Surah Al Imran adalah salah satu surah Madaniyah terpanjang dalam Al-Qur'an, yang berarti diturunkan di Madinah setelah hijrahnya Rasulullah SAW. Surah ini kaya akan ajaran, sejarah, dan tuntunan bagi umat Islam. Di antara ayat-ayatnya yang sarat makna, terdapat firman Allah SWT dalam Surah Al Imran ayat 32 yang memiliki kedalaman tersendiri dalam menyerukan pentingnya ketaatan total kepada-Nya.
Ayat ini secara gamblang memerintahkan kaum beriman untuk menaati dua sumber otoritas tertinggi dalam kehidupan mereka: Allah SWT dan Rasul-Nya (Muhammad SAW). Perintah ini bukan sekadar anjuran, melainkan sebuah ketetapan fundamental yang menjadi fondasi keislaman seseorang. Ketaatan kepada Allah SWT terwujud melalui pengamalan syariat-Nya yang termaktub dalam Al-Qur'an, sementara ketaatan kepada Rasulullah SAW adalah dengan mengikuti sunnah dan teladannya dalam segala aspek kehidupan.
Penting untuk dipahami bahwa ketaatan kepada Rasulullah SAW sejatinya adalah bagian tak terpisahkan dari ketaatan kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam ayat lain, "Barangsiapa yang menaati Rasul, sesungguhnya ia telah menaati Allah..." (QS. An Nisa': 80). Rasulullah SAW adalah utusan Allah yang bertugas menyampaikan ajaran-Nya kepada manusia. Oleh karena itu, menolak atau mengabaikan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW berarti sama saja dengan menolak perintah Allah SWT.
Ayat Al Imran 32 juga menggarisbawahi konsekuensi dari ketidaktaatan. Disebutkan, "jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang ditanggungkan kepadanya (yakni menyampaikan amanat Allah), dan kewajiban kamu sekalian adalah apa yang ditanggungkan kepadamu." Pernyataan ini menegaskan bahwa tugas utama Rasul adalah menyampaikan risalah Islam dengan jelas dan terang benderang. Beliau telah menjalankan amanahnya dengan sempurna. Namun, jika umatnya memilih untuk berpaling dari ajaran tersebut, maka tanggung jawab mereka adalah atas pilihan mereka sendiri.
Ketaatan bukanlah pilihan, melainkan sebuah konsekuensi dari keimanan. Menjadi seorang Muslim berarti tunduk dan patuh pada segala perintah Allah dan Rasul-Nya, bukan hanya pada saat-saat yang diinginkan, melainkan secara konsisten dalam setiap lini kehidupan.
Lebih lanjut, ayat ini memberikan kabar gembira bagi mereka yang memilih untuk taat. "Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk." Petunjuk di sini mencakup petunjuk dunia dan akhirat. Petunjuk duniawi meliputi kebaikan dalam urusan pribadi, keluarga, masyarakat, dan negara, serta terhindar dari kesesatan dan kehancuran. Petunjuk ukhrawi adalah petunjuk menuju surga dan keridhaan Allah SWT. Dengan mengikuti tuntunan Allah dan Rasul-Nya, seorang mukmin akan senantiasa berada di jalan yang lurus, yang membawa kepada keselamatan dan kebahagiaan abadi.
Penting untuk merenungkan bagaimana ayat ini relevan dalam kehidupan modern yang penuh dengan godaan dan tantangan. Di era digital ini, informasi begitu mudah diakses, namun tidak semuanya benar dan sesuai dengan ajaran agama. Banyak di antara kita yang mungkin terpengaruh oleh budaya asing, gaya hidup sekuler, atau pandangan-pandangan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Dalam situasi seperti inilah, perintah untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya menjadi semakin krusial.
Mengamalkan Al Imran ayat 32 berarti tidak hanya memahami maknanya, tetapi juga menerapkannya dalam keseharian. Ini berarti: