Surah Al-Fatihah, yang berarti "Pembukaan", adalah surah pertama dalam Al-Qur'an dan memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Rasulullah ﷺ menyebutnya sebagai Ummul Kitab (Induk Al-Qitab) dan As-Sab'ul Matsani (Tujuh Ayat yang Diulang-ulang). Keistimewaannya tidak hanya terletak pada urutannya, tetapi juga pada fungsinya yang menyeluruh. Ia merangkum esensi tauhid, pujian kepada Allah, pengakuan akan hari pembalasan, dan permohonan petunjuk jalan yang lurus.
Setiap kali seorang Muslim melaksanakan salat wajib maupun sunah, Surah Al-Fatihah harus dibaca. Ini menunjukkan bahwa fondasi ibadah seorang hamba selalu dimulai dengan pengakuan atas kebesaran dan rahmat Ilahi. Tanpa Al-Fatihah, salat dianggap tidak sah. Ayat ini adalah jembatan komunikasi antara hamba dan Penciptanya, di mana setiap kata membawa bobot spiritual yang luar biasa, memurnikan niat dan mengarahkan hati kepada kebenaran.
Jika Al-Fatihah adalah pembuka dan penuntun, maka Surah An-Nas (Manusia) bersama dengan Al-Falaq (Fajar) berfungsi sebagai benteng pelindung. Kedua surah ini secara kolektif dikenal sebagai Al-Mu'awwidzatain. Surah An-Nas terdiri dari enam ayat pendek namun sarat makna, yang merupakan permohonan perlindungan dari kejahatan yang paling tersembunyi dan merusak, yaitu waswas (bisikan) setan.
Keunikan Surah An-Nas terletak pada fokusnya yang spesifik. Ia mengajarkan kita untuk berlindung kepada Rabb (Pemelihara), Malik (Raja), dan Ilah (Tuhan) bagi seluruh umat manusia. Tiga sifat ketuhanan ini digunakan untuk menegaskan otoritas mutlak Allah atas segala bentuk gangguan, termasuk gangguan dari jin dan manusia.
Membaca kedua surah ini secara rutin, terutama setelah salat fardu dan sebelum tidur, adalah praktik yang sangat dianjurkan. Al-Fatihah memberikan fondasi spiritual yang kuat—rasa syukur, kepatuhan, dan permintaan petunjuk—sementara An-Nas memberikan "perisai" aktif melawan pengaruh negatif yang mungkin menyerang pikiran dan hati kita. Mereka adalah paket kelengkapan: pemeliharaan spiritual dari dalam (Al-Fatihah) dan pertahanan dari ancaman eksternal atau internal (An-Nas).
Dalam menghadapi kerumitan hidup modern, di mana godaan dan kecemasan mudah menyerang, pemahaman mendalam terhadap Surah Al-Fatihah dan Surah An-Nas menjadi kunci ketenangan batin. Al-Fatihah mengingatkan bahwa segala urusan kembali kepada Allah yang Maha Mengatur, dan An-Nas mengajarkan kita untuk secara aktif memohon perlindungan dari segala sumber kejahatan yang berusaha menjauhkan kita dari jalan lurus yang telah ditunjukkan oleh ayat-ayat pembuka tersebut. Praktik ini menegaskan bahwa kekuatan terbesar terletak pada ketergantungan total kepada Allah SWT.