Ketahanan ASI dalam Kulkas: Panduan Komprehensif Penyimpanan Optimal

Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi paling sempurna yang dapat diberikan kepada bayi. Bagi ibu yang bekerja, atau yang ingin memastikan pasokan ASI selalu tersedia saat bepergian, penyimpanan ASI perah (ASIP) adalah praktik esensial. Namun, efektivitas penyimpanan sangat bergantung pada pemahaman yang tepat mengenai standar keamanan, terutama terkait dengan ketahanan ASI dalam kulkas dan lingkungan lainnya. Kesalahan kecil dalam proses ini dapat mengancam kualitas nutrisi dan bahkan menimbulkan risiko kontaminasi bakteri, yang sangat berbahaya bagi sistem pencernaan bayi yang masih rentan.

Panduan ini akan mengupas tuntas setiap aspek penyimpanan ASI, mulai dari persiapan higienis, batasan waktu yang disarankan oleh lembaga kesehatan internasional, hingga tips praktis untuk pencairan dan penggunaan kembali. Tujuan utamanya adalah memberdayakan orang tua agar dapat menyimpan 'emas cair' ini dengan aman dan efisien, menjaga seluruh kandungan antibodi, enzim, dan nutrisi vitalnya tetap utuh.

Proses Higienis Pumping ASI Kesiapan dan Kebersihan

Ilustrasi: Pentingnya persiapan higienis sebelum memerah ASI.

I. Prinsip Dasar Penyimpanan ASI yang Aman

Keamanan dan kualitas ASI perah (ASIP) dimulai jauh sebelum cairan tersebut masuk ke dalam kulkas. Kontaminasi silang atau pertumbuhan bakteri bisa terjadi pada tahap persiapan jika protokol kebersihan diabaikan. Protokol higienis yang ketat adalah fondasi untuk memastikan ketahanan ASI dalam kulkas dapat dimaksimalkan.

1. Persiapan Higienis Sebelum Memerah

Tangan adalah jalur utama transfer kuman. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik adalah langkah wajib. Selain itu, pastikan semua peralatan pompa (corong, botol penampung, katup) telah disterilkan dengan benar. Jika menggunakan pompa yang tidak dapat disterilkan (seperti pompa elektrik), bersihkan bagian yang bersentuhan dengan ASI dengan lap basah khusus atau air sabun panas segera setelah digunakan.

2. Wadah Penyimpanan yang Tepat

Pilihan wadah memengaruhi seberapa baik ASI dapat bertahan. Wadah ideal adalah yang memiliki penutup rapat, terbuat dari bahan yang aman (food-grade), dan mudah dibersihkan:

Hindari mengisi wadah hingga penuh. ASI mengembang saat dibekukan, jadi sisakan ruang kosong sekitar 2-3 cm dari tutup wadah. Setiap wadah harus diberi label jelas yang mencantumkan tanggal dan waktu pemerahan. Jika bayi Anda berada di unit perawatan intensif neonatus (NICU), label harus mencantumkan nama dan nomor rekam medis bayi.

II. Standar Ketahanan ASI Berdasarkan Suhu

Durasi penyimpanan ASI sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Pedoman yang disajikan di bawah ini adalah panduan umum yang dikeluarkan oleh American Academy of Pediatrics (AAP) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Penting untuk selalu mengadopsi prinsip yang paling konservatif (waktu terpendek) jika ada keraguan tentang fluktuasi suhu.

Lingkungan Penyimpanan Suhu Rata-rata Durasi Optimal (Paling Aman) Durasi Maksimum (Jika Kondisi Ideal)
Suhu Ruangan 25°C atau lebih rendah 3 - 4 jam 6 - 8 jam
Pendingin (Cooler Bag) 15°C 24 jam Tidak direkomendasikan lebih dari 24 jam
Kulkas Standar (Chiller) 4°C atau lebih rendah 4 hari (96 jam) 5 - 8 hari (tergantung kondisi kulkas)
Freezer Kulkas Satu Pintu Berubah-ubah (-15°C) 2 minggu 1 bulan
Freezer Kulkas Dua Pintu -18°C 3 - 6 bulan 12 bulan (hanya jika freezer jarang dibuka)
Deep Freezer / Chest Freezer -20°C atau lebih rendah 6 - 12 bulan Tidak terbatas, namun nutrisi mulai turun setelah 12 bulan

1. Ketahanan ASI dalam Kulkas (4°C)

Penyimpanan ASI di bagian pendingin kulkas adalah metode yang paling umum digunakan untuk ASI yang akan segera dikonsumsi dalam beberapa hari ke depan. Durasi optimal ketahanan ASI dalam kulkas adalah 4 hari (96 jam). Meskipun beberapa sumber memperbolehkan hingga 8 hari, mematuhi batas 4 hari adalah praktik paling aman, terutama jika Anda tidak yakin seberapa stabil suhu kulkas Anda.

Penempatan yang Tepat di Kulkas

Kesalahan umum adalah menyimpan ASI di pintu kulkas. Pintu kulkas adalah bagian yang paling sering mengalami fluktuasi suhu karena sering dibuka dan ditutup. Fluktuasi ini meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri dan mempercepat degradasi nutrisi. ASI harus disimpan di bagian kulkas yang paling dingin dan paling stabil, yaitu:

Pastikan suhu kulkas Anda diatur pada 4°C atau lebih rendah. Penggunaan termometer kulkas yang terpisah dapat membantu memverifikasi suhu yang akurat secara berkala.

2. Penyimpanan Jangka Panjang: Freezer (-18°C)

Untuk stok ASI yang akan digunakan dalam beberapa minggu atau bulan mendatang, pembekuan adalah solusinya. Proses pembekuan harus dilakukan secepat mungkin setelah pemerahan untuk mempertahankan kualitasnya.

Memaksimalkan Ketahanan ASI di Freezer

Semakin dingin suhu freezer, semakin lama ASI dapat disimpan. Freezer dua pintu (-18°C) memberikan lingkungan yang lebih stabil daripada freezer yang menjadi bagian dari kulkas satu pintu. Untuk penyimpanan jangka panjang, pertimbangkan deep freezer atau chest freezer yang suhunya bisa mencapai -20°C atau lebih rendah.

Saat membekukan ASI menggunakan kantong, ratakan kantong agar pipih sebelum dibekukan. Ini memudahkan penataan, menghemat ruang, dan, yang paling penting, mempercepat proses pembekuan. Pembekuan yang cepat meminimalkan pembentukan kristal es yang besar, yang dapat merusak struktur seluler dan komponen nutrisi tertentu dalam ASI.

Penyimpanan ASI Beku Freezer: Jangka Panjang

Ilustrasi: ASI yang disimpan dalam kondisi beku dan terorganisir.

III. Manajemen Stok dan Aturan FIFO

Mengelola stok ASI perah (ASIP) adalah keterampilan penting untuk menghindari pemborosan dan memastikan bayi selalu mendapatkan ASI yang paling segar dan paling bernutrisi. Sistem manajemen stok yang paling diakui secara global adalah FIFO (First In, First Out).

1. Prinsip FIFO

Prinsip FIFO berarti ASI yang paling lama disimpan harus menjadi yang pertama kali digunakan. Ini secara otomatis mengurangi risiko ASI mencapai batas waktu kedaluwarsa, baik di kulkas maupun di freezer. Label tanggal yang akurat menjadi sangat penting untuk menerapkan sistem ini.

Strategi Penyimpanan Berdasarkan Tanggal

Saat menempatkan ASI di freezer, atur kantong atau botol dengan rapi. Simpan ASI yang baru diperah di bagian belakang atau bawah, dan pindahkan ASI yang paling tua ke bagian depan atau atas agar mudah diambil saat dibutuhkan. Jika Anda memiliki stok besar, pertimbangkan menggunakan keranjang atau wadah terpisah untuk mengelompokkan ASI berdasarkan bulan pemerahan.

2. Menggabungkan ASI dari Sesi Pemerahan Berbeda

Seringkali, ibu ingin menggabungkan ASI dari sesi pemerahan yang berbeda dalam satu hari untuk membuat porsi yang cukup. Ini diperbolehkan, namun ada aturan penting yang harus diikuti untuk menjaga keamanan:

Peringatan Penting Mengenai ASI Sisa

Setelah bayi mulai menyusui dari botol ASI, bakteri dari mulut bayi dapat masuk ke dalam ASI. Oleh karena itu, ASI yang tersisa di botol setelah sesi menyusui harus dikonsumsi dalam waktu 1-2 jam. Jangan pernah menyimpan ASI sisa untuk sesi menyusui berikutnya yang berjarak jauh, dan jangan pernah membekukan kembali ASI sisa tersebut.

IV. Proses Pencairan dan Penghangatan ASI Beku

Pencairan ASI beku harus dilakukan secara bertahap untuk mempertahankan komponen nutrisinya. Pencairan yang terlalu cepat atau menggunakan panas yang ekstrem dapat merusak antibodi dan enzim hidup yang merupakan ciri khas keunggulan ASI.

1. Metode Pencairan yang Disarankan

Ada tiga metode pencairan yang aman dan direkomendasikan:

a. Pencairan di Kulkas (Metode Terbaik)

Pindahkan ASI beku dari freezer ke bagian kulkas. Ini adalah metode yang paling ideal karena sangat lambat dan aman, meminimalkan kerusakan nutrisi. Proses ini biasanya membutuhkan waktu sekitar 12 jam (semalam). Setelah dicairkan sepenuhnya di kulkas, ASI tersebut harus digunakan dalam waktu 24 jam.

b. Pencairan di Bawah Air Mengalir

Jika dibutuhkan lebih cepat, cairkan ASI beku di bawah air dingin mengalir. Setelah mulai mencair, tingkatkan suhu air secara bertahap menjadi hangat (bukan panas). Jangan pernah merendam kantong atau botol ASI langsung dalam air yang terlalu panas atau mendidih.

c. Pencairan Suhu Ruangan (Tidak Direkomendasikan untuk Pemula)

Meninggalkan ASI beku di suhu ruangan untuk mencair membutuhkan perhatian penuh. Jika ASI sudah mencair, ia harus segera dihangatkan dan digunakan. Karena risiko pertumbuhan bakteri meningkat saat mencair, metode kulkas selalu lebih diutamakan.

2. Metode Penghangatan

ASI tidak perlu dipanaskan hingga mendidih. Cukup dihangatkan hingga mencapai suhu kamar atau suhu tubuh. Metode penghangatan yang aman adalah:

Yang Harus Dihindari:

V. Fenomena Perubahan ASI Setelah Penyimpanan

ASI adalah cairan yang dinamis dan hidup. Setelah diperah dan disimpan, baik di kulkas (dingin) maupun di freezer (beku), ASI akan menunjukkan perubahan yang mungkin terlihat mengkhawatirkan bagi orang tua yang belum berpengalaman. Namun, sebagian besar perubahan ini adalah normal dan tidak menandakan kerusakan.

1. Pemisahan Lapisan (Fat Separation)

ASI yang didiamkan di kulkas akan terpisah menjadi dua atau tiga lapisan. Lapisan lemak (krim) akan mengambang di bagian atas, sementara cairan encer (air susu) berada di bawah. Ini adalah hal yang wajar karena ASI tidak mengandung emulsifier buatan seperti susu formula. Sebelum dihangatkan atau diberikan kepada bayi, cukup goyangkan botol secara perlahan atau putar-putar (swirl) untuk mencampur kembali lapisan tersebut. Jangan mengocok dengan keras, karena pengocokan yang terlalu kuat dapat merusak protein halus.

2. Perubahan Warna dan Bau

Warna ASI dapat bervariasi dari biru muda, putih, kekuningan, hingga oranye, tergantung pada diet ibu dan tahap laktasi (kolostrum cenderung lebih kuning). Perubahan warna ringan setelah penyimpanan adalah normal.

Namun, perubahan bau lebih sering menjadi perhatian, terutama bau sabun atau logam yang disebut High Lipase. Lipase adalah enzim yang secara alami ada dalam ASI yang bertugas memecah lemak agar lebih mudah dicerna oleh bayi. Pada sebagian kecil ibu, aktivitas lipase ini sangat tinggi. Saat disimpan, lipase mulai memecah lemak, menghasilkan asam lemak yang menghasilkan bau 'sabun' atau 'apek'.

Mengatasi High Lipase

Meskipun bau sabun ini biasanya tidak berbahaya dan ASI masih aman dikonsumsi, beberapa bayi menolak ASI dengan rasa dan bau yang terlalu kuat. Jika ini terjadi, Anda dapat melakukan proses scald (pemanasan cepat) sebelum penyimpanan:

VI. Membangun dan Mengelola Bank ASI yang Besar

Bagi ibu yang berencana untuk menyusui eksklusif untuk jangka waktu lama atau yang akan kembali bekerja, memiliki Bank ASI (ASIP Stok) yang terorganisir adalah kunci sukses. Pengelolaan bank ASI yang efektif membutuhkan kedisiplinan dan pemahaman mendalam tentang ketahanan ASI dalam kulkas dan freezer.

1. Strategi Pumping dan Penyimpanan Porsi

Daripada memerah dan menyimpan satu wadah besar, lebih baik menyimpan ASI dalam porsi kecil (misalnya 60 ml atau 90 ml). Porsi kecil ini sangat berguna untuk:

2. Penggunaan Kotak Penyimpanan dan Organisasi

Investasikan dalam wadah plastik atau kotak khusus untuk mengatur ASI di freezer. Organisasi ini sangat membantu dalam menerapkan FIFO. Pisahkan stok berdasarkan bulan pemerahan (misalnya, Kotak A: ASI bulan Januari; Kotak B: ASI bulan Februari). Ini memastikan stok paling lama selalu terlihat dan mudah diakses.

3. Perbedaan Ketahanan ASI untuk Bayi Prematur

Sistem kekebalan tubuh bayi prematur atau bayi yang sakit sangat rentan. Oleh karena itu, standar penyimpanan ASI untuk mereka jauh lebih ketat. Jika ASI diperah untuk bayi yang berada di NICU, konsultasikan dengan staf medis mengenai batasan waktu mereka. Biasanya, ketahanan ASI dalam kulkas (di NICU) dibatasi hanya 24 jam hingga 48 jam, bahkan jika pedoman umum memperbolehkan 4 hari. Ini adalah tindakan pencegahan ekstra untuk melindungi bayi yang paling rentan.

VII. Kondisi Khusus dan Situasi Darurat

Dalam kehidupan sehari-hari, selalu ada situasi tak terduga yang dapat menguji ketahanan dan keamanan ASI yang disimpan. Mengetahui cara bereaksi dalam situasi darurat dapat menyelamatkan seluruh stok ASI Anda.

1. Mati Listrik atau Pemadaman Listrik

Pemadaman listrik adalah salah satu ancaman terbesar bagi Bank ASI. Langkah-langkah yang harus diambil meliputi:

2. Menggabungkan ASI Segar dan ASI Beku

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mencampur sejumlah kecil ASI segar dengan ASI beku dapat membantu meningkatkan aktivitas antioksidan dan antibakteri, yang mungkin sedikit berkurang selama pembekuan. Namun, selalu pastikan ASI segar telah didinginkan terlebih dahulu.

3. Penyimpanan ASI Saat Perjalanan

Saat bepergian, ASI harus diangkut menggunakan cooler bag yang terisolasi dengan paket es gel beku. ASI yang disimpan dalam kondisi ini (sekitar 15°C) umumnya aman hingga 24 jam. Jika perjalanan lebih lama, pastikan Anda dapat mengakses kulkas atau freezer di tempat tujuan secepatnya.

Penyimpanan ASI di Pesawat

ASI perah, meskipun melebihi batas cairan yang diizinkan, umumnya diperbolehkan untuk dibawa dalam tas tangan di bandara. Informasikan kepada petugas keamanan bahwa Anda membawa ASI beku atau cair. Simpan di tempat yang paling dingin, seperti di tengah cooler bag yang dikelilingi es.

VIII. Ilmu di Balik Ketahanan ASI

Untuk benar-benar menghargai mengapa ketahanan ASI dalam kulkas memiliki batas waktu yang ketat, penting untuk memahami apa yang terjadi pada tingkat mikroskopis saat ASI didinginkan atau dibekukan.

1. Peran Imunoglobulin dan Sel Hidup

ASI mengandung sel hidup (seperti makrofag dan limfosit) dan antibodi penting (seperti Imunoglobulin A, atau IgA). Sel-sel hidup ini sangat sensitif terhadap perubahan suhu ekstrem. Pembekuan, meskipun mengawetkan nutrisi makro (protein, lemak, karbohidrat), akan mengurangi jumlah sel hidup secara signifikan.

Saat ASI disimpan di kulkas (4°C), penurunan antibodi dan sel ini jauh lebih lambat dibandingkan jika disimpan pada suhu ruang. Inilah mengapa batas 4 hari di kulkas memberikan keseimbangan antara keamanan dan retensi kualitas.

2. Degradasi Lemak (Oksidasi)

Lemak ASI, yang merupakan sumber energi utama bagi bayi, rentan terhadap oksidasi dari waktu ke waktu, terutama ketika terpapar oksigen. Proses oksidasi ini dapat dipicu oleh lipase (seperti yang dibahas sebelumnya) dan juga oleh lamanya waktu penyimpanan. Pembekuan memperlambat oksidasi, tetapi tidak menghentikannya sepenuhnya. Setelah 6 bulan di freezer, meskipun ASI masih aman, kandungan beberapa vitamin sensitif dan antioksidan mungkin mulai menurun.

3. Kontaminasi Bakteri

ASI memiliki sifat antibakteri alami, yang berarti pertumbuhan bakteri jahat diperlambat dibandingkan dengan cairan lain. Namun, sifat perlindungan ini tidak permanen. Begitu ASI terpapar bakteri dari lingkungan atau wadah yang kurang bersih, dan suhu naik di atas 4°C, pertumbuhan bakteri eksponensial dimulai. Hal inilah yang mendasari batas waktu penyimpanan yang ketat pada suhu ruangan dan suhu kulkas.

Dengan memahami ilmu dasar ini, orang tua dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dan konservatif mengenai durasi penyimpanan, selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan bayi di atas segalanya. Kesimpulannya, pedoman 4 jam (suhu ruang), 4 hari (kulkas), dan 4 bulan (freezer umum) adalah aturan praktis yang mudah diingat dan sangat aman untuk diterapkan.

Ingatlah bahwa prioritas utama selalu pada ASI segar yang diberikan langsung. ASI perah yang disimpan, meskipun sangat bermanfaat, adalah cadangan yang dibuat untuk menjembatani waktu ketika ibu tidak dapat menyusui secara langsung. Selalu gunakan stok ASI yang paling lama terlebih dahulu, pastikan kebersihan wadah, dan pantau suhu kulkas Anda secara rutin untuk memastikan ketahanan ASI dalam kulkas terpenuhi secara optimal.

IX. Pertanyaan yang Sering Diajukan Seputar Penyimpanan (Extended FAQ)

1. Bagaimana jika ASI saya berbau asam setelah 4 hari di kulkas?

Jika ASI Anda berbau asam (seperti susu basi) dan melewati batas 4 hari di kulkas, sangat disarankan untuk membuangnya. Bau asam menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri yang signifikan. Jangan mencoba mencium bau atau mencicipi ASI yang telah melewati batas aman untuk menduga apakah masih bagus atau tidak; selalu patuhi pedoman waktu yang konservatif. ASI yang aman dan baru didinginkan mungkin memiliki bau yang sedikit berbeda karena aktivitas lipase, tetapi tidak boleh berbau busuk atau asam.

2. Bolehkah saya mencampur ASI dari pagi dan sore?

Ya, Anda boleh mencampur ASI yang diperah pada waktu yang berbeda dalam satu hari, asalkan ASI segar didinginkan terlebih dahulu hingga mencapai suhu yang sama dengan ASI yang sudah didinginkan di kulkas. Misalnya, Anda memerah pukul 8 pagi, dinginkan. Pukul 12 siang memerah lagi, dinginkan di wadah terpisah. Setelah kedua porsi mencapai suhu kulkas (4°C), Anda dapat menuangkannya ke dalam satu botol penyimpanan yang lebih besar. Ingat, gunakan tanggal pemerahan yang paling awal sebagai patokan kedaluwarsa.

3. Apakah ASI beku akan kehilangan semua nutrisinya?

Tidak, ASI beku tidak kehilangan semua nutrisinya. Pembekuan adalah metode pengawetan yang sangat efektif untuk menjaga sebagian besar makronutrien (lemak, protein, karbohidrat). Namun, pembekuan memang mengurangi jumlah sel hidup (leukosit) dan mungkin sedikit menurunkan kadar Vitamin C. Meskipun demikian, ASI beku yang disimpan dengan benar selama 6-12 bulan masih jauh lebih unggul daripada susu formula karena kandungan antibodi dan nutrisinya yang kompleks tetap dipertahankan.

4. Saya tidak sengaja meninggalkan ASI di suhu ruang selama 5 jam. Apakah masih aman?

Sebagian besar pedoman menyarankan 4 jam sebagai batas aman pada suhu ruang (25°C atau lebih rendah). Pada 5 jam, risiko pertumbuhan bakteri mulai meningkat secara signifikan. Jika suhu ruangan cukup dingin (di bawah 22°C) dan ASI tersebut baru diperah, mungkin masih bisa ditoleransi. Namun, untuk keselamatan optimal, jika batas 4 jam terlampaui, terutama di iklim panas, yang terbaik adalah membuangnya. Kesehatan bayi harus selalu menjadi prioritas utama, dan menghindari risiko kontaminasi adalah hal yang mutlak.

5. Bagaimana cara yang benar untuk memindahkan ASI dari kulkas ke freezer?

ASI yang baru diperah dan didinginkan di kulkas (selama maksimal 4 hari) masih aman untuk dipindahkan ke freezer untuk penyimpanan jangka panjang. Pastikan botol atau kantong ASI tertutup rapat dan sudah diberi label tanggal awal. Pindahkan ke freezer secepat mungkin, dan tempatkan di bagian yang paling dingin (biasanya di bagian belakang atau bawah) untuk mempercepat pembekuan. Durasi penyimpanan ASI di freezer tetap dihitung dari tanggal pemerahan awal, bukan dari tanggal dipindahkan ke freezer.

6. Bolehkah mencicipi ASI untuk mengetahui apakah sudah basi?

Mencicipi ASI tidak direkomendasikan sebagai metode utama untuk menentukan keamanan. ASI yang aman dan segar biasanya terasa sedikit manis. ASI yang sudah terkena lipase mungkin terasa sedikit sabun atau apek, tetapi tidak basi. ASI yang benar-benar basi akan terasa asam atau tengik. Jika Anda meragukan keamanan ASI, terutama jika telah melewati batas waktu yang disarankan, jangan mengambil risiko. Selalu andalkan label tanggal dan batasan waktu suhu yang ketat untuk memastikan keamanan.

7. Seberapa sering saya harus membersihkan freezer untuk Bank ASI?

Meskipun ASI di dalam wadah tertutup tidak akan menyebabkan kontaminasi pada freezer, menjaga kebersihan freezer tetap penting. Pastikan tidak ada tumpahan cairan lain di sekitar area penyimpanan ASI. Lakukan pembersihan menyeluruh setidaknya setahun sekali, dan pastikan pintu freezer tertutup rapat untuk mencegah pembentukan es berlebihan yang dapat memengaruhi suhu internal.

Penting untuk diingat bahwa freezer yang terisi penuh sebenarnya lebih baik dalam mempertahankan suhu stabil dibandingkan freezer kosong. Namun, pastikan ada sedikit ruang untuk sirkulasi udara di antara kantong-kantong ASI, meskipun tujuan Anda adalah memaksimalkan kapasitas penyimpanan.

8. Apakah suhu ruangan memengaruhi ketahanan ASI?

Ya, suhu ruangan adalah faktor kritis. Pedoman 4 jam berlaku jika suhu ruangan berada di bawah 25°C. Jika Anda tinggal di daerah yang sangat panas atau di musim panas, dan ruangan tidak ber-AC, batas aman harus diperpendek menjadi 3 jam, atau bahkan 1 jam jika suhu di atas 30°C. Panas mempercepat aktivitas bakteri dengan sangat cepat. Jika Anda berada di tempat yang sangat panas, pindahkan ASI ke cooler bag berisi es gel segera setelah selesai memerah.

9. Saya lupa kapan ASI ini diperah. Apa yang harus saya lakukan?

Jika Anda tidak yakin dengan tanggal pemerahan dan ASI tersebut berada di kulkas, segera buang ASI tersebut. Kesalahan dalam pemberian label adalah alasan utama pembuangan ASI yang dapat dicegah. Selalu biasakan melabeli setiap wadah segera setelah selesai memerah, bahkan jika Anda sangat lelah. Jika ASI yang tidak berlabel ditemukan di freezer (dimana durasi penyimpanan lebih panjang), dan Anda tidak tahu apakah usianya 3 bulan atau 9 bulan, sebaiknya buang atau gunakan sebagai tambahan makanan padat bayi, tetapi jangan jadikan sumber nutrisi utama, terutama jika bayi masih sangat kecil.

10. Apakah ASI harus selalu dihangatkan sebelum diberikan kepada bayi?

Tidak. ASI boleh diberikan dalam suhu kamar atau bahkan langsung dingin dari kulkas, asalkan bayi Anda menerimanya. Sebagian besar bayi tidak terlalu peduli dengan suhu, namun ada beberapa yang mungkin lebih memilih suhu yang hangat (mendekati suhu tubuh). Menghangatkan ASI sebatas membuat nyaman bayi, bukan kebutuhan nutrisi. Memberikan ASI dingin dari kulkas tidak mengurangi kualitasnya, selama ASI tersebut berada dalam batas waktu aman penyimpanan di kulkas (4 hari).

🏠 Homepage