Kualitas air adalah faktor krusial dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari ekosistem perairan alami, budidaya ikan, hingga kebutuhan industri dan domestik. Salah satu parameter penting yang mencerminkan kesehatan suatu badan air adalah kadar oksigen terlarut (DO - Dissolved Oxygen). Untuk memantau dan menganalisis kadar DO ini, diperlukan alat ukur DO yang akurat dan andal.
Oksigen terlarut (DO) adalah jumlah oksigen molekuler (O₂) yang terlarut dalam air. Oksigen ini sangat vital bagi kelangsungan hidup organisme akuatik seperti ikan, invertebrata, dan mikroorganisme. Keberadaan DO yang cukup memungkinkan proses respirasi bagi kehidupan akuatik. Selain itu, DO juga berperan dalam proses penguraian bahan organik di dalam air.
Konsentrasi DO di dalam air dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk suhu air, salinitas, tekanan atmosfer, tingkat agitasi atau turbulensi air, serta aktivitas biologis (fotosintesis oleh tumbuhan air yang melepaskan oksigen, dan respirasi serta dekomposisi oleh organisme yang mengonsumsi oksigen). Konsentrasi DO yang rendah dapat menandakan adanya pencemaran organik atau masalah lain yang mengancam ekosistem air.
Pengukuran kadar oksigen terlarut sangat penting karena:
Alat ukur DO, atau yang sering disebut dissolved oxygen meter, adalah instrumen yang dirancang khusus untuk mengukur konsentrasi oksigen terlarut dalam sampel air. Prinsip kerja alat ini umumnya didasarkan pada dua metode utama:
Ini adalah metode yang paling umum digunakan pada alat ukur DO modern. Ada dua jenis sensor elektrokimia utama:
Alat ukur DO elektrokimia biasanya dilengkapi dengan tampilan digital yang langsung menunjukkan nilai DO dalam miligram per liter (mg/L) atau persentase saturasi. Alat ini seringkali juga dapat mengukur parameter lain seperti suhu air, pH, dan salinitas.
Teknologi yang lebih baru ini menggunakan prinsip optik. Sensor dilapisi dengan zat pewarna fluoresen yang bereaksi terhadap oksigen. Ketika cahaya eksitasi diarahkan ke sensor, zat pewarna akan berfluoresensi. Intensitas fluoresensi ini akan berkurang seiring dengan peningkatan konsentrasi oksigen di sekitarnya. Alat mengukur tingkat fluoresensi yang berkurang ini dan mengonversinya menjadi nilai DO.
Metode optik seringkali dianggap lebih stabil, memerlukan perawatan yang lebih sedikit (misalnya, tidak perlu penggantian membran atau elektrolit secara rutin), dan kurang rentan terhadap gangguan dari CO₂ atau H₂S dibandingkan metode elektrokimia.
Saat memilih alat ukur DO, pertimbangkan beberapa hal berikut:
Dengan memahami pentingnya oksigen terlarut dan memilih alat ukur DO yang tepat, kita dapat berkontribusi pada pemeliharaan kualitas air yang baik untuk mendukung kehidupan dan keberlanjutan lingkungan.