Gigitan serangga, seperti nyamuk, semut, lebah, atau tawon, adalah hal yang lumrah terjadi, terutama saat beraktivitas di luar ruangan. Bagi kebanyakan orang, gigitan ini hanya menimbulkan rasa gatal, sedikit bengkak, dan kemerahan yang akan hilang dalam beberapa jam atau hari. Namun, bagi sebagian individu, gigitan serangga dapat memicu reaksi alergi yang lebih serius, bahkan berpotensi membahayakan.
Alergi gigitan serangga terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein atau racun dalam air liur atau sengatan serangga. Reaksi ini bervariasi dari ringan hingga parah, tergantung pada jenis serangga, jumlah racun yang masuk ke tubuh, dan sensitivitas individu.
Ilustrasi umum yang menggambarkan gigitan serangga.
Gejala alergi gigitan serangga dapat muncul segera setelah gigitan atau sengatan, atau bahkan beberapa jam kemudian. Penting untuk mengenali gejala-gejala ini agar penanganan dapat segera dilakukan.
Pada beberapa kasus, pembengkakan bisa meluas hingga area tubuh yang lebih luas dari gigitan. Misalnya, gigitan di jari bisa menyebabkan seluruh lengan membengkak. Gejala ini biasanya tidak berbahaya secara sistemik, namun bisa sangat mengganggu dan memerlukan perhatian medis.
Ini adalah bentuk reaksi alergi yang paling serius dan mengancam jiwa. Anafilaksis terjadi ketika reaksi alergi menyebar ke seluruh tubuh. Gejala anafilaksis bisa berkembang dengan cepat dan meliputi:
Anafilaksis adalah keadaan darurat medis dan memerlukan penanganan segera. Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda mengalami gejala anafilaksis setelah digigit serangga, segera hubungi layanan darurat medis.
Beberapa jenis serangga lebih sering memicu reaksi alergi dibandingkan yang lain:
Penanganan alergi gigitan serangga bergantung pada tingkat keparahan reaksinya.
Dalam kasus pembengkakan yang luas tetapi tidak ada gejala sistemik, penanganan mungkin melibatkan obat antihistamin oral dan kortikosteroid, serta pemantauan medis.
Penanganan utama untuk anafilaksis adalah epinefrin (adrenalin). Suntikan epinefrin harus selalu dibawa oleh individu yang memiliki riwayat anafilaksis. Setelah disuntikkan epinefrin, pasien harus segera dibawa ke unit gawat darurat untuk observasi dan perawatan lebih lanjut, yang mungkin meliputi pemberian antihistamin dan kortikosteroid intravena.
Meskipun tidak selalu bisa dihindari, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa diambil untuk mengurangi risiko digigit serangga, terutama bagi Anda yang memiliki riwayat alergi:
Bagi individu yang diketahui memiliki alergi gigitan serangga parah, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis alergi dan imunologi. Dokter dapat membantu mengidentifikasi serangga pemicu, memberikan edukasi tentang cara penanganan darurat, dan merekomendasikan terapi pencegahan seperti imunoterapi racun serangga (desensitisasi).