Dalam lembaran-lembaran suci Al-Qur'an, terdapat ayat-ayat yang begitu mendalam, mengingatkan umat manusia akan hakikat kehidupan di dunia dan kekekalan kehidupan di akhirat. Dua ayat yang sangat relevan dalam konteks ini adalah Surah Al Imran ayat 185 dan 186. Ayat-ayat ini secara tegas menyampaikan pesan tentang sifat sementara dunia dan konsekuensi abadi dari setiap perbuatan yang kita lakukan. Memahami kedua ayat ini merupakan kunci untuk menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan mempersiapkan diri menghadap pertanggungjawaban kelak.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
(QS. Al Imran: 185)
Artinya: "Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian. Dan sesungguhnya pada hari Kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdayakan."
لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ۗ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا ۚ وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
(QS. Al Imran: 186)
Artinya: "Kamu pasti akan diuji (diuji) pada hartamu dan pada dirimu sendiri. Dan pastilah kamu akan mendengar banyak hal yang menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik. Tetapi jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan."
Ayat 185 Surah Al Imran membuka dengan pernyataan yang universal dan tak terbantahkan: "Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian." Ini adalah realitas fundamental yang dihadapi oleh setiap makhluk hidup, tanpa terkecuali. Kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah transisi. Ia mengingatkan kita bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara. Apa pun harta benda, kekuasaan, ketenaran, atau kenikmatan duniawi yang kita miliki, semuanya akan ditinggalkan saat ajal menjemput.
Lebih lanjut, ayat ini menjelaskan bahwa semua pahala dan balasan dari amal perbuatan akan disempurnakan pada Hari Kiamat. Ini menegaskan bahwa kehidupan dunia adalah ladang untuk beramal, sementara akhirat adalah tempat untuk menuai hasilnya. Keberuntungan yang hakiki bukanlah kekayaan atau kesuksesan di dunia, melainkan keselamatan dari siksa neraka dan masuknya seseorang ke dalam surga. Pernyataan "Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdayakan" berfungsi sebagai pengingat kuat agar kita tidak terlena oleh gemerlap dan tipu daya duniawi yang bersifat semu dan sementara. Seringkali, apa yang terlihat indah dan menggiurkan di dunia bisa jadi membawa kerugian besar di akhirat.
Melanjutkan pesan sebelumnya, ayat 186 Surah Al Imran mengalihkan perhatian kita pada ujian-ujian yang akan dihadapi dalam kehidupan ini. Allah SWT berfirman, "Kamu pasti akan diuji (diuji) pada hartamu dan pada dirimu sendiri." Ujian ini bisa datang dalam berbagai bentuk: kehilangan harta benda, musibah pada diri sendiri atau orang terkasih, sakit penyakit, atau godaan hawa nafsu yang mengarah pada perbuatan dosa. Selain itu, kita juga akan menghadapi cobaan berupa perkataan yang menyakitkan dari orang-orang yang berbeda pandangan, baik dari kalangan Ahli Kitab maupun kaum musyrik.
Dalam menghadapi ujian-ujian ini, Allah SWT memberikan panduan yang sangat berharga: "Tetapi jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan." Kesabaran (shabr) adalah kemampuan untuk menahan diri dari keluh kesah, keputusasaan, dan respon negatif lainnya saat menghadapi kesulitan. Ketakwaan (taqwa) adalah kesadaran akan kehadiran Allah, menjaga diri dari murka-Nya dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kedua sifat ini, kesabaran dan ketakwaan, adalah pondasi utama dalam menjalani kehidupan yang penuh cobaan. Keduanya merupakan urusan yang sangat penting dan patut untuk diperjuangkan.
Dua ayat ini sejatinya adalah pengingat abadi dari Sang Pencipta. Mereka mengajarkan kita untuk:
Dengan merenungkan Surah Al Imran ayat 185 dan 186, semoga kita senantiasa diberi kekuatan untuk menjalani hidup dengan penuh kesadaran, kesabaran, dan ketakwaan, serta berhasil meraih kebahagiaan abadi di akhirat kelak.