Ketika tubuh bereaksi berlebihan terhadap kenaikan suhu, baik dari aktivitas fisik maupun lingkungan, Anda mungkin mengalami kondisi yang dikenal sebagai alergi kolinergik. Ini bukan alergi dalam arti tradisional terhadap zat asing, melainkan respons sistem saraf otonom terhadap rangsangan panas.
Alergi kolinergik, atau yang sering disebut urtikaria kolinergik, adalah kondisi kulit yang menyebabkan munculnya ruam gatal berupa bintik-bintik kecil yang dikelilingi area kemerahan. Ruam ini biasanya muncul ketika suhu tubuh meningkat, yang seringkali dipicu oleh:
Kondisi ini diperkirakan terjadi akibat pelepasan asetilkolin, sebuah neurotransmitter yang dilepaskan oleh ujung saraf untuk merangsang otot dan kelenjar. Pada orang dengan alergi kolinergik, sistem kekebalan tubuh mereka secara keliru bereaksi terhadap asetilkolin yang dilepaskan sebagai respons terhadap panas, menyebabkan respons inflamasi pada kulit.
Gejala utama alergi kolinergik adalah munculnya ruam yang sangat khas. Ruam ini biasanya muncul dalam waktu singkat setelah tubuh mengalami peningkatan suhu, dan seringkali disertai dengan rasa gatal yang intens. Gejala yang umum meliputi:
Meskipun ruam ini tampak mengkhawatirkan, biasanya tidak berbahaya dan akan menghilang dalam waktu 30 menit hingga beberapa jam setelah tubuh mendingin. Namun, rasa gatal yang parah bisa sangat mengganggu kualitas hidup.
Penyebab pasti alergi kolinergik belum sepenuhnya dipahami, namun teori utama berpusat pada respons sistem kekebalan tubuh terhadap asetilkolin. Asetilkolin adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh saraf untuk mengirimkan sinyal ke berbagai bagian tubuh, termasuk otot dan kelenjar keringat. Ketika suhu tubuh naik, tubuh melepaskan lebih banyak asetilkolin untuk merangsang kelenjar keringat agar tubuh dapat mendingin melalui penguapan keringat.
Pada penderita alergi kolinergik, sistem kekebalan tubuh tampaknya salah mengidentifikasi asetilkolin ini sebagai zat asing yang berbahaya. Akibatnya, tubuh melepaskan histamin dan zat kimia lain yang menyebabkan peradangan dan ruam yang gatal. Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria dan biasanya muncul pada usia remaja atau dewasa muda.
Diagnosis alergi kolinergik biasanya didasarkan pada riwayat medis pasien dan pemeriksaan fisik. Dokter akan menanyakan tentang gejala yang dialami, kapan muncul, dan apa yang memicunya. Salah satu metode diagnosis yang umum dilakukan adalah tes provokasi:
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan melakukan tes lain untuk menyingkirkan kondisi kulit lain yang memiliki gejala serupa, seperti dermatitis kontak atau biduran biasa.
Meskipun alergi kolinergik tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, gejalanya dapat dikelola dan dicegah. Fokus utama penanganan adalah meminimalkan pemicu dan meredakan gejala.
Jika gejala cukup mengganggu, dokter mungkin akan meresepkan beberapa jenis obat:
Meskipun alergi kolinergik umumnya bukan kondisi yang serius, penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika:
Dengan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai, penderita alergi kolinergik dapat mengelola kondisinya dan menjalani kehidupan yang nyaman tanpa terganggu oleh ruam gatal yang muncul saat suhu tubuh meningkat.