Dalam kitab suci Al-Qur'an, terdapat banyak ayat yang mengandung hikmah mendalam dan petunjuk bagi kehidupan manusia. Salah satu ayat yang sering menjadi renungan adalah Surah Ali Imran ayat 36. Ayat ini tidak hanya berbicara tentang sejarah keagamaan semata, tetapi juga memuat pesan universal tentang penerimaan takdir, proses kehidupan, dan makna spiritual yang terkandung di dalamnya. Ayat ini mencatat sebuah momen penting dalam narasi kisah Nabi Zakariya dan istrinya, yang memohon kepada Allah agar dikaruniai keturunan yang saleh, meskipun usia mereka telah lanjut.
"Maka tatkala istrinya membawanya (Maryam), ia berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan, dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya, dan anak laki-laki tidaklah seperti perempuan. Dan sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam, dan aku memohon perlindungan kepada-Mu untuk dia dan anak cucunya daripada syaitan yang terkutuk.'"
Ayat ini membuka tirai kisah kelahiran Maryam, ibunda Nabi Isa Al-Masih. Pernyataan "Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya" menunjukkan ketundukan total dan keyakinan penuh seorang hamba kepada kebijaksanaan Ilahi. Sang istri, meskipun memiliki harapan akan dikaruniai anak laki-laki, menerima dengan lapang dada apa pun yang Allah tentukan. Ia bahkan menyadari bahwa anak laki-laki dan perempuan memiliki peran dan keistimewaan yang berbeda di sisi Allah. Penamaan Maryam dan doa perlindungan dari syaitan yang terkutuk menegaskan kesadaran akan pentingnya menjaga kesucian dan membimbing keturunan di jalan yang benar.
Lebih dari sekadar narasi sejarah, Ali Imran 3:36 mengajarkan beberapa pelajaran penting. Pertama, adalah tentang pentingnya doa dan permohonan kepada Allah. Nabi Zakariya dan istrinya, meskipun telah tua, tidak pernah putus asa dalam berdoa. Ini mengajarkan kita bahwa pintu rahmat Allah selalu terbuka bagi mereka yang memohon dengan tulus dan penuh keyakinan. Usia, kondisi fisik, atau keadaan lainnya bukanlah penghalang bagi terkabulnya doa jika disertai dengan keikhlasan dan kesungguhan.
Kedua, ayat ini menyoroti penerimaan takdir. Sang istri Nabi Zakariya, meskipun memiliki keinginan pribadi, sepenuhnya menyerahkan keputusan kepada Allah. Kehidupan ini penuh dengan ketidakpastian, dan seringkali apa yang kita harapkan tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Namun, keyakinan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu dan memiliki rencana terbaik bagi hamba-Nya adalah kunci untuk menemukan kedamaian batin. Menerima apa yang diberikan Allah, baik yang menyenangkan maupun yang tidak, adalah wujud ketakwaan dan kesabaran.
Ketiga, doa perlindungan dari syaitan adalah peringatan abadi. Manusia senantiasa dihadapkan pada godaan dan bisikan jahat yang bisa menyesatkan langkah. Dengan memohon perlindungan kepada Allah, kita mengakui kelemahan diri dan ketergantungan mutlak kepada Sang Pencipta untuk dijauhkan dari segala keburukan dan tipu daya musuh. Doa ini bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keturunan kita, menunjukkan kepedulian terhadap masa depan generasi penerus agar terhindar dari pengaruh negatif.
Kelahiran Maryam sebagai seorang perempuan yang kelak melahirkan seorang nabi besar, menunjukkan bahwa setiap individu memiliki peran unik yang ditentukan oleh Allah. Status, gender, atau latar belakang tidak mengurangi nilai seseorang di mata-Nya. Yang terpenting adalah bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, ketaatannya kepada Allah, dan kontribusinya bagi kebaikan. Kisah ini menginspirasi bahwa di balik setiap ketetapan Ilahi, terdapat hikmah yang luas dan tujuan yang mulia.
Memahami dan merenungkan Surah Ali Imran ayat 36 memberikan perspektif yang lebih luas tentang kehidupan. Ini adalah pengingat bahwa kita semua adalah ciptaan Allah yang memiliki perjalanan spiritual. Dari momen kelahiran, setiap individu diberikan kesempatan untuk tumbuh, belajar, dan beribadah. Doa, penerimaan takdir, dan permohonan perlindungan dari kejahatan adalah pilar-pilar penting yang membantu kita menavigasi kehidupan dengan penuh kesadaran dan ketenangan. Pesan ini relevan sepanjang masa dan untuk seluruh umat manusia, mengajak kita untuk selalu mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.