Apa Itu Amandel dan Mengapa Bisa Terkena Virus?
Amandel, atau dalam istilah medis disebut tonsil, adalah dua gumpalan jaringan limfoid yang terletak di bagian belakang tenggorokan Anda. Fungsi utama amandel adalah sebagai garda terdepan sistem kekebalan tubuh untuk menangkap kuman, bakteri, dan virus yang masuk melalui mulut dan hidung.
Karena posisinya yang strategis sebagai benteng pertahanan, amandel sangat rentan terhadap infeksi. Ketika infeksi ini disebabkan oleh agen patogen berupa virus, kondisi yang muncul sering kita sebut sebagai virus amandel atau secara umum dikenal sebagai tonsilitis virus.
Penyebab Umum Virus Amandel
Meskipun sering disalahartikan dengan radang tenggorokan bakteri (Streptococcus), mayoritas kasus amandel yang meradang disebabkan oleh virus. Virus yang paling sering menjadi biang keladi adalah:
- Rhinovirus: Virus yang biasa menyebabkan pilek biasa.
- Adenovirus: Dapat menyebabkan gejala mulai dari mata merah hingga infeksi pernapasan.
- Virus Influenza dan Parainfluenza: Penyebab utama flu.
- Virus Epstein-Barr (EBV): Virus ini menyebabkan Mononukleosis Infeksiosa (atau sering disebut "penyakit ciuman"), yang seringkali disertai dengan pembengkakan amandel yang sangat parah.
Penularan terjadi melalui droplet pernapasanābatuk, bersin, atau berbagi peralatan makan dengan orang yang terinfeksi. Pada anak-anak, kebersihan tangan yang buruk seringkali menjadi jalur masuknya virus ke tubuh.
Gejala Khas dari Tonsilitis Virus
Gejala dari virus amandel sangat mirip dengan infeksi tenggorokan lainnya, namun biasanya disertai dengan gejala infeksi saluran pernapasan atas yang lebih menyeluruh. Tanda-tanda utama yang perlu diwaspadai meliputi:
- Sakit tenggorokan yang parah, terutama saat menelan (disfagia).
- Amandel tampak merah, bengkak, dan terkadang terdapat bercak putih kekuningan (meskipun ini lebih umum pada infeksi bakteri, virus juga bisa menyebabkannya).
- Demam.
- Kelelahan ekstrem.
- Pembengkakan kelenjar getah bening di leher.
- Seringkali disertai gejala flu lain seperti batuk, hidung tersumbat, atau suara serak.
Penanganan Virus Amandel: Fokus pada Dukungan
Berbeda dengan infeksi bakteri yang memerlukan antibiotik, antibiotik sama sekali tidak efektif melawan virus. Oleh karena itu, penanganan virus amandel berfokus pada manajemen gejala dan memberikan waktu bagi sistem imun tubuh untuk membersihkan infeksi secara alami.
Perawatan Mandiri di Rumah:
Sebagian besar kasus akan sembuh dalam waktu 7 hingga 10 hari dengan perawatan suportif:
- Istirahat Cukup: Ini adalah kunci agar tubuh dapat memulihkan diri.
- Hidrasi Maksimal: Minum banyak cairan hangat seperti teh herbal dengan madu, air putih, atau kaldu hangat untuk menjaga tenggorokan tetap lembap dan mencegah dehidrasi akibat demam.
- Pereda Nyeri: Obat bebas seperti parasetamol atau ibuprofen dapat membantu meredakan nyeri tenggorokan dan menurunkan demam.
- Berkumur Air Garam Hangat: Lakukan beberapa kali sehari untuk membantu mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri.
- Hindari Iritan: Jauhi asap rokok, makanan yang sangat pedas atau keras saat menelan.
Kapan Perlu Konsultasi Dokter?
Meskipun seringkali sembuh sendiri, ada beberapa kondisi di mana kunjungan ke dokter wajib dilakukan. Dokter dapat melakukan pemeriksaan cepat (Rapid Strep Test) untuk menyingkirkan infeksi bakteri, yang memerlukan antibiotik.
Anda harus segera mencari pertolongan medis jika mengalami:
- Nyeri telan yang menyebabkan Anda menolak minum.
- Tanda-tanda dehidrasi (jarang buang air kecil, mulut sangat kering).
- Demam yang berlangsung lebih dari tiga hari tanpa perbaikan.
- Kesulitan membuka mulut lebar-lebar atau sakit telinga yang parah.
Jika infeksi virus berulang terlalu sering, dokter mungkin akan menyarankan diskusi mengenai prosedur operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi), namun ini biasanya menjadi pilihan terakhir setelah semua metode pengobatan konservatif gagal mengatasi masalah kronis.