Menguasai Seni Berkomunikasi: Jawaban dari 'How Are You?'
Sebuah Analisis Mendalam tentang Nuansa, Konteks, dan Strategi Merespons Pertanyaan Paling Universal dalam Interaksi Manusia
Pertanyaan sederhana, ‘How are you?’ (Apa kabar?), adalah salah satu pilar komunikasi global. Meskipun tampaknya sepele, cara seseorang merespons pertanyaan ini sering kali menentukan nada keseluruhan interaksi, mencerminkan konteks budaya, tingkat kedekatan, dan bahkan keadaan emosional seseorang saat itu. Dalam banyak situasi, pertanyaan ini bukanlah permintaan medis mendalam tentang kesehatan fisik atau mental; ia berfungsi sebagai jembatan sosial, sebuah ritual pembuka yang wajib dilalui sebelum memasuki inti percakapan.
Artikel ini akan mengupas tuntas segala aspek yang melingkupi jawaban dari ‘How are you?’ Kami akan melampaui jawaban klise dan standar, menyelami strategi linguistik, analisis psikologis di balik respons, hingga variasi kontekstual yang mendikte apakah Anda harus menjawab dengan kejujuran brutal, formalitas kaku, atau humor yang cerdas. Memahami pertanyaan ini adalah kunci untuk menguasai komunikasi interpersonal yang efektif.
I. Anatomi Linguistik: Memahami Fungsi Pertanyaan
Sebelum merumuskan jawaban, kita harus mengakui dualitas fungsi ‘How are you?’. Dalam konteks Anglo-Saxon dan global, pertanyaan ini sering terbagi menjadi dua kategori utama: fungsi fatis (ritual) dan fungsi informatif (aktual).
1. Fungsi Fatis (Ritualistik): Jembatan Sosial
Di sebagian besar interaksi kasual, profesional, atau bahkan transaksional (misalnya, saat membeli kopi), ‘How are you?’ adalah setara dengan ‘Halo’ atau ‘Selamat Pagi’. Ini adalah mekanisme pelumasan sosial yang menandakan kesediaan untuk berinteraksi. Harapan balasannya adalah respons yang singkat, positif, dan segera diikuti dengan pembalikan pertanyaan.
Tujuan Utama: Mengakui kehadiran orang lain dan menciptakan suasana yang ramah.
Intensitas Informasi: Nol hingga minimal. Penanya tidak mengharapkan detail mendalam tentang masalah utang atau jadwal pemeriksaan kesehatan Anda.
Contoh Respons yang Diharapkan: Respons satu atau dua kata yang positif dan segera mengalihkan fokus kembali ke penanya.
2. Fungsi Informatif (Aktual): Koneksi Otentik
Fungsi ini muncul ketika pertanyaan diajukan oleh orang yang benar-benar peduli — pasangan, keluarga dekat, atau teman akrab yang sudah lama tidak bertemu. Dalam konteks ini, respons yang jujur, meskipun mungkin negatif, dapat diterima dan bahkan diharapkan sebagai tanda kepercayaan dan keintiman.
Tujuan Utama: Membangun atau mempertahankan koneksi emosional yang tulus.
Intensitas Informasi: Moderat hingga tinggi. Penanya siap mendengarkan detail dan mungkin menawarkan dukungan.
Konteks: Situasi personal yang intim, setelah peristiwa besar (baik atau buruk), atau setelah masa absen yang lama.
II. Spektrum Respon Standar: Dari Formal hingga Kasual
Jawaban yang paling sering digunakan adalah yang paling aman. Mereka menjaga interaksi tetap ringan, profesional, dan efisien. Menguasai kategori ini sangat penting, karena ini adalah respons 80% dari waktu interaksi Anda.
1. Respons Positif dan Standar (Formal & Profesional)
Ini adalah respons yang paling umum dan paling serbaguna, ideal untuk lingkungan kerja, interaksi dengan atasan, atau pertemuan pertama. Respons ini menyampaikan kesiapan dan kepuasan tanpa menuntut perhatian lebih lanjut dari penanya.
Varian Standar Bahasa Inggris:
"I'm doing well, thank you. And you?" (Paling formal dan lengkap.)
"Fine, thanks." (Singkat, profesional, sedikit kaku.)
"Great, how about you?" (Menunjukkan energi positif, cocok untuk lingkungan yang dinamis.)
"I'm good, thanks for asking." (Sangat umum dan ramah.)
Varian Terjemahan dan Adaptasi Bahasa Indonesia:
Meskipun terjemahannya adalah "Saya baik-baik saja," nuansa dalam bahasa Indonesia dapat disesuaikan:
"Baik, terima kasih. Bagaimana dengan Anda?" (Formal, sangat sopan.)
"Sehat wal afiat, Syukurlah." (Memberi nuansa Islami, sering digunakan dalam konteks kekeluargaan atau komunitas tertentu.)
"Lancar, Pak/Bu/Mas/Mbak." (Sering digunakan di lingkungan kerja, mengacu pada kelancaran pekerjaan, bukan hanya kondisi fisik.)
"Puji Tuhan, baik." (Sesuai bagi yang beriman Kristiani, menempatkan kondisi baik pada campur tangan ilahi.)
"Alhamdulillah, baik-baik saja." (Respons paling umum dan aman dalam budaya Indonesia.)
2. Respons Netral (Ketika Sedang Biasa Saja)
Terkadang, Anda tidak merasa "hebat," tetapi juga tidak ingin mengeluh. Respons netral memungkinkan Anda untuk tetap santun tanpa memaksakan kepalsuan yang berlebihan. Ini adalah pilihan bijak ketika Anda ingin menjaga jarak emosional tetapi tetap berkomunikasi.
Varian Netral:
"I’m okay." / "Not bad." (Respons yang paling netral. Menunjukkan tidak ada masalah besar.)
"Hanging in there." (Lebih kasual, menyiratkan adanya tantangan kecil tetapi Anda mampu mengatasinya.)
"Same old, same old." (Sangat kasual, menunjukkan tidak ada perkembangan signifikan.)
"Cukup baik. Seperti biasanya." (Dalam Bahasa Indonesia, ini adalah cara yang halus untuk mengatakan Anda stabil.)
"Ya, begitulah." (Respons santai, sering diikuti dengan senyum kecil yang mengakui rutinitas hidup.)
Pentingnya Balik Pertanyaan: Terlepas dari jawaban yang Anda berikan (positif, netral, atau bahkan negatif), selalu pastikan Anda membalas pertanyaan ('And you?', 'Bagaimana dengan Anda?', 'Gimana kabarnya juga?'). Ini adalah tanda kesopanan, menunjukkan bahwa Anda juga menghargai interaksi tersebut.
III. Analisis Kontekstual Mendalam: Strategi Merespons di Berbagai Situasi
Konteks adalah raja. Jawaban yang sempurna untuk teman dekat bisa menjadi bencana dalam rapat dewan direksi. Berikut adalah panduan berdasarkan lingkungan interaksi.
1. Lingkungan Profesional (Kantor, Rapat, Klien)
Dalam konteks profesional, waktu adalah uang, dan kejelasan emosional penting. Respons harus singkat, positif, dan fokus pada kelancaran pekerjaan. Hindari ekspresi yang terlalu emosional atau negatif.
Strategi Kunci: Jaga agar respons tetap ceria, fokus pada keberhasilan atau kesiapan.
Jawaban yang Direkomendasikan:
"Excellent, ready for the day! How about you?" (Penuh energi, fokus ke depan.)
"Productive, thank you. I was just about to..." (Mengalihkan pembicaraan ke tujuan utama.)
"Sangat baik dan bersemangat." (Memberikan kesan profesionalisme dan motivasi tinggi.)
"Sedang mengejar tenggat waktu, tapi semuanya lancar. Anda sendiri?" (Menggabungkan kesibukan dengan hasil positif.)
Hal yang Harus Dihindari: Detil tentang sakit kepala, masalah keluarga, atau kelelahan berlebihan.
2. Lingkungan Kasual (Teman Dekat, Keluarga)
Di sini, kejujuran memiliki nilai. Pertanyaan 'How are you?' dari orang terdekat adalah undangan untuk berbagi, bukan hanya formalitas. Anda memiliki kebebasan untuk jujur tentang kondisi mental atau fisik Anda.
Strategi Kunci: Sesuaikan tingkat kejujuran dengan tingkat kedekatan. Jujurlah jika memang ingin berbagi, tetapi sadari bahwa kejujuran memerlukan waktu dan perhatian dari penanya.
Jawaban yang Direkomendasikan:
"Luar biasa! Ada cerita lucu yang harus kuceritakan nanti." (Menciptakan antisipasi positif.)
"Sejujurnya? Agak lelah, tapi akan baik-baik saja setelah kopi. Kamu gimana?" (Kejujuran ringan yang membatasi detail.)
"Sedikit stres karena proyek X, tapi semangat lagi setelah ngobrol sama kamu." (Mengakui kesulitan sekaligus menghargai interaksi.)
"I’m alive, and that’s a win!" (Respons humor yang santai.)
3. Interaksi Digital (Email, Pesan Teks)
Di dunia digital, respons harus sangat efisien. Dalam email, 'How are you?' seringkali hanya menjadi pembuka paragraf pertama yang tidak memerlukan respons detail. Respons yang terlalu panjang dapat dianggap membuang waktu.
Strategi Kunci: Singkat, padat, dan pindah ke topik utama segera.
Jawaban yang Direkomendasikan (Email):
"Hope you are having a productive week." (Jawaban tidak langsung yang optimis.)
"I am well, thank you." (Standar, diikuti segera oleh tujuan email.)
"Kabar baik dari sini." (Respons yang sangat ringkas dan profesional dalam pesan teks atau chat kerja.)
IV. Reaksi yang Melenceng: Respon Kreatif dan Humor
Terkadang, ritual 'How are you?' terasa monoton. Menggunakan respons yang tidak terduga dapat memberikan kejutan positif, memecahkan kebekuan, dan menunjukkan kepribadian Anda. Namun, ini hanya boleh dilakukan dengan orang yang Anda kenal baik atau dalam konteks sosial yang sangat santai.
1. Respon Filosofis atau Eksistensial
Respons ini mengubah pertanyaan basa-basi menjadi kesempatan untuk refleksi ringan.
"I am currently existing at an acceptable level." (Saya saat ini eksis di tingkat yang dapat diterima.)
"Still trying to figure that out, but so far, so good." (Masih mencoba mencari tahu, tapi sejauh ini, baik-baik saja.)
"Sebuah misteri yang hanya akan terungkap seiring waktu." (Cocok untuk teman yang suka berdebat.)
"Relatif. Relatif terhadap apa yang saya rasakan kemarin, ini luar biasa."
2. Respon Berbasis Status/Kinerja
Fokus pada aktivitas, bukan emosi, seringkali lebih mudah diakses.
"My coffee is strong, so I am strong." (Kopiku kuat, jadi aku kuat.)
"Getting things done, which is good enough for me." (Pekerjaan selesai, dan itu cukup bagiku.)
"Sedang dalam mode pemulihan setelah hari Senin, tapi sudah di jalur yang benar." (Mengacu pada hari atau rutinitas umum.)
3. Respon Hiperbola dan Humor
Gunakan ini untuk membangun koneksi yang menyenangkan. Pastikan Anda membaca suasana hati penanya dengan benar; humor bisa jatuh datar jika penanya sedang serius.
"Legendary. But don't tell anyone." (Legendaris. Tapi jangan bilang siapa-siapa.)
"Saya merasa seperti sebuah iklan sabun — segar dan bersinar!"
"Tergantung pada apakah Anda punya makanan ringan."
"Di skala 1 sampai 10, saya berada di level 7,3. Tapi itu bisa berubah dalam lima menit ke depan." (Memberikan detail yang konyol.)
V. Dimensi Emosional: Berani Jujur (dan Mengapa Ini Sulit)
Seringkali, jawaban yang paling sulit adalah jawaban yang jujur. Ketika seseorang bertanya, 'How are you?' saat Anda sedang merasa terpuruk, ada tekanan sosial yang kuat untuk menjawab 'Baik'. Namun, ada momen dan cara yang tepat untuk berbagi kesulitan Anda.
1. Mengapa Kita Cenderung Berbohong?
Fenomena ini disebut ‘polite lie’ (kebohongan sopan). Ada beberapa alasan psikologis mengapa kita secara otomatis menjawab 'Baik' meskipun tidak demikian:
Harapan Timbal Balik Sosial: Kita tahu bahwa penanya mengharapkan respons fatis. Respons negatif memaksa mereka untuk beralih dari mode basa-basi ke mode dukungan, yang mungkin tidak mereka siapkan.
Efisiensi: Berbagi masalah memerlukan waktu dan energi. Dalam situasi profesional atau interaksi singkat, menjaga efisiensi lebih penting daripada kejujuran emosional.
Penghindaran Empati: Beberapa orang takut membebani orang lain dengan masalah mereka. Mereka memilih untuk menahan diri agar tidak menyebabkan ketidaknyamanan.
2. Strategi Kejujuran yang Terkontrol (Untuk Orang yang Peduli)
Jika Anda merasa perlu berbagi, lakukanlah dengan cara yang memberikan batas dan mengontrol tingkat kedalaman interaksi.
Varian Negatif Ringan:
Ini adalah cara untuk memberi tahu bahwa Anda tidak dalam kondisi terbaik tanpa membuat penanya panik. Ideal untuk rekan kerja yang lebih dekat atau kenalan yang tulus bertanya.
"Jujur saja, sedang ada sedikit turbulensi di rumah, tapi saya mengatasinya."
"Sudah melihat hari yang lebih baik, tetapi sedang berjuang. Bagaimana denganmu?"
"I’m having a rough morning, but I appreciate you asking."
"Sedikit di bawah cuaca, tapi sebentar lagi pasti pulih." (Menunjukkan masalah fisik yang ringan.)
Varian Negatif yang Membutuhkan Dukungan:
Hanya gunakan ini dengan orang yang paling Anda percayai. Ini membuka pintu untuk percakapan yang serius.
"Sejujurnya, tidak terlalu baik. Bisakah kita bicara nanti?" (Memberi sinyal bahwa ada masalah serius dan menunda pembahasan.)
"Saya sedang berjuang melawan X, tapi saya bersyukur Anda bertanya." (Memberi nama pada masalah, memungkinkan dukungan spesifik.)
Aturan Emas Kejujuran: Jangan pernah memberikan respons negatif jika Anda tidak bersedia membahas detailnya. Jika Anda hanya ingin mengeluh dan tidak ingin dibantu, lebih baik gunakan respons netral.
VI. Budaya dan Varian Global: Nuansa Jawaban di Seluruh Dunia
Meskipun ‘How are you?’ adalah ungkapan Inggris, pertanyaan serupa hadir di banyak bahasa, tetapi ekspektasi jawabannya berbeda drastis. Memahami varian ini membantu kita menghargai betapa ritualnya pertanyaan ini.
1. Varian Bahasa Inggris Lainnya (Implikasi Jawaban)
"How’s it going?" / "What’s up?" (Amerika Utara): Ini hampir sepenuhnya fatis dan kasual. Respons yang diharapkan sangat singkat, seperti "Not much," "It’s going," atau bahkan hanya "Hey!" di Amerika. Memberikan detail penuh dianggap aneh.
"Are you alright?" (Inggris): Pertanyaan ini bisa berfungsi sebagai sapaan, tetapi juga bisa menyiratkan bahwa Anda terlihat tidak baik. Jika Anda memang baik-baik saja, jawabannya harus tegas: "Yes, I am, thank you."
2. Varian Bahasa Indonesia: 'Apa Kabar?'
Di Indonesia, pertanyaan 'Apa kabar?' memiliki bobot yang lebih besar daripada 'How are you?' dalam konteks formalitas. Jawaban 'Baik' tidak hanya menenangkan secara emosional, tetapi juga menegaskan harmoni sosial. Dalam budaya kolektivistik, menunjukkan bahwa Anda 'baik-baik saja' adalah menjaga ketenangan kelompok.
Keharmonisan Sosial: Jarang sekali orang Indonesia menjawab 'Buruk' dalam konteks sosial yang luas, karena hal itu dapat mengganggu suasana hati kolektif.
Kewajiban Spiritual: Penggunaan 'Alhamdulillah' atau 'Puji Tuhan' sangat umum, menunjukkan bahwa kondisi baik adalah berkat, sebuah respons yang jauh lebih kaya daripada sekadar 'Fine'.
3. Varian Bahasa Asia Lainnya
Di beberapa budaya, pertanyaan tentang kesejahteraan tidak umum sebagai sapaan pembuka, atau fokusnya berbeda:
Bahasa Mandarin (Nǐ chīle ma? - Sudah makan?): Di masa lalu, ini adalah sapaan standar, karena fokus pada makanan adalah cerminan kesejahteraan fundamental. Responsnya tidak perlu spesifik tentang menu, cukup "Sudah."
Bahasa Jepang (Ogenki desu ka? - Apakah Anda baik-baik saja?): Ini lebih serius daripada 'How are you?'. Seringnya digunakan setelah lama tidak bertemu. Respons standar adalah 'Hai, genki desu' (Ya, saya baik).
VII. Membangun Percakapan Setelah Jawaban
Jawaban yang efektif tidak mengakhiri percakapan; ia mengarahkannya. Seni merespons ‘How are you?’ adalah juga seni memelihara aliran komunikasi.
1. Strategi Pengalihan Fokus yang Efektif
Setelah Anda menjawab dan membalikkan pertanyaan, langkah selanjutnya adalah mengalihkan fokus ke tujuan interaksi atau topik yang lebih menarik.
Menggabungkan Respon dengan Tujuan:
Penanya: "How are you?"
Anda: "Saya baik, terima kasih! Saya harap Anda juga. Nah, terkait dengan proyek yang kita diskusikan kemarin..." (Langsung masuk ke inti.)
Menggunakan ‘Bridge Statement’: Kalimat yang menjembatani basa-basi dengan topik nyata.
Penanya: "Apa kabar?"
Anda: "Alhamdulillah sehat. Ngomong-ngomong, saya ada pertanyaan tentang laporan yang baru Anda kirim..."
2. Mengelola Respons Negatif dari Penanya
Jika Anda bertanya balik, dan ternyata penanya menjawab dengan respons negatif (‘Not great,’ ‘Lagi kurang enak badan’), Anda harus siap dengan strategi tindak lanjut yang tepat.
Jika Kasual/Singkat: Tunjukkan simpati cepat dan pindah (e.g., "Oh, maaf mendengarnya. Semoga cepat membaik. Anyway, mari kita bahas...")
Jika Intim/Serius: Beri waktu dan ruang. Ajukan pertanyaan terbuka (e.g., "Oh tidak, ada apa? Mau cerita sebentar?"). Tawarkan dukungan spesifik (e.g., "Ada yang bisa saya bantu?").
Hindari: Mencoba menyelesaikan masalah mereka dalam dua detik atau mengabaikan respons mereka sepenuhnya.
VIII. Analisis Mendalam Mengenai Varian Positif yang Berlebihan
Dalam komunikasi modern, terutama di media sosial atau lingkungan startup, ada dorongan untuk selalu menjawab dengan respons yang sangat positif seperti "Amazing!" atau "Never better!". Penting untuk menganalisis kapan kebahagiaan berlebihan ini tepat dan kapan terasa tidak tulus.
1. The Tyranny of Positivity (Tirani Positif)
Selalu menjawab "Luar biasa!" atau "Sempurna!" bisa menimbulkan dua dampak negatif:
Inauthenticity (Ketidakotentikan): Jika Anda menggunakan respons ini setiap hari, mereka kehilangan maknanya dan mungkin membuat orang lain merasa bahwa Anda menutupi sesuatu.
Intimidasi: Bagi seseorang yang sedang berjuang, respons yang terlalu bahagia dapat terasa mengintimidasi atau meremehkan masalah mereka.
2. Kapan Positif Berlebihan Dibenarkan?
Respons hiper-positif paling efektif jika:
Setelah Pencapaian Signifikan: Baru saja mendapat promosi, menyelesaikan marathon, atau mencapai target besar.
Dalam Konteks Branding: Jika pekerjaan Anda menuntut energi tinggi dan optimisme (misalnya, tenaga penjualan, MC, pelatih motivasi).
Saat Bertemu Setelah Jeda Panjang: Menyampaikan kegembiraan bertemu kembali.
Contoh Varian Positif Berlebihan yang Tulus:
"On cloud nine, actually! Just got the great news this morning." (Mengaitkan respons dengan alasan spesifik.)
"Feeling unstoppable! How's your week shaping up?" (Menekankan kesiapan untuk bekerja.)
IX. Memecah Ritual: 50 Variasi Jawaban Terperinci dan Analisis Penggunaannya
Untuk menguasai pertanyaan ini, kita perlu memiliki gudang respons yang kaya, memungkinkan kita memilih kata-kata yang paling sesuai dengan tingkat kedekatan dan konteks emosional saat itu. Berikut adalah respons yang dikategorikan berdasarkan intensitas emosi dan formalitas.
Kategori A: Formal dan Profesional (Fokus pada Kinerja)
Sehat dan fokus. Terima kasih atas pertanyaannya.
Luar biasa, siap untuk tugas berikutnya.
Progresif, semuanya berjalan sesuai rencana.
Efektif, target terpenuhi. Anda?
Dalam keadaan optimal.
Sedang menyelesaikan banyak hal, jadi baik.
Syukurlah, semuanya terkelola dengan baik.
Penuh semangat, bagaimana kabar Anda?
Dalam performa terbaik hari ini.
Semuanya terstruktur dan terkendali.
Kategori B: Kasual dan Hangat (Fokus pada Koneksi)
Baik-baik saja, makanannya enak akhir-akhir ini! (Menyentuh topik ringan.)
Santai, seperti hari Minggu.
Ceria, senang bisa bertemu Anda.
Lagi bahagia karena X (sebutkan hal kecil).
Masih waras, itu sudah bagus!
Seperti biasa, tapi lebih cerah.
Alhamdulillah, tidak ada keluhan serius.
Sedang dalam suasana hati yang baik.
Mantap, apa kabar Anda sendiri?
Sedikit lelah, tapi hati senang.
Kategori C: Jujur tapi Terbatas (Netral atau Sedikit Menantang)
Lumayan, menunggu jam pulang kerja.
Hari ini berjalan lambat, tapi stabil.
Masih bertahan, terima kasih.
Membutuhkan lebih banyak kopi, tapi oke.
Sedang berjuang sedikit, tapi saya tidak khawatir.
Masih di bumi, jadi itu bagus.
Ya, begitulah, tidak ada yang istimewa.
Saat ini berada di titik netral.
Tergantung pada jamnya, tapi sekarang baik.
Sebenarnya sedang memikirkan masalah lain, tapi fisik oke.
Kategori D: Kreatif dan Menggugah (Memecah Kebekuan)
Saya merasa seperti karakter utama dalam novel yang menarik.
Tingkat energi saya berada di atas rata-rata nasional.
Saya menjalani kehidupan terbaik saya yang kedua.
Lebih baik dari yang pantas saya dapatkan.
Saya tidak bisa mengeluh, meskipun saya berusaha.
Saya telah melampaui harapan saya sendiri hari ini.
Saya sedang dalam mode 'perbaikan diri' versi beta.
Sejauh ini, gravitasi masih bekerja dengan baik.
Belum menang lotre, tapi selain itu, sangat baik.
Saya ada, saya minum air, saya baik-baik saja.
Kategori E: Menyesuaikan dengan Waktu dan Tempat
[Senin Pagi]: Sudah bangun, itu kemajuan.
[Jumat Sore]: Sudah mencapai garis finish!
[Setelah liburan]: Masih dalam mode liburan, tapi semangat bekerja.
[Saat Hujan]: Hangat dan nyaman di dalam ruangan.
[Saat Terburu-buru]: Baik, tapi kita harus buru-buru. Anda?
[Di Pesta]: Senang dan siap berpesta.
[Di Tempat Tenang]: Damai dan reflektif.
[Ketika sedang berolahraga]: Lelah, tapi puas.
[Saat Telepon]: Jernih, bisa mendengarkan Anda dengan baik.
[Saat Menunggu]: Sabar menunggu, jadi bagus.
Setiap variasi ini memungkinkan Anda menyesuaikan respons Anda dengan mikrokosmos interaksi sosial tertentu. Jawaban Anda adalah alat untuk mengendalikan narasi komunikasi, baik untuk menjaga profesionalisme atau membangun koneksi yang lebih dalam.
X. Kesimpulan: Jawaban Anda, Cerminan Diri Anda
Pertanyaan 'How are you?' mungkin adalah salah satu pertanyaan yang paling sering kita dengar, tetapi jauh dari kata paling sederhana. Jawaban yang kita berikan adalah cerminan dari kesadaran sosial kita, kemampuan kita untuk membaca konteks, dan keinginan kita untuk berbagi diri dengan orang lain.
Menguasai seni merespons berarti mengenali kapan harus menjadi ritualistik (hanya basa-basi) dan kapan harus menjadi otentik (membuka diri). Pilihlah jawaban yang efisien saat dibutuhkan, tetapi jangan takut untuk menggunakan kejujuran terkontrol ketika hati dan pikiran Anda membutuhkan koneksi nyata. Dalam dunia yang semakin terfragmentasi, respons yang tulus, meskipun sederhana, bisa menjadi titik awal bagi percakapan yang berarti. Baik itu "Baik, terima kasih," atau "Sedang berjuang, tetapi bersyukur Anda bertanya," pastikan jawaban Anda melayani tujuan interaksi saat itu.
Maka, lain kali seseorang bertanya ‘How are you?’, Anda tidak lagi terikat pada jawaban yang klise. Anda memiliki spektrum respons yang luas, mulai dari yang paling formal hingga yang paling kocak, yang siap digunakan untuk mengarahkan percakapan menuju tujuan yang Anda inginkan.