Mengapa Amandel Bisa Membesar? Mengenal Penyebab Tonsilitis

Ilustrasi Amandel Membesar Tonsil yang Meradang

Amandel, atau yang secara medis dikenal sebagai tonsil, adalah sepasang jaringan limfoid yang terletak di bagian belakang tenggorokan. Fungsinya krusial sebagai garda terdepan pertahanan tubuh melawan kuman yang masuk melalui mulut dan hidung. Namun, ketika amandel bekerja terlalu keras atau diserang infeksi, ia bisa meradang dan membengkak. Kondisi inilah yang disebut tonsilitis.

Kondisi amandel membesar karena suatu hal seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman, mulai dari sakit tenggorokan yang hebat hingga kesulitan menelan. Memahami akar penyebabnya adalah langkah pertama untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah kekambuhan.

Penyebab Utama Amandel Membesar

Mayoritas kasus pembengkakan amandel disebabkan oleh infeksi. Infeksi ini dapat dipicu oleh berbagai jenis mikroorganisme:

1. Infeksi Virus

Ini adalah penyebab paling umum dari tonsilitis, menyumbang sekitar 50% hingga 80% kasus. Infeksi virus biasanya tidak memerlukan antibiotik dan akan sembuh dengan sendirinya seiring sistem imun bekerja. Beberapa virus yang sering menjadi biang keladi meliputi:

2. Infeksi Bakteri

Meskipun lebih jarang daripada virus, infeksi bakteri memerlukan penanganan medis segera karena berpotensi menimbulkan komplikasi jika tidak diobati. Bakteri yang paling sering menyerang amandel adalah Streptococcus pyogenes, yang menyebabkan radang tenggorokan (strep throat).

Gejala yang disebabkan oleh bakteri seringkali lebih parah, ditandai dengan demam tinggi, bintik putih atau kuning pada amandel, dan tidak adanya gejala pilek atau batuk.

Faktor Risiko yang Memperburuk Kondisi

Selain infeksi langsung, beberapa faktor lingkungan dan kondisi kesehatan dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami amandel membesar karena paparan berulang atau penurunan daya tahan tubuh:

Kekebalan Tubuh yang Lemah

Anak-anak dan remaja cenderung lebih rentan karena sistem kekebalan mereka masih berkembang, dan mereka sering berada dalam lingkungan kelompok seperti sekolah di mana kuman mudah menyebar. Orang dewasa dengan sistem imun yang tertekan, misalnya karena stres kronis, kurang tidur, atau penyakit tertentu, juga lebih mudah terserang.

Paparan Kuman yang Intens

Tinggal atau bekerja di lingkungan yang sangat padat, seperti asrama atau kantor yang ventilasinya buruk, meningkatkan peluang kontak dengan tetesan pernapasan yang membawa kuman penyebab infeksi.

Alergi Kronis

Kasus pembesaran amandel yang bersifat kronis, di mana amandel selalu tampak sedikit membesar meskipun tanpa infeksi akut, terkadang dikaitkan dengan alergi. Post-nasal drip (lendir yang menetes dari hidung ke tenggorokan) akibat alergi dapat menyebabkan iritasi konstan pada jaringan amandel, memicu pembengkakan ringan secara berkala.

Dampak Amandel yang Terus Membesar

Jika amandel membesar dan tidak merespons pengobatan atau sering kambuh, dampaknya bisa meluas dari sekadar rasa sakit saat menelan. Amandel yang hipertrofi (membesar secara permanen) dapat:

  1. Menyebabkan Obstructive Sleep Apnea (OSA): Pembesaran jaringan dapat menyumbat sebagian saluran napas saat tidur, menyebabkan jeda pernapasan singkat yang berbahaya.
  2. Kesulitan Makan dan Minum: Rasa sakit dan obstruksi membuat asupan makanan sulit dilakukan, berisiko dehidrasi atau kekurangan gizi.
  3. Napas Bau (Halitosis): Sisa makanan dan bakteri dapat terperangkap dalam kantong-kantong (kripta) pada amandel yang bengkak, menyebabkan bau mulut tidak sedap.

Konsultasi dengan dokter THT sangat penting jika Anda atau kerabat mengalami gejala tonsilitis parah atau berulang. Meskipun sebagian besar kasus amandel membesar karena infeksi ringan yang bisa diatasi di rumah dengan istirahat dan cairan hangat, tindakan medis seperti operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi) mungkin perlu dipertimbangkan sebagai solusi jangka panjang untuk pembesaran kronis atau apnea tidur.

🏠 Homepage