Dalam lautan ajaran Islam yang luas, terdapat ayat-ayat Al-Qur'an yang memancarkan cahaya petunjuk dan inspirasi bagi umat manusia. Salah satu ayat yang sarat makna dan mengajak pada tindakan positif adalah Surat Ali Imran ayat 104. Ayat ini bukan sekadar seruan, melainkan sebuah fondasi bagi pembentukan komunitas yang kuat, berintegritas, dan senantiasa berupaya mewujudkan kebaikan.
Ayat ini berbunyi:
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung."
Terjemahan di atas memberikan gambaran yang jelas tentang inti pesan dari ayat tersebut. Kata kunci di sini adalah "segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan", "menyuruh kepada yang ma'ruf", dan "mencegah dari yang munkar". Frasa ini menyoroti peran aktif yang harus diemban oleh sebagian dari umat Islam untuk menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat.
Frasa "ummatan tu'moon ila al-khair" secara harfiah berarti "umat yang menyeru kepada kebaikan". Ini adalah sebuah mandat universal yang tidak hanya dibebankan kepada para pemimpin agama, ulama, atau tokoh masyarakat semata, tetapi juga kepada setiap individu Muslim yang memiliki kesadaran dan kemampuan. Menyeru kepada kebaikan berarti tidak hanya berdiam diri ketika melihat hal yang baik terjadi, tetapi secara aktif mengajak dan mendorong orang lain untuk melakukannya. Ini bisa berupa teladan, nasihat, atau partisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang membawa manfaat.
Kebaikan dalam konteks ini mencakup segala sesuatu yang membawa maslahat, baik bagi individu maupun masyarakat. Ini bisa berupa kebaikan dalam hal akidah, akhlak, ibadah, muamalah (hubungan antar manusia), dan berbagai aspek kehidupan lainnya.
Lebih lanjut, ayat ini menguraikan cara konkret dalam menyeru kebaikan, yaitu melalui "menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar". Konsep amar ma'ruf nahi munkar adalah pilar fundamental dalam Islam yang bertujuan untuk menjaga kemurnian ajaran dan mencegah kemerosotan moral dalam masyarakat.
**Amar Ma'ruf** berarti mengajak, memerintahkan, atau menganjurkan segala sesuatu yang baik, sesuai dengan syariat dan akal sehat. Ini mencakup ajaran-ajaran agama, nilai-nilai moral luhur, perilaku terpuji, dan segala tindakan yang membawa kemaslahatan.
**Nahi Munkar** berarti mencegah, melarang, atau menghentikan segala sesuatu yang buruk, bertentangan dengan syariat, merusak tatanan sosial, dan membawa kemudharatan. Ini mencakup kemaksiatan, kezaliman, kemunkaran, dan segala bentuk perbuatan tercela.
Penting untuk dicatat bahwa amar ma'ruf nahi munkar harus dilaksanakan dengan cara yang bijak, penuh hikmah, dan kasih sayang, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Pendekatan yang kasar, memaksakan, atau menimbulkan fitnah justru dapat menjauhkan orang dari kebaikan.
Ayat Ali Imran 3:104 ditutup dengan sebuah janji mulia: "merekalah orang-orang yang beruntung." Kata "beruntung" (al-muflihun) dalam Al-Qur'an merujuk pada mereka yang meraih kesuksesan dan kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat. Keberuntungan ini adalah buah dari perjuangan mereka dalam menegakkan kebaikan dan memberantas keburukan.
Menjadi bagian dari "segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan" bukanlah beban, melainkan sebuah kesempatan emas untuk meraih ridha Allah SWT dan kebahagiaan abadi. Ini adalah panggilan untuk menjadi agen perubahan yang positif, yang berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik, lebih adil, dan lebih harmonis.
Bagaimana kita dapat mengaplikasikan makna Ali Imran 3:104 dalam kehidupan sehari-hari? Ada banyak cara yang bisa dilakukan:
Inti dari ayat ini adalah pentingnya kesadaran kolektif dan tindakan nyata dari umat Islam untuk terus berupaya memperbaiki diri dan lingkungan sekitarnya. Dengan menjalankan amanah Ali Imran 3:104, kita tidak hanya berkontribusi pada kebaikan masyarakat, tetapi juga mempersiapkan diri untuk meraih keberuntungan yang hakiki di sisi Allah SWT.
Marilah kita jadikan ayat ini sebagai kompas moral yang membimbing langkah kita, agar kita senantiasa menjadi bagian dari golongan yang beruntung, yang senantiasa menyeru kepada kebaikan.