Simbol Kitab Suci
Alkitab, sebuah kumpulan tulisan suci yang dihormati oleh jutaan orang di seluruh dunia, terbagi menjadi dua bagian utama: Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kedua bagian ini saling melengkapi, menceritakan sebuah kisah naratif yang berkesinambungan tentang hubungan Tuhan dengan umat manusia. Memahami struktur dan isi dari kedua perjanjian ini sangat penting untuk mendapatkan gambaran yang utuh tentang ajaran dan pesan yang terkandung di dalamnya. Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai Alkitab Perjanjian Lama dan Baru yang lengkap, menyoroti signifikansi, struktur, serta pesan-pesan utama yang disampaikannya.
Perjanjian Lama (PL) merupakan bagian awal dari Alkitab Kristen, yang juga merupakan kitab suci utama bagi agama Yahudi (dikenal sebagai Tanakh). PL menceritakan tentang penciptaan dunia, asal usul manusia, hukum-hukum yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel, serta sejarah bangsa tersebut. Bagian ini mencakup rentang waktu yang sangat panjang, mulai dari zaman Nuh, Abraham, Musa, para hakim, raja-raja, hingga masa para nabi. Kitab-kitab dalam Perjanjian Lama umumnya dikelompokkan menjadi beberapa kategori: Taurat (Pentateukh), Kitab Sejarah, Kitab Puisi dan Hikmat, serta Kitab Para Nabi (Besar dan Kecil).
Taurat, yang terdiri dari kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan, meletakkan dasar bagi pemahaman tentang Tuhan, ciptaan, dosa, dan rencana penebusan awal. Kitab-kitab sejarah seperti Yosua, Hakim-hakim, Samuel, Raja-raja, dan Tawarikh menggambarkan perjalanan bangsa Israel, kegagalan mereka, serta kesetiaan Tuhan. Kitab-kitab hikmat seperti Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, dan Kidung Agung menawarkan perspektif mendalam tentang kehidupan, iman, dan hubungan manusia dengan Tuhan dalam berbagai situasi. Terakhir, kitab-kitab para nabi, seperti Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, dan banyak lagi, menyampaikan pesan-pesan peringatan, penghiburan, dan nubuat tentang masa depan, termasuk kedatangan Mesias.
Signifikansi Perjanjian Lama terletak pada pembentukan fondasi teologis dan sejarah bagi umat beriman. Ini menunjukkan karakter Tuhan, sifat dosa manusia, serta janji-janji-Nya yang tak pernah gagal, termasuk janji tentang seorang penebus yang akan datang. Pemahaman PL memberikan konteks yang kaya untuk menafsirkan Perjanjian Baru.
Perjanjian Baru (PB) berfokus pada kehidupan, pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus, yang dipercaya oleh umat Kristen sebagai Mesias yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. PB juga mencakup permulaan gereja mula-mula dan ajaran-ajaran para rasul kepada jemaat. Kitab-kitab dalam Perjanjian Baru dikelompokkan menjadi Injil, Kitab Sejarah, Surat-surat (Epistle), dan Kitab Wahyu.
Empat Injil – Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes – memberikan catatan biografi tentang Yesus, ajaran-Nya, mukjizat-Nya, serta pengorbanan-Nya untuk menebus dosa manusia. Meskipun memiliki fokus yang sedikit berbeda, keempat Injil ini secara bersama-sama menyajikan gambaran yang komprehensif tentang siapa Yesus dan apa yang telah Dia lakukan. Kitab Kisah Para Rasul, sebagai satu-satunya kitab sejarah dalam PB, menceritakan perluasan gereja dari Yerusalem ke seluruh dunia melalui pelayanan para rasul, terutama Petrus dan Paulus.
Surat-surat, yang ditulis oleh para rasul seperti Paulus, Petrus, Yohanes, Yakobus, dan Yudas, ditujukan kepada berbagai gereja dan individu. Surat-surat ini memberikan penjelasan mendalam tentang doktrin Kristen, panduan etika praktis, serta dorongan dan teguran bagi kehidupan iman. Kitab Wahyu, yang ditulis oleh Yohanes, adalah kitab apokaliptik yang memberikan visi tentang akhir zaman, kemenangan akhir Kristus, dan penciptaan langit dan bumi yang baru.
Perjanjian Baru menggenapi janji-janji yang telah dibuat dalam Perjanjian Lama. Melalui Yesus Kristus, hubungan yang terputus akibat dosa antara manusia dan Tuhan dipulihkan. PB menekankan kasih Allah, anugerah-Nya melalui iman kepada Yesus, dan kehidupan baru yang diberikan kepada orang percaya. Pesan sentralnya adalah keselamatan yang tersedia bagi semua orang melalui iman kepada Kristus.
Penting untuk dicatat bahwa Alkitab adalah satu kesatuan naratif yang utuh. Perjanjian Lama mempersiapkan jalan dan menubuatkan kedatangan Kristus, sementara Perjanjian Baru menunjukkan bagaimana nubuat-nubuat tersebut digenapi dalam diri Yesus. Sebagian besar ajaran dan praktik dalam Perjanjian Baru berakar pada prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam Perjanjian Lama. Misalnya, hukum kasih yang diajarkan Yesus dapat ditelusuri kembali ke hukum-hukum dalam Taurat. Korban persembahan dalam PL dilihat sebagai bayangan dari pengorbanan Kristus yang sempurna.
Bagi banyak orang, Alkitab Perjanjian Lama dan Baru yang lengkap adalah sumber panduan spiritual, moral, dan teologis yang tak ternilai. Membaca dan mempelajari kedua bagian ini secara bersamaan memungkinkan pemahaman yang lebih dalam tentang kasih, keadilan, dan rencana kekal Tuhan bagi umat manusia. Ini adalah kitab yang terus menginspirasi, menantang, dan memberikan harapan bagi jutaan orang di seluruh dunia, menawarkan wawasan tentang identitas ilahi, tujuan hidup, dan masa depan abadi.