Surah Setelah An-Nas: Penutup Kitab Suci

Dalam susunan mushaf Al-Qur'an, surah terakhir yang diturunkan dan menempati posisi pamungkas adalah Surah An-Nas. Surah ini merupakan penutup yang agung, membicarakan tentang permohonan perlindungan kepada Allah dari godaan setan, baik dari golongan jin maupun manusia. Namun, pertanyaan sering muncul: "Surah apa yang berada setelah An-Nas?"

Jawabannya sangat sederhana namun fundamental dalam memahami struktur Al-Qur'an. Al-Qur'an tersusun secara tertib, dari Surah Al-Fatihah (pembuka) hingga Surah An-Nas (penutup). Ketika seorang Muslim selesai membaca Surah An-Nas, secara kronologis dalam mushaf, tidak ada lagi surah yang mengikutinya dalam urutan tersebut. Surah An-Nas adalah surah ke-114 dan merupakan surah terakhir.

Tiga Surah Terakhir (Al-Mu'awwidzat)

Untuk memahami posisi Surah An-Nas dengan lebih baik, penting untuk melihat tiga surah penutup Al-Qur'an secara bersamaan. Ketiga surah ini dikenal sebagai "Al-Mu'awwidzat," yaitu surah-surah yang mengandung ayat-ayat perlindungan. Urutannya adalah sebagai berikut:

  1. Surah Al-Ikhlas (Surah ke-112): Mengenai Keesaan Allah (Tauhid).
  2. Surah Al-Falaq (Surah ke-113): Memohon perlindungan dari kejahatan yang tampak dan tersembunyi.
  3. Surah An-Nas (Surah ke-114): Memohon perlindungan dari waswas setan.

Oleh karena itu, setelah membaca Surah An-Nas, seorang Muslim biasanya akan menutup mushafnya, atau jika ingin melanjutkan bacaan, ia akan kembali memulai dari Surah Al-Fatihah, surah pembuka Al-Qur'an. Siklus ini melambangkan bahwa setiap penutup yang baik selalu membawa kesempatan untuk memulai kembali dengan kebaikan yang baru, yang dalam konteks ini adalah pengulangan pelajaran dasar keimanan melalui Al-Fatihah.

AL-QUR'AN Fatiha An-Nas Urutan

Representasi visual urutan penutup Al-Qur'an (An-Nas adalah yang terakhir).

Hikmah Penutup dengan An-Nas

Penempatan Surah An-Nas sebagai surah penutup memiliki makna filosofis yang mendalam. Setelah melalui berbagai ajaran, kisah para nabi, hukum, dan peringatan sepanjang 113 surah sebelumnya, Muslim diajak untuk menyimpulkan seluruh pembelajarannya dengan sebuah doa perlindungan yang sangat spesifik.

Surah An-Nas berfokus pada tiga sumber kejahatan utama: godaan dari setan yang bersemayam di dada (waswas al-khannas), jin, dan manusia. Ini menunjukkan bahwa setelah seseorang memperoleh pengetahuan dan mendekatkan diri kepada Allah, tantangan terbesar yang akan dihadapi adalah bisikan negatif internal maupun eksternal. Mengakhiri bacaan Al-Qur'an dengan memohon perlindungan dari kejahatan tersembunyi ini adalah penegasan bahwa kekuatan sejati datang dari Allah semata.

Meskipun Surah An-Nas adalah yang terakhir dalam urutan baku mushaf Utsmani yang kita gunakan hari ini, penting untuk diingat bahwa penamaan dan urutan ini adalah hasil ketetapan dari sahabat Nabi di bawah bimbingan wahyu. Urutan ini bukanlah berdasarkan kronologi turunnya ayat, melainkan berdasarkan *tawqifi* (ketetapan ilahi yang diterima melalui Nabi Muhammad SAW). Tidak ada surah lain yang secara resmi ditetapkan untuk diletakkan persis setelah An-Nas.

Mengulang Kembali Ke Awal

Ketika seorang penghafal atau pembaca Al-Qur'an menyelesaikan Surah An-Nas, langkah alami berikutnya dalam sesi pembacaan adalah kembali ke awal, yaitu Surah Al-Fatihah. Al-Fatihah adalah fondasi utama keimanan, berisi pujian kepada Allah, pengakuan kebutuhan manusia, dan permohonan petunjuk jalan yang lurus.

Siklus dari An-Nas kembali ke Al-Fatihah ini bisa diartikan sebagai sebuah metafora perjalanan hidup seorang mukmin: kita mencari petunjuk (Al-Fatihah), menjalaninya dengan segala perjuangan, menghadapi godaan (seperti yang disebutkan dalam Al-Mu'awwidzat), dan pada akhirnya, memohon perlindungan total (An-Nas) sebelum kita siap menerima petunjuk dan memulai perjalanan itu lagi dengan kesadaran yang baru. Jadi, surah setelah An-Nas adalah Al-Fatihah, dalam konteks pengulangan bacaan.

Singkatnya, secara urutan dalam mushaf, tidak ada surah setelah An-Nas. An-Nas adalah penutup resmi Al-Qur'an. Namun, dalam praktik pembacaan berulang, Al-Fatihah selalu menjadi titik awal yang menyambut setelah penutup yang agung tersebut.

🏠 Homepage