Layanan Kedaruratan Terpadu untuk Ibu Hamil dan Bayi Baru Lahir
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) adalah suatu sistem pelayanan kesehatan terpadu yang memberikan penanganan kegawatdaruratan pada ibu hamil, bersalin, dan nifas serta bayi baru lahir (neonatus) secara komprehensif 24 jam penuh. Tujuan utama PONEK adalah untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang seringkali disebabkan oleh terlambatnya penanganan kasus darurat di fasilitas kesehatan.
Sistem PONEK mensyaratkan rumah sakit mampu memberikan pelayanan medis, termasuk operasi (jika diperlukan) serta perawatan intensif, dalam waktu singkat begitu pasien tiba. Alur pelayanan yang cepat dan terkoordinasi adalah kunci keberhasilan sistem ini.
Keberhasilan penanganan kegawatdaruratan sangat bergantung pada kecepatan dan sinkronisasi setiap tahapan dalam alur PONEK. Berikut adalah rincian tahapan utama yang harus dilalui pasien:
Begitu pasien (ibu hamil dengan komplikasi atau bayi baru lahir kritis) tiba di UGD, triase harus dilakukan dalam hitungan menit. Prioritas utama adalah mengidentifikasi tingkat kegawatdaruratan. Sistem PONEK mengharuskan adanya tim siaga yang dapat segera diaktifkan, membedakan antara kasus yang memerlukan penanganan segera (misalnya, perdarahan hebat atau asfiksia neonatus) dengan kasus yang masih bisa menunggu sebentar.
Setelah triase, pasien langsung dibawa ke area resusitasi. Di sini, tindakan penyelamatan jiwa dilakukan secara simultan. Untuk ibu, ini mungkin melibatkan kontrol perdarahan atau penanganan syok. Untuk bayi, resusitasi neonatus (seperti pemberian oksigen atau kompresi dada) harus dimulai segera. Kesediaan peralatan resusitasi (misalnya ventilator mini, inkubator transport, atau set resusitasi bayi) adalah wajib di unit PONEK.
Setelah kondisi pasien sedikit membaik atau ketika diagnosis awal sudah ditegakkan, tim harus segera memutuskan tindakan definitif. Apakah ibu memerlukan tindakan operasi (Sectio Caesarea darurat), apakah bayi perlu dirawat di Neonatal Intensive Care Unit (NICU), atau apakah penanganan konservatif sudah cukup. Keputusan ini harus melibatkan dokter spesialis yang siaga.
Ini adalah inti dari PONEK. Pelayanan harus terpadu: Ruang Operasi, Kamar Tindakan, NICU, dan Bank Darah harus bekerja selaras. Keterlambatan transfer antar ruangan dapat berakibat fatal. Misalnya, jika operasi SC darurat dilakukan, tim anestesi, dokter kandungan, dokter anak, dan perawat harus sudah siap di ruang operasi sebelum pasien dipindahkan dari UGD.
Setelah stabilisasi awal atau tindakan selesai, pasien dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU untuk ibu atau NICU untuk bayi). Monitoring ketat dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Dokumentasi yang akurat dan serah terima antar tim adalah tahapan krusial untuk memastikan kesinambungan perawatan yang optimal.
Sistem PONEK tidak akan berfungsi tanpa kesiapsiagaan yang tinggi. Hal ini mencakup tiga pilar utama: Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlatih dalam resusitasi ibu dan bayi, ketersediaan alat medis yang memadai (terutama di ruang resusitasi dan NICU), serta sistem komunikasi dan rujukan yang responsif. Pelatihan simulasi rutin (drill) sangat penting untuk memastikan setiap personel mengetahui perannya dalam alur pelayanan PONEK ketika situasi darurat benar-benar terjadi. PONEK adalah tentang kecepatan, ketepatan, dan kerja sama tim multidisiplin dalam waktu emas untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi.