Dalam ajaran Islam, terdapat beberapa surat pendek dan ayat khusus yang memiliki kedudukan agung karena kandungan maknanya yang mendalam mengenai tauhid (keesaan Allah), serta peranannya sebagai benteng perlindungan spiritual (ruqyah). Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan Ayat Kursi (Ayat 255 dari Surah Al-Baqarah) adalah empat pilar penting yang senantiasa dianjurkan untuk dibaca setiap hari. Memahami makna dan keutamaan ayat-ayat ini akan memperkuat keimanan kita dalam menghadapi segala bentuk godaan dan kesulitan hidup.
Surat Al-Ikhlas sering disebut sebagai "sepertiga Al-Qur'an" karena seluruh isinya memuat definisi dan penegasan mutlak tentang tauhid, yakni keesaan Allah SWT. Surat ini menolak segala bentuk kesyirikan dan penyerupaan terhadap Allah.
(1) Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa." (2) Allah tempat meminta segala sesuatu. (3) (Allah) tidak beranak dan tiada pula diperanakkan. (4) Dan tiada seorang pun yang setara dengan Dia.
Surat Al-Falaq adalah permohonan perlindungan kepada Allah dari kejahatan yang muncul dari kegelapan, seperti kejahatan makhluk hidup, kegelapan malam, dan tipu daya tukang sihir.
(1) Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh," (2) "Dari kejahatan makhluk-Nya," (3) "Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita," (4) "Dan dari kejahatan wanita-wanita (penyihir) yang mengembus pada buhul-buhul," (5) "Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki."
Surat An-Nas melengkapi perlindungan yang diajarkan dalam Al-Falaq. Surat ini secara spesifik memohon perlindungan kepada Allah, Tuhan sekalian manusia, dari bisikan jahat (waswas) yang datang dari jin maupun manusia.
(1) Katakanlah: "Aku berlindung kepada Pemelihara manusia," (2) "Raja manusia," (3) "Penyembah manusia," (4) "Dari kejahatan pembisik yang tersembunyi (syaitan)," (5) "Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia," (6) "Dari golongan jin dan manusia."
Ayat Kursi adalah ayat teragung dalam Al-Qur'an. Ayat ini memuat keagungan, kekuasaan, dan kesempurnaan Allah dalam penciptaan dan pengaturan alam semesta. Rasulullah SAW bersabda bahwa membacanya akan mendatangkan penjagaan langsung dari Allah hingga pagi hari.
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak pula tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa (urusan) yang ada di hadapan dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sedikit pun tentang ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tiada merasa berat memelihara keduanya, dan Allah-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Pembacaan rutin Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas secara berpasangan, terutama setelah salat fardu dan sebelum tidur, merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk menjaga diri dari gangguan spiritual dan penyakit. Keikhlasan dalam pengakuan tauhid (Al-Ikhlas) memberi fondasi iman yang kokoh. Sementara itu, Al-Falaq dan An-Nas berfungsi sebagai perisai dari segala kejahatan eksternal maupun internal. Ditambah dengan Ayat Kursi, seorang Muslim menegaskan pengakuan bahwa hanya Allah yang Maha Berkuasa dan memegang kunci segala urusan di langit dan bumi. Keutamaan ayat-ayat ini terletak pada pengakuan kelemahan manusia di hadapan keagungan Allah yang Mahakuasa. Membiasakan diri dengan ayat-ayat ini adalah bentuk penghambaan dan penyerahan diri seutuhnya kepada Zat yang Maha Pelindung.
Dapat disimpulkan bahwa empat bacaan ini bukan sekadar teks kuno, melainkan perangkat spiritual aktif. Mereka mengajarkan kita untuk selalu kembali kepada sumber kekuatan sejati, baik saat kita membutuhkan penegasan akidah (Al-Ikhlas), saat menghadapi ketakutan akan hal-hal yang tak terlihat (Al-Falaq dan An-Nas), maupun saat kita merenungkan kebesaran Sang Pencipta (Ayat Kursi). Dengan pemahaman ini, hubungan spiritual seorang Muslim menjadi lebih terarah dan terlindungi.