Kedudukan Surat An-Nas dalam Al-Qur'an

Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang tersusun dari 114 surat. Setiap surat memiliki posisi, keutamaan, dan fungsi spiritualnya masing-masing. Salah satu surat yang paling sering dibaca, terutama sebagai perlindungan diri, adalah Surat An-Nas. Pertanyaan mendasar mengenai letak surat ini dalam susunan mushaf sering muncul, terutama bagi mereka yang baru mulai mendalami Al-Qur'an.

Surat An-Nas Berada di Urutan Berapa?

Untuk menjawab pertanyaan kunci mengenai posisi Surat An-Nas, perlu diketahui bahwa Al-Qur'an disusun berdasarkan urutan turunnya wahyu (meskipun ada sedikit perbedaan dalam urutan pengumpulan akhir) dan kemudian diatur secara final berdasarkan ketetapan Allah yang diajarkan kepada Rasulullah ﷺ melalui Jibril.

Surat An-Nas berada di urutan ke-114 (seratus empat belas). Ini menjadikannya surat terakhir atau penutup dari seluruh rangkaian 114 surat dalam Al-Qur'an Al-Karim.

Urutan Surat Al-Qur'an (1 sampai 113) Surat Ke-114: An-Nas N a s Penutup Wahyu

Ilustrasi Posisi Surat An-Nas Sebagai Penutup Al-Qur'an (114)

Pasangan Surat Al-Falaq

Surat An-Nas tidak berdiri sendiri dalam hal keutamaan perlindungan. Ia berpasangan erat dengan Surat Al-Falaq (Surat ke-113). Kedua surat ini secara kolektif dikenal sebagai "Al-Mu'awwidzatain" (Dua Surat Perlindungan). Jika Al-Falaq mengajarkan kita berlindung dari kejahatan eksternal (seperti kegelapan malam dan kedengkian), maka An-Nas fokus pada perlindungan dari sumber kejahatan yang paling halus.

Urutan Tepat:

  • Surat Ke-113: Al-Falaq
  • Surat Ke-114: An-Nas (Penutup Al-Qur'an)

Tema Utama Surat An-Nas

Karena surat ini adalah penutup mushaf, maknanya sangat fundamental. An-Nas terdiri dari lima ayat pendek yang merupakan permohonan perlindungan total kepada Allah SWT dari tiga sumber utama kejahatan yang mengganggu pikiran dan spiritual manusia:

  1. Syarrin Min Fitnatil Jinnati Wan-Nas: Perlindungan dari bisikan jahat (waswas) yang datang dari golongan jin dan manusia.

Fokus utama surat ini adalah "waswas" (bisikan atau godaan halus). Godaan ini bisa datang dari jin yang jelas-jelas berusaha menyesatkan, maupun dari manusia yang menggunakan kata-kata manis atau logika menyesatkan untuk menjauhkan kita dari kebenaran. Dengan menempatkan surat ini di akhir, Al-Qur'an memberikan penekanan bahwa setelah mempelajari seluruh petunjuk dan hukum Allah, benteng pertahanan terakhir seorang mukmin adalah memohon perlindungan langsung kepada Sang Pencipta dari segala bentuk godaan.

Keutamaan Pembacaan An-Nas

Posisi An-Nas di urutan terakhir juga mencerminkan fungsinya sebagai doa penutup hari atau amalan. Banyak riwayat yang menyebutkan bahwa membaca Al-Mu'awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas) sebelum tidur, setelah shalat, atau saat menghadapi kesulitan adalah sunnah yang sangat dianjurkan. Mereka berfungsi sebagai "imunisasi spiritual" yang menjaga seseorang dari gangguan setan.

Ketika Rasulullah ﷺ menghadapi kesulitan atau ketakutan, beliau diperintahkan Allah untuk membaca surat-surat perlindungan ini. Karena An-Nas adalah surat terakhir, ia melengkapi semua tuntunan yang ada dalam Al-Qur'an. Jika Al-Baqarah (surat pertama) adalah pondasi ajaran, maka An-Nas adalah penutup benteng iman, memastikan bahwa hati dan pikiran kita aman dari tipu daya musuh yang tak terlihat. Urutan ini sengaja dibuat demikian, menegaskan bahwa meskipun kita memiliki ilmu yang luas (seluruh isi Al-Qur'an), kekuatan sejati selalu bersumber dari perlindungan Ilahi yang diminta di penghujung segala upaya.

Kesimpulannya, Surat An-Nas adalah surat ke-114 dan merupakan penutup kitab suci Al-Qur'an, berfungsi sebagai doa perlindungan universal terhadap bisikan jahat dari jin dan manusia.

🏠 Homepage