Ilustrasi Perlindungan
Surat An-Nas adalah surat terakhir dalam susunan mushaf Al-Qur'an, terdiri dari enam ayat pendek. Nama "An-Nas" berarti "Manusia". Surat ini memiliki kedudukan yang sangat penting karena menjadi bagian dari Al-Mu'awwidzatain (bersama Surat Al-Falaq), yaitu surat-surat yang sering dibaca sebagai perlindungan (ruqyah) dari segala kejahatan, khususnya was-was setan.
Fokus utama surat ini adalah memohon perlindungan kepada Allah SWT, Tuhan (Rabb), Raja (Malik), dan Ilah (Penyembah) segala manusia, dari kejahatan setan yang senantiasa bersembunyi dan membisikkan godaan.
Surat An-Nas mengajarkan konsep tauhid dalam konteks perlindungan. Ayat pertama hingga ketiga secara tegas menetapkan tiga sifat Agung Allah yang menjadi tempat berlindung:
Dengan mengakui ketiga sifat ini, seorang mukmin menegaskan bahwa tidak ada entitas lain yang mampu melindungi selain Allah.
Ayat keempat dan kelima memperkenalkan sumber utama ancaman: Al-Waswaas Al-Khannaas. Kata 'Waswas' merujuk pada bisikan halus yang merayap masuk ke dalam hati, sementara 'Khannaas' berarti menarik diri atau menghilang ketika nama Allah disebut. Setan jenis ini sangat licik; ia mendekat saat manusia lalai dan menjauh saat manusia mengingat Allah (berzikir atau membaca Al-Qur'an).
Penting untuk dicatat bahwa godaan ini bisa datang dari dua sumber sebagaimana disebutkan di ayat terakhir: Jin dan Manusia. Artinya, ada jin jahat yang membisikkan keburukan, dan ada pula manusia yang perilakunya seburuk setan, yang berusaha menyesatkan sesamanya melalui ucapan atau perbuatan.
Oleh karena itu, Surat An-Nas adalah doa perlindungan universal yang harus menjadi amalan rutin, terutama setelah shalat wajib dan sebelum tidur, sebagai benteng spiritual melawan segala bentuk gangguan metafisik maupun empiris yang berusaha menjauhkan kita dari jalan Allah SWT.