Ilustrasi kitab suci terbuka

Keutamaan Ayat Ali Imran 81 & 82: Janji dan Pertanggungjawaban Allah

Dalam Al-Qur'an, terdapat ayat-ayat yang sarat makna dan menjadi pegangan hidup bagi setiap Muslim. Salah satunya adalah rangkaian ayat 81 dan 82 dari Surah Ali Imran. Kedua ayat ini tidak hanya berisi janji ilahi yang agung, tetapi juga menegaskan konsekuensi dari pengingkaran terhadap perjanjian. Memahami kedalaman makna dari Ali Imran 81 dan 82 memberikan perspektif penting mengenai hubungan antara Allah, para nabi, dan umat manusia.

Ayat Ali Imran 81: Janji Agung dari Allah

Ayat 81 Surah Ali Imran berbunyi:

وَإِذْ أَخَذَ ٱللَّهُ مِيثَـٰقَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ لَمَا آتَيْتُكُم مِّن كِتَـٰبٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌۭ مُّصَدِّقٌ لِّمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِۦ وَلَتَنصُرُنَّهُۥ ۚ قَالَ أَءَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَىٰ ذَٰلِكُمْ إِصْرِى ۖ قَالُوٓا۟ أَقْرَرْنَا ۚ قَالَ فَٱشْهَدُوا۟ وَأَنَا۠ مَعَكُم مِّنَ ٱلشَّـٰهِدِينَ

“Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil janji dari para nabi, ‘Sungguh, apa pun Kitab dan hikmah yang Aku berikan kepadamu, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, engkau sungguh-sungguh beriman kepadanya dan engkau sungguh-sungguh menolongnya.’ Allah berfirman, ‘Apakah kamu telah mengiakan dan memikul (tanggung jawab) atas yang demikian itu?’ Mereka menjawab, ‘Kami mengiakan.’ Allah berfirman, ‘Kalau begitu, bersaksilah (hai para malaikat) dan Aku pun bersama kamu termasuk orang-orang yang bersaksi.’”

Ayat ini memaparkan sebuah perjanjian fundamental yang diambil oleh Allah SWT dari para nabi. Perjanjian ini bukan sekadar kesepakatan biasa, melainkan sebuah ikrar yang sangat kuat. Allah mengambil janji bahwa ketika nanti ada seorang rasul yang datang, yang kebenarannya telah dibuktikan oleh Kitab dan hikmah yang telah Allah berikan kepada mereka sebelumnya, maka para nabi tersebut wajib untuk beriman kepadanya dan memberikan pertolongan.

Penting untuk dicatat bahwa "rasul" yang dimaksud di sini secara umum merujuk pada Nabi Muhammad SAW, yang merupakan penutup para nabi. Janji ini menunjukkan betapa pentingnya risalah kenabian yang diemban oleh setiap nabi. Mereka ditugaskan untuk menyampaikan ajaran Allah, dan pada gilirannya, ketika ajaran Allah disempurnakan melalui nabi terakhir, mereka (melalui umatnya) dituntut untuk menerima dan mendukungnya. Ini menegaskan universalitas ajaran Islam dan peran Nabi Muhammad sebagai nabi untuk seluruh umat manusia.

Allah kemudian meminta konfirmasi dari para nabi, apakah mereka bersedia menerima dan memikul tanggung jawab ini. Jawaban mereka yang serempak dan tegas, "Kami mengiakan," menunjukkan ketaatan mutlak mereka terhadap perintah Allah. Allah lalu menjadikan para malaikat sebagai saksi, dan menegaskan bahwa Dia sendiri adalah saksi utama. Ini menggarisbawahi keseriusan dan keagungan perjanjian tersebut.

Ayat Ali Imran 82: Konsekuensi Pengingkaran

Menyambung dari janji agung di ayat sebelumnya, ayat 82 Surah Ali Imran memberikan peringatan keras bagi mereka yang berpaling dari perjanjian ini:

فَمَن تَوَلَّىٰ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُوْلَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَـٰسِقُونَ

“Tetapi barangsiapa berpaling setelah yang demikian itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”

Ayat ini secara tegas menyatakan bahwa siapa saja yang mengingkari janji yang telah mereka ikrarkan – janji untuk beriman dan menolong rasul yang diutus setelah mereka – maka mereka akan dicap sebagai orang-orang yang fasik. Kata "fasik" berarti keluar dari ketaatan, melampaui batas, atau durhaka. Ini adalah predikat yang sangat serius dalam Islam, menunjukkan seseorang telah menyimpang dari jalan kebenaran dan merusak fitrahnya sebagai hamba Allah.

Dalam konteks Ali Imran 81, orang-orang yang fasik adalah mereka yang, setelah mengetahui kebenaran risalah Nabi Muhammad SAW, justru menolaknya atau berpaling darinya. Ini mencakup ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) yang sezaman dengan Nabi Muhammad, dan juga umat Islam yang lalai dalam memenuhi janji keimanan dan perjuangan mereka. Konsekuensi dari kefasikan ini sangatlah berat, baik di dunia maupun di akhirat.

Ayat ini mengajarkan pentingnya konsistensi dalam beragama. Keimanan tidak cukup hanya diucapkan, tetapi harus dibuktikan dengan tindakan nyata dan komitmen yang berkelanjutan. Mengingkari janji Allah, sekecil apapun, adalah sebuah pengkhianatan yang memiliki implikasi serius. Ini juga menjadi pengingat bagi umat Islam agar senantiasa menjaga integritas keimanan mereka, tidak hanya kepada Allah, tetapi juga kepada para utusan-Nya dan ajaran yang dibawanya.

Hikmah dan Relevansi Ali Imran 81 & 82

Rangkaian ayat Ali Imran 81 dan 82 memberikan beberapa hikmah penting:

Memahami Ali Imran 81 dan 82 secara mendalam adalah sebuah pelajaran berharga. Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan kembali komitmen kita kepada Allah dan Rasul-Nya, serta untuk senantiasa menjaga diri dari segala bentuk pengingkaran dan penyimpangan. Janji Allah adalah kebenaran, dan konsekuensi bagi yang berpaling adalah sebuah peringatan yang harus kita ambil dengan serius demi kebaikan diri di dunia dan akhirat.

🏠 Homepage