Renungan Ester 2: Keindahan dan Iman yang Bertumbuh

Penggambaran sederhana Ratu Ester, melambangkan keindahan lahiriah dan kekuatan batin.

Kitab Ester menawarkan kisah yang kaya akan drama, intrik, dan manifestasi kuasa ilahi yang tersembunyi di balik kedaulatan manusia. Secara khusus, pasal kedua membuka pintu menuju kehidupan Ester sebelum dan saat ia menjadi ratu, memberikan pelajaran berharga tentang persiapan, kerendahan hati, dan pertumbuhan iman.

Persiapan Diri yang Disengaja

Pasal ini dimulai dengan gambaran tentang bagaimana Raja Ahasyweros mencari ratu baru setelah ratu Wasti ditolak. Proses pemilihan ini bukanlah sesuatu yang dilakukan secara tergesa-gesa. Ester, yang sebelumnya dikenal sebagai Hadasa, dibawa ke istana Susa untuk menjalani serangkaian perawatan kecantikan selama dua belas bulan. Enam bulan dihabiskan dengan minyak mur dan enam bulan berikutnya dengan wangi-wangian dan perawatan tubuh lainnya. Ini bukan sekadar tentang memoles penampilan fisik semata, tetapi sebuah periode persiapan yang mendalam.

Bagi kita, ini bisa menjadi cerminan. Seberapa sering kita bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk mempersiapkan diri? Baik dalam hal pengembangan pribadi, keterampilan profesional, maupun kesiapan rohani. Proses "pemurnian" dan "penyucian" ini membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Ester tidak hanya dipersiapkan untuk sekadar tampil menarik di hadapan raja, tetapi ia dipersiapkan untuk peran yang lebih besar, sebuah peran yang bahkan belum ia sadari sepenuhnya. Persiapan diri yang disengaja adalah investasi yang penting, bukan hanya untuk kepuasan diri, tetapi untuk memenuhi panggilan yang mungkin datang dalam hidup kita.

Kerendahan Hati di Tengah Kemegahan

Meskipun semua gadis yang dipilih akan dipersiapkan untuk tampil memukau, Ester menunjukkan kualitas luar biasa lainnya: kerendahan hati. Dibimbing oleh Mordekhai, sepupunya, Ester menaati perintah untuk tidak mengungkapkan asal-usul Yahudinya. Ini adalah langkah krusial. Di tengah tekanan untuk menyesuaikan diri dengan budaya dan harapan istana Persia, Ester memilih untuk tetap setia pada identitasnya, namun dengan kebijaksanaan. Kerendahan hatinya bukan berarti meniadakan jati dirinya, tetapi mengelola identitasnya dengan bijak, menunda pengungkapannya hingga waktu yang tepat.

Dalam konteks kehidupan modern, kita seringkali dihadapkan pada situasi yang menuntut kita untuk menonjolkan diri. Namun, Firman Tuhan seringkali mengingatkan kita akan nilai kerendahan hati. Kualitas ini memungkinkan kita untuk tetap membumi, tidak terbuai oleh pujian atau status, dan lebih peka terhadap bimbingan Tuhan. Ester menunjukkan bahwa kerendahan hati bukanlah kelemahan, melainkan fondasi kekuatan yang memungkinkan kebijaksanaan untuk bertindak.

Iman yang Bertumbuh dalam Ketidakpastian

Kisah Ester di pasal kedua juga menyoroti perjalanan iman yang mungkin terasa pasif di awal, namun sebenarnya sedang dibentuk. Tanpa disadari, Ester sedang dibawa ke sebuah panggung global di mana ia akan memainkan peran yang menentukan bagi bangsanya. Ia tidak memiliki kendali penuh atas situasi yang dihadapinya. Setiap langkah, setiap perawatan, setiap pertemuan dengan raja, adalah bagian dari sebuah rencana yang lebih besar.

Ini mengingatkan kita bahwa terkadang, Tuhan membawa kita melalui situasi yang terasa di luar kendali kita. Namun, di situlah iman kita diuji dan diperkuat. Kepercayaan kepada Tuhan, meskipun tidak selalu terlihat secara terang-terangan dalam cerita Ester di awal, adalah inti dari keberaniannya. Kita dapat merenungkan bagaimana kita menanggapi ketidakpastian dalam hidup kita. Apakah kita menjadi resah dan takut, atau kita memelihara keyakinan bahwa Tuhan bekerja di balik layar, bahkan ketika kita tidak dapat melihat-Nya?

Pelayanan yang Tersembunyi namun Berdampak

Ketika tiba giliran Ester untuk menghadap Raja Ahasyweros, ia diperbolehkan membawa apa saja yang diinginkannya dari istana ke rumahnya. Namun, Ester tidak menuntut kemewahan berlebihan. Ia fokus pada apa yang perlu untuk membuat dirinya disukai dan diterima. Dan ia memang disukai; ia mendapatkan kasih karunia di mata raja lebih dari semua gadis lainnya. Ini memberikannya posisi yang istimewa sebagai ratu.

Pasal ini adalah tentang persiapan, kesabaran, kerendahan hati, dan iman yang mulai berakar kuat. Ester, seorang gadis muda Yahudi yang dibawa ke istana asing, bertransformasi menjadi pribadi yang siap menghadapi takdir yang luar biasa. Kisahnya mengingatkan kita bahwa keindahan sejati terpancar dari hati yang rendah hati dan iman yang teguh, bahkan di tengah situasi yang paling tidak terduga sekalipun.

🏠 Homepage