, tabel berikut memberikan gambaran umum mengenai perbedaan nilai jual berdasarkan jenisnya (per satuan berat, misalnya per kilogram).
| Jenis Aluminium Rongsokan | Kondisi Umum | Estimasi Nilai Relatif |
|---|---|---|
| Aluminium Kawat Bersih (ABW) | Tanpa cat, tanpa pelapis | Tinggi |
| Aluminium Profil (Ekstrusi) | Bersih dari plastik/besi, minim cat | Sedang hingga Tinggi |
| Aluminium Cor (Casting) | Tergantung kandungan campuran (alloy) | Sedang |
| Aluminium Kaleng/Foil | Perlu pembersihan ekstra | Rendah |
Pasar aluminium global memainkan peran dominan dalam menentukan harga di tingkat lokal. Ketika permintaan manufaktur global meningkat, harga aluminium primer (baru) cenderung naik. Kenaikan ini secara otomatis menarik harga aluminium rongsokan ke atas karena pengepul ingin memaksimalkan keuntungan dari bahan baku daur ulang yang lebih murah namun tetap berkualitas.
Di sisi lain, faktor geopolitik atau perubahan kebijakan ekspor dan impor di negara produsen besar dapat menciptakan ketidakpastian. Pembatasan ekspor bahan baku sekunder dapat menyebabkan kelebihan pasokan domestik, yang berpotensi menekan harga jual bagi pengepul kecil. Oleh karena itu, para pelaku bisnis di sektor ini harus selalu memantau berita ekonomi makro.
Jika Anda memiliki tumpukan aluminium bekas yang siap dijual, ada beberapa langkah sederhana yang dapat Anda lakukan untuk memastikan Anda mendapatkan nilai terbaik. Kunci utamanya adalah pemisahan dan kebersihan.
Dengan memahami kategori, mengamati tren pasar, dan melakukan pemilahan yang baik, Anda dapat mengoptimalkan potensi finansial dari setiap kilogram aluminium bekas yang Anda miliki.