Ilustrasi: Perbandingan amandel sehat dan yang meradang.
Banyak orang tua dan individu yang sering mengalami radang tenggorokan atau pembengkakan amandel (tonsilitis) seringkali mencari jawaban langsung pada pola makan harian mereka. Pertanyaan seperti, "Apakah makan es krim menyebabkan amandel bengkak?" atau "Apakah makanan pedas memperburuk kondisi amandel?" adalah pertanyaan umum. Untuk memahami hal ini, kita perlu memisahkan antara mitos populer dan fakta medis mengenai hubungan antara makanan dan pembengkakan amandel disebabkan oleh makanan.
Secara medis, penyebab utama dari peradangan dan pembengkakan amandel adalah infeksi. Amandel adalah bagian dari sistem limfatik yang berfungsi menyaring bakteri dan virus yang masuk melalui mulut dan hidung. Ketika amandel bekerja terlalu keras atau terbebani, mereka bisa meradang, membengkak, dan menjadi tempat berkembang biaknya kuman. Mayoritas kasus tonsilitis disebabkan oleh:
Oleh karena itu, dalam konteks medis standar, kita tidak bisa secara langsung menunjuk bahwa amandel disebabkan oleh makanan tertentu sebagai penyebab utama infeksi.
Meskipun makanan bukan penyebab infeksi awal, beberapa jenis makanan memang dapat memperburuk gejala atau memicu iritasi pada amandel yang sudah meradang. Di sinilah sering terjadi kesalahpahaman bahwa makanan tersebut adalah penyebabnya.
Saat amandel sedang meradang, jaringan di sekitar tenggorokan menjadi sangat sensitif dan nyeri. Makanan dengan tekstur tertentu dapat menggores atau menyebabkan iritasi mekanis, bukan infeksi:
Salah satu mitos paling populer adalah bahwa produk susu (seperti susu atau keju) menyebabkan penumpukan lendir (mukus) yang kemudian memicu pembengkakan amandel. Ini adalah klaim yang belum terbukti secara ilmiah.
Namun, makanan dingin seperti es krim atau es serut seringkali direkomendasikan oleh dokter saat pasien mengalami sakit tenggorokan. Ini karena suhu dingin dapat memberikan efek mati rasa sementara, meredakan rasa sakit dan bengkak akibat peradangan, bukan penyebabnya.
Fokus yang lebih akurat dalam kaitannya dengan makanan dan amandel adalah bagaimana nutrisi memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Sistem imun yang kuat adalah pertahanan terbaik melawan infeksi yang menyebabkan tonsilitis.
Jika seseorang memiliki pola makan yang buruk, kekurangan vitamin penting (seperti Vitamin C atau D), atau terlalu banyak mengonsumsi gula sederhana (yang dapat menekan fungsi sel darah putih sementara), maka tubuhnya mungkin lebih rentan terhadap infeksi virus atau bakteri yang kemudian akan menyerang amandel. Dalam skenario ini, pola makan yang buruk adalah penyebab tidak langsung, bukan makanan spesifik yang langsung memicu pembengkakan.
Meskipun kita telah meluruskan bahwa amandel disebabkan oleh makanan adalah mitos, penting untuk diingat bahwa tonsilitis yang sering kambuh atau berlangsung lama memerlukan penanganan medis. Jika Anda mengalami:
Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik jika penyebabnya bakteri, atau menyarankan tindakan bedah (tonsilektomi) jika episode peradangannya terlalu sering dan mengganggu kualitas hidup.
Pada dasarnya, amandel disebabkan oleh makanan adalah anggapan yang kurang tepat. Penyebab utama amandel bengkak adalah infeksi virus atau bakteri. Makanan berperan sebagai pemicu iritasi atau pelemah sistem imun, namun bukan sebagai agen infeksi utama. Konsumsi makanan yang lembut, bernutrisi, dan menjaga hidrasi adalah kunci untuk pemulihan yang nyaman saat amandel sedang meradang.