Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak ayat yang memberikan petunjuk, peringatan, dan janji bagi umat manusia. Salah satu ayat yang sering menjadi perenungan adalah Surah Ali Imran ayat 56. Ayat ini berbicara tentang bagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala mengangkat orang-orang yang beriman kepada-Nya ke derajat yang tinggi, terlepas dari orang-orang yang menolak kebenaran. Pemahaman mendalam terhadap ayat ini dapat memberikan kekuatan spiritual dan ketenangan hati dalam menghadapi berbagai cobaan kehidupan.
إِذْ قَالَ ٱللَّهُ يَـٰعِيسَىٰٓ إِنِّى مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَىَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَجَاعِلُ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوكَ فَوْقَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَـٰمَةِ ۖ ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
(Ingatlah) ketika Allah berfirman, "Wahai Isa! Aku mengambilmu dan mengangkatmu ke sisi-Ku, serta menyucikanmu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti engkau di atas orang-orang yang kafir hingga Hari Kiamat. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, lalu Aku akan memberi keputusan di antaramu tentang apa yang kamu perselisihkan."
Surah Ali Imran adalah surah ketiga dalam Al-Qur'an yang memiliki banyak penekanan pada keesaan Allah, kenabian Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan bantahan terhadap klaim-klaim yang menyimpang dari ajaran tauhid. Ayat 56 ini merupakan bagian dari percakapan Allah dengan Nabi Isa alaihi salam, di mana Allah menegaskan status kenabian Isa dan bagaimana Allah akan meninggikan kedudukannya serta membedakannya dari orang-orang yang ingkar.
Frasa "إِنِّى مُتَوَفِّيكَ" (Aku akan mengambilmu) seringkali dipahami dalam dua makna. Pertama, Allah akan mematikan Nabi Isa dengan cara yang normal, namun kemudian membangkitkannya kembali dan mengangkatnya ke sisi Allah. Kedua, Allah akan menidurkan Nabi Isa (tawaffa) dan mengangkatnya dalam keadaan hidup ke sisi-Nya, seperti yang terjadi sebelum peristiwa penyaliban yang diklaim oleh sebagian orang. Mayoritas mufasir sepakat bahwa Allah mengangkat Nabi Isa dalam keadaan hidup ke sisi-Nya, dan akan menurunkannya kembali ke bumi sebelum Hari Kiamat.
Kemudian, frasa "وَرَافِعُكَ إِلَىَّ" (dan mengangkatmu ke sisi-Ku) menegaskan kemuliaan Nabi Isa di hadapan Allah. Ini adalah ketinggian derajat spiritual dan fisik, di mana Allah menjaganya dari kehinaan yang ingin ditimpakan oleh musuh-musuhnya. "وَمُطَهِّرُكَ مِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟" (serta menyucikanmu dari orang-orang yang kafir) berarti memisahkan Nabi Isa dari rencana jahat dan kekafiran orang-orang Yahudi yang berusaha membunuh dan menyalibnya.
Poin penting lainnya adalah "وَجَاعِلُ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوكَ فَوْقَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَـٰمَةِ" (dan menjadikan orang-orang yang mengikuti engkau di atas orang-orang yang kafir hingga Hari Kiamat). Ini adalah janji Allah kepada para pengikut Nabi Isa yang tulus. Mereka akan senantiasa memiliki keunggulan dan dominasi atas orang-orang kafir dalam hal kebenaran, argumen, dan terkadang kekuatan duniawi, sampai datangnya Hari Kiamat. Ini bukanlah jaminan bahwa pengikut Isa akan selalu berkuasa secara fisik, tetapi penegasan bahwa risalah yang dibawanya beserta pengikutnya yang setia akan selalu memiliki posisi yang mulia dan dihormati oleh Allah. Di dalam Islam, konteks ini seringkali dihubungkan dengan keutamaan umat Islam yang mengikuti Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, karena risalah Islam adalah penyempurna risalah para nabi sebelumnya.
Ayat Al Imran 56 mengingatkan kita bahwa kehidupan ini penuh dengan ujian. Ada orang-orang yang memilih untuk kafir dan menolak kebenaran, dan ada pula yang memilih untuk beriman dan mengikuti petunjuk Allah. Allah tidak membiarkan orang-orang yang beriman terombang-ambing dalam ketidakpastian. Sebaliknya, Dia menjanjikan kedudukan yang tinggi dan kemuliaan bagi mereka.
Dalam menghadapi berbagai persoalan hidup, baik itu kesulitan pribadi, tantangan dalam dakwah, atau perbedaan pendapat di antara sesama mukmin, ayat ini memberikan pelajaran berharga. Kita perlu senantiasa berpegang teguh pada ajaran Allah dan Rasul-Nya. Keyakinan bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Adil memberikan ketenangan. Ujian yang kita hadapi sesungguhnya adalah cara Allah untuk mengangkat derajat kita dan membersihkan dosa-dosa kita. Seperti halnya Nabi Isa dan para pengikutnya yang dijanjikan keunggulan atas orang-orang kafir, umat Islam yang teguh pada imannya juga akan mendapatkan kemuliaan di dunia dan akhirat.
Perbedaan pendapat yang terjadi di antara manusia adalah hal yang lumrah. Namun, Allah menegaskan bahwa Dia akan menjadi penentu kebenaran di antara mereka pada Hari Kiamat. Ini mengajarkan kita untuk tidak berputus asa ketika menghadapi perselisihan, melainkan terus berusaha mencari kebenaran dengan merujuk pada Al-Qur'an dan Sunnah, serta bersabar menunggu keputusan final dari Allah.
Memahami Surah Ali Imran ayat 56 adalah lebih dari sekadar mengetahui terjemahannya. Ini adalah tentang menginternalisasi makna-maknanya, menjadikannya sebagai panduan hidup, dan menanamkan keyakinan yang kokoh bahwa Allah selalu bersama orang-orang yang beriman. Dengan demikian, kita dapat menghadapi setiap ujian dengan hati yang tenang dan keyakinan yang tak tergoyahkan, serta meraih janji kebahagiaan abadi di sisi-Nya.
Jika Anda ingin mendalami tafsir ayat ini lebih lanjut, sangat disarankan untuk merujuk pada kitab-kitab tafsir yang terpercaya dari para ulama.