Dua surat terakhir dalam Al-Qur'an, yaitu Surah Al-Falaq (Pembuka Fajar) dan Surah An-Nas (Manusia), seringkali disebut sebagai "Mu'awwidzatain" (Dua Pelindung). Kedua surat pendek ini memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam karena keduanya merupakan permohonan perlindungan langsung kepada Allah SWT dari segala bentuk kejahatan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan umatnya untuk membaca kedua surat ini, terutama saat pagi hari, petang hari, sebelum tidur, dan ketika menghadapi kesulitan atau ketakutan. Keutamaan ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran akan adanya kekuatan jahat di sekitar kita yang hanya dapat ditolak dengan kekuatan ilahi.
Al-Falaq, yang berarti fajar, adalah waktu peralihan dari kegelapan malam menuju cahaya. Meminta perlindungan kepada Rabbul Falaq berarti kita memohon kepada Pencipta yang mampu menyingkirkan segala kegelapan. Surat ini secara spesifik mencakup perlindungan dari tiga kategori bahaya utama: kejahatan ciptaan secara umum, kegelapan malam (yang sering diasosiasikan dengan bahaya tersembunyi), sihir (yang diwakili oleh tiupan pada buhul), dan kedengkian iri hati yang merusak.
Bahaya yang disebutkan dalam Al-Falaq sebagian besar bersifat eksternal dan fisik, meskipun kedengkian bisa memicu kerusakan batiniah. Surat ini mengajarkan bahwa sumber kekuatan tertinggi untuk mengatasi bahaya-bahaya tersebut adalah hanya Allah SWT.
Jika Al-Falaq berfokus pada bahaya eksternal, An-Nas secara tajam menargetkan sumber bahaya internal: godaan dan bisikan buruk (waswas). Kejahatan ini datang dari dua sumber: setan dari golongan jin dan setan dari golongan manusia (orang-orang yang suka menyesatkan).
Bisikan ini bekerja langsung pada dada atau hati (shudur), area di mana niat dan keyakinan seseorang berada. Bisikan tersebut bersifat licik; ia bersembunyi (khannas) ketika kita mengingat Allah, dan muncul kembali ketika kita lengah. Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk berlindung kepada Rabbun Nas (Tuhan Manusia), Malikun Nas (Raja Manusia), dan Ilaahun Nas (Sesembahan Manusia)—ketiganya menekankan otoritas mutlak Allah atas seluruh umat manusia dan segala sesuatu yang ada di dalamnya.
Membaca kedua surat ini secara berurutan melengkapi perlindungan kita. Al-Falaq menangkal kejahatan yang datang dari luar—sihir, energi negatif, dan bahaya fisik yang gelap. Sementara itu, An-Nas menjaga benteng pertahanan batiniah kita dari musuh yang paling berbahaya: bisikan nafsu dan tipu daya setan yang mencoba merusak iman dan akal sehat kita dari dalam.
Keindahan dalam pengulangan perintah "Qul A'udzu" (Katakanlah, Aku berlindung) adalah pengingat bahwa dalam setiap kesulitan, solusi pertama dan terakhir bukanlah usaha keras manusia semata, melainkan penyerahan diri penuh kepada Sang Maha Pelindung. Dengan membaca dan merenungkan maknanya setiap hari, seorang Muslim membangun perisai spiritual yang kokoh, memohon agar Allah SWT menjauhkan segala jenis keburukan, baik yang kita sadari maupun yang tersembunyi dalam kegelapan atau bisikan hati.
Surat Al-Falaq dan An-Nas adalah warisan kenabian yang praktis dan mendalam, memastikan bahwa umat Islam selalu memiliki sumber daya spiritual tertinggi untuk menghadapi tantangan kehidupan duniawi dan godaan akhirat.