Alderon bukanlah sekadar daratan; ia adalah ingatan purba yang terukir dalam batu dan aliran eter. Benua ini, tersembunyi jauh di luar peta nautika modern, diyakini sebagai tempat kelahiran peradaban sihir pertama, sebuah tanah yang menyaksikan kebangkitan dan keruntuhan dinasti-dinasti megah yang kini hanya menjadi bisikan dalam gulungan kuno. Kisah Alderon adalah kisah tentang siklus; siklus kejayaan yang diterangi oleh Mana murni, dan siklus kegelapan yang diakhiri oleh bencana alam atau perang antarfaksi yang menghancurkan. Memahami Alderon berarti menelusuri lapisan-lapisan sejarah geologis dan spiritual yang telah membentuk realitas di sekitarnya.
Konon, di masa kini, Alderon hanya bisa diakses oleh mereka yang memiliki resonansi magis tertentu atau melalui portal kuno yang tersembunyi. Eksplorasi ensiklopedis ini bertujuan untuk mengumpulkan fragmen-fragmen pengetahuan yang tersisa, merangkai gambaran utuh tentang geografi yang menakjubkan, masyarakat yang kompleks, dan kekuatan esoteris yang pernah mendefinisikannya.
Alderon memiliki bentang alam yang jauh lebih beragam dan ekstrem dibandingkan benua lain yang tercatat. Ukurannya yang masif dan letaknya yang berdekatan dengan Cincin Eter (zona di mana energi sihir sangat pekat) menghasilkan zona iklim mikro yang unik, seringkali dalam jarak yang relatif dekat satu sama lain. Struktur geologisnya didominasi oleh pergerakan lempeng yang dipengaruhi oleh energi kristal purba.
Rantai Pegunungan Eterium, membentang dari utara ke selatan, adalah tulang punggung Alderon. Puncaknya selalu diselimuti salju abadi, tetapi yang membuatnya unik adalah kandungan kristal Mana alami yang tinggi di dalamnya. Kristal-kristal ini berfungsi sebagai pemancar dan penyimpan energi sihir, memastikan bahwa sihir dasar di Alderon jauh lebih kuat dan stabil daripada di tempat lain. Puncak tertinggi, Puncak Niran, diyakini sebagai tempat di mana para Dewa Pencerah pertama kali menjejakkan kaki. Di lereng timurnya terdapat sumber mata air panas yang dialiri oleh Mana, menghasilkan kabut abadi yang melindungi bioma langka.
Di sebelah barat Pegunungan Eterium terdapat Dataran Tinggi Kaelum. Wilayah ini terkenal dengan aktivitas seismiknya yang konstan, bukan karena lempeng tektonik biasa, melainkan karena fluktuasi energi sihir bawah tanah yang tidak stabil. Peradaban yang tinggal di sini, Suku Rhen, telah mengembangkan teknik arsitektur yang memanfaatkan getaran, membangun struktur yang "menari" bersama bumi daripada melawannya. Tanah Kaelum kaya akan mineral magnetik dan bijih besi sihir, menjadi sumber utama material untuk pembuatan senjata berlumuran sihir.
Hutan Sunyi Vylestra mendominasi wilayah selatan. Hutan ini mendapatkan julukan ‘Sunyi’ bukan karena tidak ada kehidupan, tetapi karena energinya menyerap suara, menciptakan keheningan yang menyesakkan. Flora di Vylestra memiliki sifat kamuflase dan mampu bergerak lambat; pohon-pohonnya seringkali berpindah beberapa meter dalam semalam. Di sinilah ditemukan Lumut Emas (Aurea Bryum), bahan baku penting dalam alkimia tingkat tinggi, yang hanya mekar di bawah sinar bulan kembara Alderon.
Terletak di lepas pantai timur, Kepulauan Arkaik adalah gugusan pulau vulkanik yang tidak pernah tenggelam. Pulau-pulau ini adalah sisa-sisa benua yang lebih tua yang hancur dalam Bencana Purba. Setiap pulau memiliki kuil kuno yang berfungsi sebagai kunci penjaga. Air di sekitar kepulauan ini memiliki arus yang sangat berbahaya, seringkali berputar dalam pusaran yang diperkuat sihir, membuat navigasi hampir mustahil kecuali bagi para Pelaut Angin dari Faksi Aethel.
Kepulauan ini juga menyimpan fenomena aneh yang dikenal sebagai ‘Lautan Kristal’. Di dasar laut dangkal tertentu, alih-alih pasir, terdapat hamparan kristal Mana yang memantulkan cahaya. Fenomena ini diyakini oleh para cendekiawan sebagai salah satu sumber utama mengapa Alderon dapat mempertahankan tingkat Mana yang sangat tinggi meskipun telah melalui banyak perang dan konsumsi sihir skala besar selama ribuan tahun.
Sejarah Alderon sangat panjang dan rumit, dibagi menjadi tiga era utama yang dipisahkan oleh peristiwa kataklismik yang secara fundamental mengubah peta politik, sosial, dan bahkan hukum fisika benua tersebut.
Era Dawn dimulai dengan kebangkitan Ras Primal (Suku Naga Aethel, Raksasa Bimas, dan Para Pemikir Cahaya). Ini adalah periode ketika sihir belum dikodekan; ia mengalir liar dan spontan. Peradaban pertama yang muncul adalah Kota Langit Zephyr, yang mengapung di atas Dataran Tinggi Kaelum, ditenagai sepenuhnya oleh Mana mentah yang diambil langsung dari atmosfer. Mereka adalah penguasa sihir elemental dan arsitektur aerodinamis. Catatan dari era ini sangat langka, terukir dalam tablet obsidian yang hanya bisa dibaca dengan sentuhan sihir kuno.
Selama periode awal Era Dawn, entitas yang paling dominan adalah keturunan Naga Aethel. Mereka bukan naga dalam arti reptil, tetapi makhluk humanis dengan kemampuan untuk memanipulasi energi panas bumi dan angin. Mereka mendirikan klan-klan yang tersebar luas, menggunakan sihir bukan untuk perang, melainkan untuk menstabilkan lingkungan Alderon yang baru terbentuk. Filosofi mereka berpusat pada keseimbangan, atau 'Prinsip Nexus', percaya bahwa setiap tindakan sihir harus diimbangi oleh pengorbanan non-magis. Sistem sosial mereka sangat hierarkis, dengan posisi diukur berdasarkan kemampuan individu untuk menyalurkan energi geothermik tanpa merusak dirinya sendiri.
Titik balik Era Dawn adalah jatuhnya Kota Langit Zephyr. Konflik ini, yang dikenal sebagai Perang Kosmik Pertama, bukanlah pertempuran antara faksi manusia, melainkan antara Zephyr dan entitas dimensional yang dipanggil secara tidak sengaja oleh para arsitek sihir yang terlalu ambisius. Kota itu jatuh, memuntahkan sisa-sisa kristal Mana yang belum stabil ke permukaan, yang kemudian menciptakan Dataran Tinggi Kaelum yang bergetar. Kejadian ini memaksa peradaban yang tersisa untuk belajar mengontrol sihir, yang mengakhiri Era Dawn.
Era Grandeur adalah periode yang paling banyak didokumentasikan. Setelah kejatuhan peradaban primordial, masyarakat yang selamat mulai membangun kembali di daratan. Inilah era di mana sihir dikodefikasi. Akademi-akademi sihir besar didirikan (terutama di wilayah yang sekarang menjadi Semenanjung Theron), dan munculnya Raja-Raja Bijaksana yang memerintah melalui hukum dan sihir yang terstruktur.
Dinasti Solarian (sekitar tahun 1500–2500 Era Agung) adalah penguasa benua yang paling stabil. Mereka tidak fokus pada sihir elemental, tetapi pada sihir pengobatan, pembangunan, dan pertahanan. Mereka meninggalkan warisan berupa kota-kota yang dibangun dari batu monolitik raksasa yang masih berdiri kokoh hingga kini, seringkali tidak bisa dihancurkan oleh senjata modern. Kota mereka yang paling terkenal, Veridian, dikelilingi oleh tembok energi yang tak terlihat. Filosofi Solarian adalah bahwa sihir harus melayani kehidupan, bukan kehancuran.
Kemakmuran Dinasti Solarian berakhir dengan Perpecahan Kerajaan Lima Mahkota. Lima ahli waris, masing-masing mengklaim aspek yang berbeda dari kekuatan Solarian (Pertahanan, Produksi, Ekspansi, Pengetahuan, dan Militer), memicu perang saudara selama lima abad. Perang ini menguras sebagian besar cadangan kristal Mana benua dan menyebabkan mutasi genetik pada beberapa ras karena paparan energi sihir yang tidak terkontrol. Peperangan ini memperkenalkan konsep ‘Sihir Darah’ yang mematikan, teknik yang melibatkan pengorbanan vitalitas untuk mencapai kekuatan sihir yang luar biasa.
Era Veil dimulai setelah Bencana Great Silence, peristiwa di mana sihir tiba-tiba menghilang dari Alderon selama satu generasi penuh. Ketika sihir kembali, ia telah berubah; lebih sulit diakses, lebih terbatas, dan seringkali memiliki efek samping yang tidak terduga. Era Veil ditandai dengan upaya rekonstruksi yang lambat, keraguan terhadap sihir, dan munculnya faksi-faksi yang mengandalkan teknologi non-magis (seperti alkimia mekanis).
Faksi Aethelian (keturunan Naga dari Era Dawn) berhasil menyatukan sebagian besar wilayah tengah, mempromosikan pendekatan konservatif terhadap sihir. Mereka percaya bahwa penggunaan sihir yang berlebihan adalah penyebab Bencana Great Silence. Fokus mereka adalah pada stabilitas dan penguatan perbatasan terhadap ancaman dari luar benua, yang mulai berani menjelajahi perairan sekitar Alderon setelah hilangnya energi pelindung. Periode ini adalah periode ketenangan yang rapuh, di mana pengetahuan kuno mulai diselamatkan dari reruntuhan yang hancur.
Saat ini, di Era Veil, fokus utama peradaban adalah mencari ‘Sumber Mana Utama’ yang diyakini tersembunyi jauh di bawah Pegunungan Eterium. Keyakinan ini mendorong ekspedisi berbahaya dan seringkali memicu konflik kecil di perbatasan, karena setiap faksi ingin menjadi penguasa energi sihir yang tak terbatas. Pencarian ini mendefinisikan politik dan tujuan ilmiah kontemporer di Alderon.
Alderon adalah mosaik budaya, di mana setiap kelompok telah mengembangkan sistem sosial dan keagamaan yang unik, seringkali sebagai respons terhadap lingkungan geografis ekstrem mereka.
Lumina Citadel terletak di bekas ibu kota Solarian, Veridian. Faksi ini terdiri dari para cendekiawan, penyihir, dan sejarawan. Mereka adalah penjaga pengetahuan yang selamat dari Era Agung. Mereka memandang sihir sebagai ilmu yang harus dipelajari dan diklasifikasikan, bukan sebagai kekuatan liar untuk digunakan secara sembarangan. Struktur sosial mereka adalah meritokrasi yang ketat, di mana kekuasaan dipegang oleh Dewan Arkivis (Dewan Penyimpan Arsip) berdasarkan kecerdasan dan pemahaman sejarah.
Budaya Lumina sangat formal, menjunjung tinggi tradisi dan ritual harian yang berpusat pada studi dan meditasi. Mereka terkenal karena perpustakaan bawah tanah mereka yang luas, yang konon menyimpan gulungan yang dapat membalikkan proses penuaan, meskipun akses ke gulungan tersebut sangat dibatasi. Mereka cenderung menghindari konflik militer, lebih memilih diplomasi dan manipulasi informasi sebagai senjata utama mereka.
Suku Rhen adalah penghuni Dataran Tinggi Kaelum yang bergetar. Mereka adalah ras yang tangguh dan pragmatis, beradaptasi dengan lingkungan yang terus bergerak. Mereka tidak menggunakan sihir tradisional, melainkan mengandalkan ‘Teknik Gema’, kemampuan untuk membaca getaran tanah dan memprediksi pergerakan Mana serta gempa bumi. Mereka adalah pemburu ulung dan ahli dalam metalurgi sihir, menghasilkan pelindung yang tipis namun hampir tidak bisa ditembus.
Masyarakat Rhen adalah nomaden semi-permanen, bergerak dalam karavan besar yang ditarik oleh binatang buas berkaki enam yang disebut Grondyr. Kepercayaan mereka animistik, menghormati 'Roh Getaran' yang diyakini sebagai inti kehidupan. Mereka memiliki rasa komunitas yang sangat kuat; pelanggaran terhadap anggota suku dianggap sebagai kejahatan terhadap seluruh tanah Rhen.
Berlokasi di Kepulauan Arkaik, Kasta Mercusuar Aethel adalah sisa-sisa ras Naga purba. Mereka hidup di atas tebing dan di kota-kota pelabuhan yang berani menantang ombak ganas. Fokus utama mereka adalah pengendalian sihir cuaca dan angin, vital untuk navigasi di lautan berbahaya yang mengelilingi Alderon.
Aethelian diatur oleh Laksamana Agung yang secara turun-temurun bertanggung jawab untuk mempertahankan ‘Tirai Badai’—perisai magis yang melindungi Alderon dari pengaruh luar. Mereka dikenal karena pembuatan kapal mereka yang canggih, terbuat dari kayu yang diperkuat dengan terpaan Mana, memungkinkan kapal mereka meluncur tanpa layar bahkan melawan angin terkuat. Kasta Mercusuar memiliki hubungan yang dingin dengan faksi daratan, menganggap mereka terlalu terikat pada bumi.
Faksi yang paling ditakuti, Order of the Obsidian Sun, muncul dari kehancuran Perpecahan Lima Mahkota. Mereka mendiami daerah di sekitar Hutan Vylestra dan terkenal karena penggunaan Sihir Darah (Blood Magic) dan Necromancy. Mereka percaya bahwa kekuatan sejati hanya bisa dicapai melalui pengorbanan dan dominasi, mengabaikan kode etik sihir tradisional Lumina.
Mereka memiliki struktur militeristik yang kaku, dipimpin oleh seorang High Praetor yang kekuasaannya didukung oleh legiun Undead yang kuat. Meskipun mereka sering dicap sebagai penjahat, mereka memiliki teknologi sihir yang maju, terutama dalam hal saluran energi dan penyatuan sihir dengan tubuh fisik. Keberadaan mereka berfungsi sebagai ancaman konstan, memaksa faksi-faksi lain untuk mempertahankan aliansi yang rapuh.
Sihir di Alderon, atau ‘Vitae Mana’, adalah kekuatan hidup yang mengalir melalui benua. Tidak seperti sihir di dunia lain yang mungkin bersifat eksternal, Vitae Mana berinteraksi langsung dengan emosi dan kemauan kastor, menjadikannya sangat kuat, namun berpotensi merusak.
Para sarjana Lumina telah mengklasifikasikan Mana menjadi tiga jenis utama:
Setiap kastor di Alderon memiliki ikatan pribadi dengan Mana, dikenal sebagai Nexus Bind. Kekuatan Nexus ini ditentukan oleh kemauan, bukan hanya bakat. Jika Nexus Bind terlalu kuat, kastor berisiko mengalami ‘Resonansi Balik’—keadaan di mana tubuhnya menyerap Mana berlebihan, menyebabkan mutasi fisik atau, dalam kasus terburuk, disintegrasi spontan menjadi energi murni. Inilah mengapa pelatihan sihir di Lumina sangat menekankan pengendalian diri dan batasan.
Kristal Mana Purba (Aetherium Shards) adalah sisa-sisa energi terkonsentrasi dari Era Dawn. Mereka tidak hanya menyimpan energi, tetapi juga memiliki jejak ingatan dari kastor kuno yang pertama kali menggunakannya. Menggunakan Kristal Mana dapat memberikan lonjakan daya yang ekstrem, namun kastor seringkali terbebani oleh memori dan emosi masa lalu yang tersimpan di dalam kristal tersebut, kadang menyebabkan kegilaan atau perubahan kepribadian yang drastis.
Dalam perdagangan internasional di Alderon, Kristal Mana Purba berfungsi sebagai mata uang yang sangat berharga dan tidak stabil. Nilainya berfluktuasi tergantung pada kemurnian dan asal-usulnya. Faksi Obsidian Sun secara aktif menambang kristal yang paling gelap, yang diyakini mengandung jejak kegelapan dari Perang Kosmik Pertama, menjadikannya sangat ampuh untuk ritual terlarang.
Kehadiran Mana yang pekat telah mendorong evolusi fauna dan flora di Alderon ke arah yang fantastis. Banyak makhluk memiliki kemampuan sihir bawaan, dan banyak tanaman memiliki sifat yang tidak ditemukan di dunia biasa.
Makhluk berbulu gelap yang hidup di bagian terdalam Hutan Vylestra. Mereka memiliki kemampuan pasif yang disebut ‘Absorpsi Cahaya’, di mana mereka secara harfiah menarik semua foton di sekitar mereka, menciptakan kantong kegelapan mutlak. Perburuan Shadow Stalker sangat berbahaya karena mereka hanya bisa dilawan menggunakan sihir yang menghasilkan panas murni, karena cahaya fisik tidak berfungsi. Kulit mereka sangat berharga untuk pembuatan jubah yang tidak dapat dideteksi.
Hewan ternak utama Suku Rhen. Grondyr adalah herbivora besar dengan enam kaki dan cangkang yang sangat tebal, yang melindungi mereka dari getaran Kaelum. Mereka memiliki tanduk yang terbuat dari bijih besi sihir, yang beresonansi dengan gempa bumi. Suku Rhen mengendarai Grondyr dan menggunakan resonansi tanduk mereka untuk navigasi dan komunikasi jarak jauh.
Bukan hydra biasa, makhluk ini adalah entitas air murni yang mengambil bentuk naga laut multi-kepala. Hydra Arkaik berfungsi sebagai penjaga alami Kepulauan Arkaik. Konon, mereka adalah manifestasi dari Mana laut yang marah. Kekalahan seekor Hydra Arkaik tidak mungkin terjadi karena ia terbuat dari air; serangan fisik hanya akan membagi entitas tersebut, tidak menghancurkannya.
Arsitektur Alderon adalah cerminan langsung dari perkembangan sihirnya. Reruntuhan menunjukkan teknik yang melampaui pemahaman modern, sementara kota-kota baru fokus pada pertahanan dan efisiensi Mana.
Pusat kekuatan Lumina dan bekas ibu kota Solarian. Veridian adalah keajaiban arsitektur megalitikum, dibangun dari batu putih yang memancarkan cahaya lembut yang bersumber dari kristal yang tertanam di bawah fondasinya. Kota ini adalah rumah bagi Akademi Prima, institusi sihir terbesar di Alderon. Jalan-jalannya dirancang secara geometris untuk memaksimalkan aliran Mana, dan bangunan-bangunan tingginya memiliki mekanisme pertahanan otomatis yang diaktifkan oleh mantra yang ditanamkan dalam batu itu sendiri.
Tor Rhen bukanlah kota permanen, melainkan sebuah pasar dan titik pertemuan yang terus bergerak di Dataran Tinggi Kaelum. Terdiri dari ratusan tenda dan struktur modular yang dapat dibongkar dalam hitungan jam, Tor Rhen adalah jantung perdagangan Rhen. Meskipun arsitekturnya bersifat sementara, keamanannya dijaga oleh pagar sihir gema yang dapat melumpuhkan penyihir asing yang mencoba mengganggu ketertiban. Tempat ini terkenal dengan kualitas senjata dan zirah metalurgi sihirnya.
Ibu kota Kasta Mercusuar Aethel. Aerthas dibangun vertikal di sisi tebing yang curam, dengan jembatan dan dermaga yang menggantung di atas pusaran air yang mematikan. Kota ini seluruhnya ditenagai oleh kincir angin raksasa yang tidak hanya menghasilkan energi mekanik tetapi juga memurnikan energi sihir cuaca yang digunakan oleh kasta. Para pelaut tinggal di menara-menara tinggi yang berfungsi sebagai suar cuaca, mengawasi pergerakan awan dan badai di luar Tirai Badai.
Reruntuhan Xylos adalah sisa-sisa terakhir Kota Langit Zephyr yang jatuh. Terletak di tengah danau garam besar yang terbentuk dari kristal cair. Xylos diselimuti oleh kabut sihir berbahaya dan diyakini dihuni oleh sisa-sisa entitas dimensional yang dipanggil di Era Dawn. Tidak ada faksi yang berani membangun kembali di sana, tetapi Xylos adalah tujuan utama bagi para pemburu artefak, karena artefak yang ditemukan di sana seringkali memiliki kekuatan sihir yang tidak stabil dan sangat besar.
Ekspedisi ke Xylos memerlukan protokol keselamatan sihir yang ketat. Peninggalan yang paling dicari adalah 'Piringan Vakuus', sebuah artefak yang diyakini dapat menciptakan zona non-sihir, sangat berharga bagi Order of the Obsidian Sun untuk menetralkan pertahanan Lumina. Namun, risikonya besar; banyak penjelajah yang kembali dari Xylos menderita 'Kelelahan Eterik', di mana Nexus Bind mereka terputus secara permanen.
Kehidupan spiritual di Alderon sangat terikat dengan siklus Mana dan sejarah bencana. Dewa-dewa dan entitas yang dipuja seringkali melambangkan aspek keseimbangan atau kekacauan.
Mayoritas faksi di daratan (Lumina dan Rhen) memuja Triad Pencerah, tiga dewa yang diyakini telah membimbing peradaban yang tersisa setelah kehancuran Era Dawn.
Order of the Obsidian Sun menolak Triad Pencerah. Mereka memuja ‘Bayangan Abadi’, entitas yang diyakini mendiami kekosongan di luar Cincin Eter. Mereka percaya bahwa Bayangan Abadi adalah sumber kekuatan sejati, karena ia tidak terikat oleh aturan atau keseimbangan. Ritual mereka melibatkan penggunaan sihir Darah untuk membuka portal mikro, membiarkan sedikit energi kekosongan masuk ke Alderon. Kultus ini berakar pada keyakinan bahwa kepatuhan terhadap hukum alam adalah kelemahan; kekuatan sejati terletak pada menembus batas-batas eksistensi.
Sebuah legenda universal di Alderon adalah tentang The Weaver (Sang Penjahit), entitas yang tidak memiliki bentuk dan tidak disembah, tetapi diakui sebagai pencipta. The Weaver diyakini telah menjahit kain realitas menggunakan Mana dan benang waktu. Ketika sihir digunakan secara berlebihan atau tidak bertanggung jawab, kain tersebut robek (seperti yang terjadi pada Great Silence). Oleh karena itu, semua faksi, bahkan yang paling militan, takut akan murka The Weaver, yang diyakini termanifestasi sebagai kekosongan sihir.
Meskipun stabilitas politik telah dicapai di bawah Hegemoni Aethelian, Alderon menghadapi serangkaian ancaman internal dan eksternal yang terus menguji kemampuan peradaban untuk bertahan hidup.
Cadangan Mana Purba yang semakin menipis telah meningkatkan ketegangan antara Lumina dan Obsidian Sun. Lumina berupaya melestarikan sisa kristal untuk studi dan penggunaan yang terstruktur, sementara Obsidian Sun menambangnya secara agresif di Pegunungan Eterium untuk tujuan militer. Perebutan titik-titik Nexus energi (tempat Mana paling pekat) adalah penyebab utama dari hampir semua konflik perbatasan yang terjadi saat ini.
Penambangan kristal yang tidak bertanggung jawab oleh Obsidian Sun sering kali melepaskan ‘Gumpalan Eterik’ yang tidak stabil ke udara, menyebabkan badai sihir lokal yang merusak pertanian Suku Rhen, yang pada gilirannya memicu ketegangan diplomatik dan serangan balasan sporadis dari Rhen.
Sejak Tirai Badai Aethelian melemah setelah Great Silence, makhluk-makhluk dari luar Alderon mulai merambah. Wilayah di luar perairan Aethelian, yang disebut Shadow Shores, kini sering dikunjungi oleh kapal-kapal bajak laut sihir yang mencari artefak Alderon. Bajak laut ini seringkali menggunakan sihir yang asing dan tidak terstruktur, yang sulit ditangkal oleh sihir kodefikasi Lumina. Hal ini memaksa Lumina dan Aethelian untuk bekerja sama dalam mengembangkan pertahanan sihir jarak jauh yang baru, sebuah kolaborasi yang dulunya dianggap tidak mungkin.
Dalam Era Veil, munculnya batasan pada sihir telah mendorong inovasi teknologi non-magis. Akademi Lumina kini memiliki departemen besar yang didedikasikan untuk Alkimia Mekanis dan Teknik Pneumatik. Mereka menciptakan perangkat yang menggunakan energi tekanan dan reaksi kimia untuk meniru efek sihir dasar. Ini adalah revolusi industri versi Alderon, yang menimbulkan perdebatan etika: Haruskah mereka bergantung pada teknologi yang tidak alami, atau haruskah mereka mengambil risiko menggunakan sihir kuno yang dapat memicu bencana lain?
Suku Rhen, dengan keahlian metalurgi mereka, telah mempelopori pembuatan 'Golem Gema'—konstruksi mekanik yang ditenagai oleh getaran alami Kaelum, memungkinkan mereka memiliki pasukan robot non-magis yang sangat tangguh terhadap serangan sihir tradisional. Inovasi ini telah mengubah dinamika kekuatan militer di benua itu secara drastis.
Kompleksitas Alderon melampaui deskripsi sederhana. Ia adalah benua yang hidup, bernapas, dan bergetar dengan sihir dan sejarah, sebuah monumen bagi peradaban yang ambisius dan peringatan abadi terhadap kesombongan kosmik. Kisahnya adalah kisah yang terus ditulis ulang oleh setiap gempa bumi di Kaelum, setiap badai di Aethel, dan setiap gulungan yang dibuka di bawah Cahaya Lumina.
Perjalanan eksplorasi mendalam ke Alderon ini menunjukkan bahwa meski benua ini mungkin ‘terlupakan’ oleh dunia luar, kehidupannya yang berdenyut, konflik faksionalnya, dan misteri Mana-nya menjadikannya salah satu dunia fantasi yang paling kaya dan paling mengancam.
Aliran Eter, yang dikenal sebagai Aetheric Currents, merupakan fenomena global yang mempengaruhi distribusi Mana di seluruh Alderon. Aliran ini dapat dibandingkan dengan arus laut atau angin global, namun mereka bergerak melalui dimensi yang lebih tinggi. Studi terbaru oleh Dewan Arkivis Lumina menunjukkan bahwa Aliran Eter tidak statis; mereka berosilasi sesuai dengan posisi tiga bulan Alderon dan aktivitas inti kristal di Pegunungan Eterium. Pemahaman tentang osilasi ini sangat penting untuk sihir penerbangan dan teleportasi jarak jauh, teknik yang baru saja mulai dikuasai kembali setelah hilang di Era Veil.
Di bawah permukaan Alderon terdapat jaringan energi yang kompleks yang disebut Garis Mana. Garis-garis ini adalah jalur di mana Vitae Mana mengalir dengan intensitas tertinggi. Garis Mana ini bertemu di simpul-simpul tertentu yang dikenal sebagai Titik Nexus. Kota-kota besar di Alderon, seperti Veridian dan reruntuhan Xylos, dibangun secara sengaja di atas atau di dekat Titik Nexus yang kuat. Kualitas sihir yang dilepaskan di Titik Nexus seringkali jauh lebih murni dan lebih mudah dikendalikan, tetapi juga berpotensi memicu bencana jika disalahgunakan. Suku Rhen menggunakan Titik Nexus yang lebih kecil, yang mereka sebut 'Simpul Jantung', untuk mengisi ulang energi perangkat Golem Gema mereka.
Penelitian mendalam mengungkapkan bahwa Garis Mana di Alderon memiliki sifat semi-sadar. Mereka bereaksi terhadap emosi kolektif peradaban. Periode perang yang berkepanjangan dapat ‘menggelapkan’ garis-garis ini, membuatnya kurang responsif terhadap sihir penyembuhan dan lebih mudah menyalurkan sihir destruktif—sebuah hipotesis yang diajukan untuk menjelaskan transisi tiba-tiba ke Sihir Darah selama Perpecahan Lima Mahkota.
Inti geologis Alderon mengandung deposit besar ‘Kristal Murni’ yang berinteraksi dengan panas bumi. Para ahli sihir di Era Dawn mampu memanipulasi panas bumi ini untuk membangun dan mempertahankan infrastruktur besar. Misalnya, mereka menciptakan 'Pilar Panas' di bawah Kota Langit Zephyr, yang menjaga kota tetap mengapung dengan memanfaatkan resonansi antara sihir dan panas cair. Saat ini, hanya Kasta Mercusuar Aethel yang mempertahankan pemahaman parsial tentang resonansi ini, menggunakannya untuk menstabilkan struktur menara mereka di tebing yang tidak stabil.
Salah satu misteri terbesar di Era Veil adalah fenomena Sihir Hening. Terkadang, di area yang dulunya kaya Mana, sihir tiba-tiba berhenti bekerja sepenuhnya selama beberapa jam atau hari. Lumina percaya ini adalah sisa-sisa Bencana Great Silence, semacam 'luka' pada jaring realitas yang belum sembuh. Faksi Obsidian Sun, sebaliknya, mencoba mereplikasi kondisi ini sebagai senjata untuk melumpuhkan musuh-musuh mereka yang bergantung sepenuhnya pada sihir. Area di sekitar Reruntuhan Xylos sering mengalami Sihir Hening yang berkepanjangan, menjadikannya sangat berbahaya.
Sebuah teori minor yang kontroversial, didukung oleh beberapa cendekiawan Rhen, menyebutkan bahwa Sihir Hening adalah mekanisme pertahanan diri yang dilakukan oleh The Weaver—saat realitas terancam, Mana secara naluriah menarik diri untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Jika teori ini benar, maka setiap kali terjadi Sihir Hening, itu berarti Alderon sedang berada di ambang bencana baru, sebuah pemikiran yang sangat menakutkan bagi mereka yang telah merasakan kengerian Great Silence.
Reruntuhan Xylos bukan hanya sebuah kota yang jatuh; ia adalah museum teknologi sihir Era Dawn yang tidak disengaja. Eksplorasi di sana, meskipun mematikan, telah mengungkapkan tingkat keahlian teknik yang melampaui Era Agung sekalipun. Kehancurannya yang spektakuler dalam Perang Kosmik Pertama telah membekukan teknologi di tempat, menjadikannya kapsul waktu.
Teknologi paling menakjubkan yang ditemukan di Xylos adalah Mesin Pengendali Gravitasi. Artefak ini, berukuran sebanding dengan kapal kecil, mampu menciptakan medan anti-gravitasi lokal, memungkinkan struktur besar untuk mengapung. Mesin ini ditenagai oleh Mana Kosmik yang murni, yang saat ini hampir mustahil untuk diakses. Upaya Lumina untuk mereplikasi Mesin Gravitasi dengan Mana Esensial hanya menghasilkan kegagalan, sering kali menyebabkan ledakan sihir yang tak terduga.
Dinding-dinding Xylos dipenuhi dengan Skrip Eterik, bahasa visual yang digunakan oleh peradaban Zephyr. Skrip ini tidak hanya menyampaikan informasi; mereka secara pasif memancarkan sihir, seringkali menjaga reruntuhan dari pelapukan. Beberapa peneliti percaya bahwa Skrip Eterik adalah bentuk sihir yang paling murni, di mana niat dan bahasa bersatu. Jika sebuah Skrip Eterik yang utuh dapat dipulihkan, Lumina berharap dapat membuka kembali jalur sihir yang telah lama hilang, memungkinkan kemampuan yang pernah dimiliki oleh Raja-Raja Bijaksana.
Reruntuhan ini masih aktif dijaga oleh entitas yang dikenal sebagai "Eteric Remnants" (Sisa-sisa Eterik). Ini bukan makhluk hidup, melainkan program sihir mandiri yang diaktifkan oleh penyusup. Sisa-sisa Eterik sering berbentuk pusaran cahaya atau hantu yang mampu mengeluarkan serangan energi murni. Mereka menunjukkan tingkat kecerdasan buatan sihir yang belum pernah terlihat, mampu belajar dari serangan yang gagal dan memodifikasi pola pertahanan mereka secara real time. Kelompok penjelajah Obsidian Sun yang terlalu berani seringkali menjadi korban Sisa-sisa Eterik ini.
Kekuatan sihir yang berbeda-beda telah melahirkan bentuk seni dan ritual yang unik di setiap faksi, mencerminkan nilai-nilai dasar mereka.
Di Lumina, seni tidak hanya untuk estetika tetapi juga untuk penyimpanan energi. Mereka mengembangkan seni 'Kristalomansi', memahat kristal Mana menjadi bentuk geometris kompleks yang dapat menyimpan mantra. Patung-patung Kristal Lumina seringkali berfungsi ganda sebagai repeater sihir di seluruh Veridian, meningkatkan jangkauan dan kekuatan mantra para penyihir. Musik mereka sangat terstruktur dan harmonis, menggunakan instrumen yang terbuat dari bahan metalurgi sihir Rhen yang dikombinasikan dengan Eteric Wood Vylestra, menghasilkan nada yang dapat menenangkan fluktuasi Mana.
Suku Rhen, yang hidup dalam ketidakstabilan seismik, mengembangkan ‘Tarian Gema’. Ini adalah serangkaian gerakan kaki yang cepat dan sinkron yang menghasilkan getaran mikro, memungkinkan mereka berkomunikasi dengan tanah dan memprediksi gempa. Tarian ini juga berfungsi sebagai bentuk terapi komunal, melepaskan ketegangan yang terakumulasi dari paparan terus-menerus terhadap getaran Kaelum. Alat musik Rhen didominasi oleh perkusi dan alat tiup yang terbuat dari tanduk Grondyr, menghasilkan suara yang dalam dan beresonansi dengan gemuruh bumi.
Kasta Mercusuar Aethel memiliki ritual tahunan yang paling penting, 'Ritual Pengikatan Angin'. Dalam ritual ini, semua Laksamana Agung dan para pelaut senior berkumpul di puncak Mercusuar Tertinggi. Mereka menyalurkan Mana cuaca kolektif mereka untuk memperkuat Tirai Badai selama setahun ke depan. Ritual ini dilakukan dengan nyanyian melodis yang terdengar seperti suara ombak dan angin, dan memiliki irama yang kompleks, mencerminkan arus laut yang tak terduga. Keberhasilan ritual ini adalah kunci untuk mempertahankan isolasi Alderon dari dunia luar.
Filosofi ritual ini berakar pada konsep 'Keseimbangan Badai'—percaya bahwa lautan tidak dapat dikalahkan, tetapi dapat ditenangkan melalui harmoni sihir dan kemauan manusia. Kegagalan dalam ritual Pengikatan Angin dapat berarti badai yang tak terhindarkan, yang mampu merobek Tirai Badai dan membuka Alderon ke invasi atau pengaruh eksternal yang tidak diinginkan.
Alderon saat ini berada di persimpangan jalan, di mana masa lalu purba bertemu dengan tantangan modern. Nasib benua ini kemungkinan akan ditentukan oleh resolusi tiga konflik utama.
Ketegangan antara Lumina (yang mengembangkan teknologi non-magis) dan Obsidian Sun (yang memaksimalkan sihir gelap) adalah Perang Dingin Alderon. Jika Lumina berhasil menciptakan pengganti Mana yang efisien, kekuatan sihir Obsidian Sun akan menjadi usang. Namun, jika Obsidian Sun berhasil mengakses Sumber Mana Utama di Eterium, mereka akan menguasai sihir dengan kekuatan yang tak tertandingi, mengancam untuk menjerumuskan benua kembali ke Era Kegelapan yang penuh Sihir Darah.
Saat ini, hanya ancaman eksternal yang memaksa faksi-faksi untuk bekerja sama. Jika ancaman ini mereda, atau jika salah satu faksi mencapai dominasi absolut (misalnya, jika Obsidian Sun berhasil mengaktifkan Piringan Vakuus Xylos), maka perpecahan akan terjadi. Suku Rhen dan Kasta Mercusuar berfungsi sebagai penyeimbang kekuatan, tetapi netralitas mereka rapuh dan dapat runtuh kapan saja jika kepentingan mereka sendiri terancam secara eksistensial.
Ramalan kuno, yang terukir di kedalaman Puncak Niran, berbicara tentang 'Kebangkitan Aethel'. Ini meramalkan bahwa pada saat kebutuhan terbesarnya, keturunan Naga yang murni akan muncul dan memimpin Alderon kembali ke kejayaan Era Dawn, menguasai kembali Mana Kosmik dan memulihkan Kota Langit. Namun, ramalan ini juga membawa peringatan: Kebangkitan akan memicu perubahan geologis dan sihir yang sangat besar, mungkin mengharuskan pengorbanan seluruh struktur peradaban yang ada di Era Veil.
Alderon, dengan pegunungan kristalnya yang menjulang, hutannya yang bergerak perlahan, dan reruntuhan kota-kota yang mengapung, tetap menjadi misteri yang menunggu untuk dipecahkan. Setiap penjelajah yang menjejakkan kaki di tanah ini bukan hanya mempelajari sejarah, tetapi juga merasakan denyutan kekuatan yang telah membentuk realitas, kekuatan yang kini berjuang untuk menemukan keseimbangan baru dalam Era Tabir yang rapuh ini. Kontinuitas naratif dan kedalaman eksplorasi ini adalah kunci untuk memahami mengapa benua Alderon tetap menjadi legenda abadi di batas-batas pengetahuan dunia.
Studi terhadap fosil sihir di bagian paling utara Alderon, dekat dengan lapisan es abadi, menunjukkan bahwa siklus sihir mungkin jauh lebih tua daripada yang diperkirakan oleh Dewan Arkivis Lumina. Fosil ini mengandung jejak Mana yang begitu kuno dan berbeda sehingga mereka telah diklasifikasikan sebagai Pra-Eterik, menyarankan keberadaan peradaban yang mendahului bahkan Zephyr. Implikasi dari penemuan ini sangat besar: jika Mana adalah siklus yang terus berputar, maka Great Silence mungkin bukan akhir, melainkan hanya fase transisi, dan Era Veil saat ini hanyalah persiapan untuk kejayaan atau kehancuran yang jauh lebih besar.
Kebutuhan akan persatuan di hadapan bahaya luar dan internal mendorong beberapa kelompok di Lumina dan Rhen untuk membentuk koalisi riset rahasia. Koalisi ini berfokus pada teknik ‘Transmutasi Kristal’, upaya untuk mengubah kristal Mana gelap milik Obsidian Sun menjadi bentuk yang lebih murni dan aman. Keberhasilan mereka dapat secara efektif melucuti senjata musuh utama tanpa memerlukan perang terbuka, sebuah pendekatan diplomasi yang dilakukan melalui ilmu sihir dan alkimia. Namun, kegagalan dalam transmutasi dapat menyebabkan ledakan yang setara dengan bom termonuklir sihir, mengancam wilayah pusat Alderon dengan kehancuran yang tak terbayangkan. Proyek ini, yang dijaga dengan kerahasiaan absolut di bawah tanah Veridian, melambangkan harapan yang genting namun esensial bagi masa depan yang damai di benua yang terikat oleh sihir dan sejarah tak terhingga ini.