Memahami ukuran amplas atau yang sering disebut grit adalah langkah fundamental dalam berbagai pekerjaan finishing, mulai dari mengolah kayu, menghaluskan logam, hingga merawat permukaan otomotif. Grit mengacu pada kepadatan dan kekasaran butiran abrasif yang menempel pada kertas pendukung amplas. Kesalahan dalam memilih ukuran amplas dapat menghasilkan permukaan yang terlalu kasar, tidak rata, atau memakan waktu kerja yang tidak efisien.
Secara universal, ukuran amplas diukur menggunakan sistem penomoran Grit ANSI (American National Standards Institute) atau FEPA (Federation of European Producers of Abrasives). Prinsip dasarnya sangat sederhana, namun seringkali membingungkan bagi pemula:
Memahami translasi antar sistem grit seringkali membantu. Berikut adalah panduan cepat mengenai kategori umum ukuran amplas dan fungsinya dalam proyek umum:
| Kategori Grit | Rentang Grit (Kasar ke Halus) | Fungsi Utama |
|---|---|---|
| Sangat Kasar | 20 - 40 | Menghilangkan lapisan tebal, dempul besar, membentuk kayu/logam awal. |
| Kasar | 50 - 80 | Menghilangkan goresan sedang, meratakan area sambungan. |
| Sedang | 100 - 150 | Menghaluskan permukaan setelah pengampelasan kasar, persiapan pengecatan awal. |
| Halus | 180 - 240 | Finishing sebelum lapisan dasar (primer) diaplikasikan. |
| Sangat Halus | 280 - 400 | Menghaluskan cat antara lapisan (wet sanding) atau finishing akhir material tertentu. |
| Super Halus | 600 ke atas | Memoles (buffing) dan menghaluskan permukaan sangat presisi. |
Aturan emas dalam pengamplasan adalah selalu bergerak secara bertahap dari grit kasar ke grit halus. Melewatkan satu atau dua langkah grit secara drastis dapat mengurangi efisiensi dan merusak hasil akhir. Misalnya, jika Anda mulai dengan amplas grit 60 untuk menghilangkan cacat besar, Anda tidak disarankan langsung melompat ke grit 400.
Langkah yang disarankan adalah: 60 (kasar) → 100 (sedang) → 180 (halus) → 240 (sangat halus). Setiap langkah bertujuan untuk menghilangkan goresan yang ditinggalkan oleh langkah sebelumnya. Jika goresan dari grit 60 masih terlihat jelas setelah menggunakan grit 150, berarti Anda perlu kembali menggunakan grit yang lebih kasar (misalnya 80 atau 100) hingga goresan sebelumnya hilang sepenuhnya.
Selain ukuran amplas, bahan abrasif itu sendiri sangat menentukan hasil akhir dan daya tahannya. Bahan yang berbeda lebih cocok untuk substrat yang berbeda:
Dua faktor lain yang memengaruhi kinerja amplas adalah backing (pendukung) dan coating (lapisan). Pendukung yang terbuat dari kertas biasanya untuk pekerjaan tangan, sementara yang berbahan kain atau film lebih tahan lama untuk penggunaan mesin dan memberikan hasil yang lebih konsisten.
Coating mengacu pada seberapa rapat butiran abrasif menempel pada kertas. Closed coat (lapisan tertutup) memiliki butiran yang lebih rapat, ideal untuk finishing permukaan yang membutuhkan hasil sangat rata. Open coat (lapisan terbuka) memiliki butiran yang lebih jarang, yang mencegah amplas tersumbat (clogging) saat mengampelas material lunak seperti kayu pinus atau dempul.
Dengan memahami baik ukuran amplas, sistem penomoran, dan jenis bahan, Anda dapat memilih alat yang tepat untuk setiap tahapan pekerjaan, memastikan efisiensi waktu dan kualitas hasil akhir yang maksimal. Ingatlah selalu, kualitas hasil akhir berbanding lurus dengan kesabaran dalam pengamplasan bertahap.