Algoritma Decision Tree: Pilihan Bijak dalam Pengambilan Keputusan

Visualisasi sederhana algoritma decision tree Decision Tree Ya Tidak Selesai

Dalam dunia analisis data dan kecerdasan buatan, terdapat berbagai macam algoritma yang digunakan untuk memodelkan data dan membuat prediksi. Salah satu algoritma yang paling intuitif dan banyak digunakan adalah algoritma decision tree atau pohon keputusan. Algoritma ini mampu merepresentasikan serangkaian keputusan dan konsekuensinya dalam bentuk struktur pohon, yang membuatnya mudah dipahami oleh manusia.

Apa Itu Algoritma Decision Tree?

Algoritma decision tree adalah model prediktif yang menggunakan struktur alur kontrol yang menyerupai pohon. Pohon keputusan ini terdiri dari node-node yang merepresentasikan pengujian terhadap suatu atribut (fitur), cabang yang merepresentasikan hasil dari pengujian tersebut, dan daun (leaf node) yang merepresentasikan keputusan akhir atau prediksi kelas.

Secara konseptual, cara kerja pohon keputusan sangat mirip dengan bagaimana manusia membuat keputusan sehari-hari. Kita akan mempertimbangkan serangkaian kondisi atau pertanyaan, dan berdasarkan jawaban dari setiap pertanyaan, kita akan bergerak ke langkah selanjutnya hingga mencapai kesimpulan. Misalnya, saat memutuskan apakah akan bermain di luar atau tidak, seseorang mungkin bertanya:

Setiap pertanyaan ini adalah node dalam pohon keputusan, dan jawaban "ya" atau "tidak" adalah cabang yang mengarah ke node atau keputusan berikutnya.

Bagaimana Algoritma Decision Tree Bekerja?

Proses pembentukan pohon keputusan dimulai dari data pelatihan yang sudah memiliki label kelas (untuk supervised learning). Algoritma akan secara iteratif membagi data berdasarkan atribut yang paling efektif dalam memisahkan kelas-kelas yang ada. Kriteria pemisahan ini biasanya diukur menggunakan metrik seperti Information Gain, Gini Impurity, atau Entropy. Tujuannya adalah untuk menemukan pemisahan yang menghasilkan sub-grup data yang paling "murni" dari segi kelas.

Misalnya, algoritma mungkin memulai dengan atribut "usia" sebagai root node. Data kemudian dibagi menjadi dua cabang: usia di bawah 18 tahun dan usia 18 tahun ke atas. Proses ini berlanjut pada setiap cabang hingga kriteria berhenti terpenuhi, seperti:

Keunggulan Algoritma Decision Tree

Algoritma decision tree memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya populer:

Kelemahan Algoritma Decision Tree

Meskipun memiliki banyak keunggulan, algoritma decision tree juga memiliki beberapa kelemahan:

Aplikasi Decision Tree

Algoritma decision tree banyak diterapkan dalam berbagai bidang, antara lain:

Algoritma pohon keputusan, dengan kesederhanaan dan interpretasinya yang kuat, tetap menjadi alat fundamental dalam kotak peralatan setiap ilmuwan data dan analis. Pemahaman yang baik tentang cara kerja dan batasannya akan memastikan penggunaan yang efektif dalam memecahkan berbagai masalah.

// Contoh pseudo-code sederhana membangun decision tree function buildTree(data, features): if is_pure(data) or no_more_features(features): return leaf_node(majority_class(data)) best_feature = find_best_feature_to_split(data, features) subsets = split_data(data, best_feature) new_features = remove_feature(features, best_feature) children = {} for value, subset in subsets.items(): children[value] = buildTree(subset, new_features) return internal_node(best_feature, children)

🏠 Homepage