Simbol ilustratif untuk Al-Quran dan kebenaran.
Surah Al-Imran, surat ketiga dalam kitab suci Al-Qur'an, memuat serangkaian ayat yang mendalam dan relevan bagi kehidupan umat Islam. Salah satu ayat yang sangat penting dan sering menjadi rujukan dalam berbagai pembahasan adalah ayat keempat. Ayat ini tidak hanya menegaskan status Al-Qur'an sebagai firman Allah yang hak, tetapi juga menyoroti hubungan antara kitab suci, kebenaran, dan takdir manusia. Memahami Al-Imran ayat 4 secara mendalam dapat memberikan perspektif yang lebih jernih tentang cara memandang dunia dan tanggung jawab kita sebagai hamba Allah.
"ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُ"
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang Maha Hidup, lagi Maha Mengurus (segala sesuatu)."
Ayat ini adalah pernyataan tauhid yang paling fundamental. Dimulai dengan pengakuan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Penolakan terhadap segala bentuk kemusyrikan dan penegasan kemahaesaan-Nya adalah fondasi utama ajaran Islam. Kata "Al-Hayyu" (Maha Hidup) menekankan keberadaan Allah yang abadi, tidak pernah mati, dan selalu aktif. Dia adalah sumber segala kehidupan. Sementara itu, "Al-Qayyum" (Maha Mengurus) menunjukkan sifat Allah yang berdiri sendiri, tidak memerlukan apapun, dan senantiasa mengurus, mengatur, serta menjaga seluruh ciptaan-Nya. Dialah yang menopang langit dan bumi, serta seluruh alam semesta tanpa bantuan siapapun.
Lebih lanjut, Al-Imran ayat 4 juga secara tersirat merujuk pada penurunan Al-Qur'an dan Kitab-kitab sebelumnya. Ayat ini turun setelah pengenalan tentang Allah sebagai Tuhan yang esa. Penegasan ini menjadi landasan bagi kebenaran yang dibawa oleh kitab-kitab suci, termasuk Al-Qur'an itu sendiri. Allah menurunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk dan kebenaran yang hakiki bagi umat manusia. Oleh karena itu, setiap Muslim wajib memercayai Al-Qur'an dan menjadikan ajarannya sebagai pedoman hidup.
Dalam konteks surat Al-Imran secara keseluruhan, ayat ini menjadi pengantar untuk diskusi yang lebih luas tentang kebenaran Islam, mukjizat Al-Qur'an, dan perbandingan dengan ajaran-ajaran lain. Allah SWT menegaskan bahwa Dia telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang ada sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil.
Penegasan "dengan membawa kebenaran" menandakan bahwa Al-Qur'an bukanlah kalam yang dibuat-buat atau sekadar cerita lama. Ia datang dengan membawa prinsip-prinsip yang benar, hukum yang adil, dan panduan hidup yang mencerahkan. Kebenaran dalam Al-Qur'an bersifat universal dan abadi, mencakup berbagai aspek kehidupan mulai dari keyakinan, akhlak, muamalah, hingga hukum pidana.
Memahami Al-Imran ayat 4 memiliki implikasi yang mendalam bagi kehidupan seorang Muslim:
Singkatnya, Al-Imran ayat 4 adalah sebuah ayat kunci yang menguatkan fondasi keimanan, memberikan pemahaman tentang sifat-sifat Allah yang agung, serta menegaskan kedudukan Al-Qur'an sebagai sumber kebenaran tertinggi. Dengan merenungi dan mengamalkan makna ayat ini, diharapkan setiap Muslim dapat menjalani kehidupan dengan lebih bermakna, kokoh dalam keyakinan, dan selalu berada di jalan kebenaran yang diridhai Allah.