Dalam khazanah keilmuan Islam, terdapat banyak ungkapan atau frasa yang memiliki makna filosofis mendalam, salah satunya adalah Umuriddunya Waddin. Frasa yang sering terdengar dalam konteks nasihat atau prinsip hidup ini berasal dari bahasa Arab dan mengandung inti sari tentang bagaimana seorang Muslim seharusnya menjalani kehidupannya di dunia ini.
Untuk memahami konteksnya secara utuh, kita perlu memecah frasa ini menjadi tiga komponen utama:
Maka, ketika digabungkan, Umuriddunya Waddin artinya adalah "Mengurus atau memperhatikan urusan dunia dan urusan agama."
Makna filosofis di balik frasa ini jauh lebih penting daripada terjemahan literalnya. Frasa ini menekankan pentingnya mencapai keseimbangan (tawazun) antara dua aspek krusial dalam eksistensi manusia: dimensi material dan dimensi spiritual. Islam tidak pernah menganjurkan pengabaian total terhadap urusan dunia demi ibadah semata, sebaliknya juga tidak membolehkan tenggelam dalam kesenangan dunia hingga melupakan tujuan akhirat.
Banyak ayat Al-Qur'an dan hadis yang mendukung prinsip ini. Salah satu dalil yang sering dikutip adalah doa yang diajarkan Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 201:
"Rabbana atina fiddunya hasanatan wafil akhirati hasanatan waqina adzabannar." (Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat; dan peliharalah kami dari siksa neraka.)
Doa ini secara eksplisit meminta bagian yang baik untuk kehidupan duniawi (Umuriddunya) dan bagian yang baik untuk akhirat (Addin), menunjukkan bahwa keduanya adalah komponen integral dari kehidupan seorang Mukmin yang ideal.
Bagaimana seseorang mengaplikasikan Umuriddunya Waddin artinya dalam praktik? Ini berarti setiap tindakan yang dilakukan di dunia harus diniatkan sebagai ibadah atau setidaknya tidak melanggar batas-batas agama.
Ketidakseimbangan antara Umuriddunya Waddin akan membawa konsekuensi buruk.
Jika seseorang terlalu fokus pada dunia (nafsu duniawi), ia berpotensi menjadi kikir, sombong, zalim, dan melupakan kematian. Harta dan jabatan menjadi berhala yang mengalihkan fokusnya dari ketaatan. Sebaliknya, jika seseorang terlalu mengesampingkan dunia (zuhud ekstrem yang salah), ia mungkin menjadi pemalas, tidak bertanggung jawab terhadap keluarganya, bahkan gagal menjalankan fungsi kekhalifahan di bumi.
Oleh karena itu, frasa ini berfungsi sebagai pengingat abadi bahwa Islam adalah agama yang komprehensif, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, menuntut umatnya untuk menjadi agen perubahan yang sukses di dunia, seraya mempersiapkan bekal terbaik untuk kehidupan yang kekal. Memahami Umuriddunya Waddin artinya adalah memahami jalan tengah (wasatiyah) yang diajarkan oleh Islam.
Semoga pemahaman ini membawa kita pada kehidupan yang seimbang dan diridai Allah SWT.