Gambar: Representasi kesulitan menelan dan nyeri tenggorokan.
Tenggorokan sakit saat menelan, atau yang dalam istilah medis dikenal sebagai disfagia (kesulitan menelan) yang disertai rasa nyeri (odynophagia), adalah keluhan umum yang dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Rasa sakit ini bisa berkisar dari rasa gatal ringan hingga nyeri tajam yang membuat proses menelan air liur pun terasa menyiksa. Memahami akar permasalahannya adalah langkah pertama menuju pemulihan yang efektif.
Ada berbagai faktor yang dapat memicu iritasi atau peradangan pada faring (tenggorokan). Penyebabnya seringkali berhubungan dengan infeksi, tetapi faktor lingkungan atau kondisi medis kronis juga berperan penting.
Ini adalah penyebab paling sering. Infeksi virus seperti flu biasa atau pilek seringkali menyebabkan radang tenggorokan (faringitis). Jika nyeri sangat hebat dan disertai demam tinggi, kemungkinan besar penyebabnya adalah infeksi bakteri, misalnya radang tenggorokan akibat Streptococcus (strep throat).
Paparan alergen seperti debu, serbuk sari, atau bulu hewan dapat menyebabkan post-nasal drip, yaitu lendir yang menetes dari hidung ke belakang tenggorokan. Penumpukan lendir ini menyebabkan iritasi kronis dan rasa sakit saat menelan. Selain itu, polusi udara, asap rokok (aktif maupun pasif), dan udara yang terlalu kering juga dapat memicu gejala ini.
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan dan mencapai tenggorokan (laringofaringeal refluks). Asam ini bersifat korosif dan dapat menyebabkan peradangan kronis pada lapisan tenggorokan, yang terasa nyeri saat menelan, terutama di pagi hari.
Berteriak, berbicara terlalu keras untuk waktu yang lama, atau bahkan posisi tidur yang kurang baik dapat menyebabkan ketegangan pada otot-otot tenggorokan, memicu nyeri yang terasa semakin parah saat menelan.
Ketika tenggorokan sakit untuk menelan menyerang, fokus utama adalah mengurangi peradangan dan memberikan rasa nyaman sementara tubuh melawan penyebab utamanya. Berikut adalah beberapa langkah penanganan yang bisa dilakukan di rumah:
Udara kering adalah musuh tenggorokan. Gunakan pelembap udara (humidifier) di kamar tidur Anda. Selain itu, minum banyak cairan hangat atau bersuhu ruangan sangat penting untuk menjaga selaput lendir tetap lembap. Hindari minuman yang terlalu panas atau dingin.
Salah satu pengobatan rumahan tertua namun paling efektif adalah berkumur dengan larutan air garam hangat (setengah sendok teh garam dalam segelas air hangat). Lakukan beberapa kali sehari. Garam membantu menarik cairan keluar dari jaringan yang bengkak, mengurangi pembengkakan dan rasa sakit.
Selama masa pemulihan, hindari makanan yang keras, renyah (seperti keripik), atau sangat asam/pedas yang dapat mengiritasi lapisan tenggorokan lebih lanjut. Pilihlah makanan yang lembut, seperti sup hangat, bubur, es krim (untuk efek pendinginan), atau yogurt.
Teh herbal tertentu dapat memberikan efek menenangkan. Madu, misalnya, dikenal memiliki sifat antibakteri ringan dan lapisan pelindung yang baik. Seduh teh jahe atau teh chamomile, tambahkan satu sendok madu, dan minum perlahan.
Sebagian besar sakit tenggorokan akan membaik dalam waktu seminggu. Namun, ada beberapa tanda bahaya yang memerlukan evaluasi medis profesional:
Jika nyeri tenggorokan sakit untuk menelan dicurigai berasal dari GERD, penanganan medis mungkin akan melibatkan obat penekan asam lambung untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada esofagus dan faring.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk meminimalkan risiko kekambuhan, terapkan kebiasaan hidup sehat. Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup, kelola stres, cuci tangan secara teratur untuk menghindari penularan kuman, dan pertimbangkan mengidentifikasi serta menghindari pemicu alergi Anda. Menjaga hidrasi tubuh secara konstan adalah kunci untuk menjaga kesehatan mukosa tenggorokan secara keseluruhan.