Amandel, atau tonsil, seringkali diasosiasikan dengan rasa sakit, radang, demam tinggi, dan kesulitan menelan. Namun, bagaimana jika Anda merasakan adanya pembengkakan atau perubahan pada amandel Anda tanpa disertai rasa nyeri sama sekali? Kondisi "amandel tidak sakit" ini bisa membingungkan dan seringkali memicu kekhawatiran mengenai kondisi kesehatan yang lebih serius. Penting untuk dipahami bahwa amandel yang membesar atau berubah bentuk tidak selalu berarti infeksi akut yang menyakitkan.
Ilustrasi: Kondisi amandel yang memerlukan observasi.
Ketika amandel tampak lebih besar dari biasanya namun tidak menimbulkan rasa sakit, hal ini seringkali disebabkan oleh kondisi kronis atau respon non-infeksius. Beberapa penyebab paling umum meliputi:
Walaupun amandel yang tidak sakit mungkin terdengar tidak mengkhawatirkan, pembesaran yang persisten memerlukan evaluasi medis. Fokus utama kekhawatiran dalam kasus ini adalah potensi adanya kondisi yang lebih serius, meskipun jarang terjadi.
Pembesaran yang menetap, terutama jika hanya terjadi pada satu sisi amandel (unilateral), harus diperiksa untuk menyingkirkan kemungkinan adanya kondisi lain. Pada kasus yang sangat jarang dan biasanya terjadi pada orang dewasa, pembesaran amandel yang tidak nyeri dan hanya pada satu sisi dapat menjadi indikasi tumor jinak atau, dalam persentase yang sangat kecil, keganasan (kanker tenggorokan). Diagnosis ini hampir selalu didukung oleh gejala lain seperti perubahan suara yang persisten, kesulitan menelan yang progresif, atau penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Memahami perbedaan antara tonsilitis akut dan pembesaran kronis sangat penting untuk menentukan tindakan yang tepat. Tonsilitis akut biasanya ditandai dengan: nyeri tenggorokan hebat, kesulitan menelan (disfagia), demam tinggi, dan seringkali terdapat bercak putih (nanah) pada amandel. Ini adalah respons tubuh terhadap serangan infeksi aktif.
Sebaliknya, amandel yang tidak sakit menunjukkan bahwa sistem imun mungkin sedang menghadapi iritasi jangka panjang, bukan infeksi aktif yang memerlukan antibiotik segera. Karena tidak ada nyeri akut, banyak orang menunda pemeriksaan, padahal evaluasi penting untuk memastikan bahwa pembesaran tersebut benar-benar jinak dan tidak mengganggu fungsi pernapasan, terutama saat tidur (obstructive sleep apnea), yang mana pembesaran amandel besar bisa menjadi penyebabnya.
Jika Anda mengamati amandel yang lebih besar dari biasanya meskipun tidak terasa sakit, langkah terbaik adalah membuat janji temu dengan dokter THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) atau dokter umum Anda. Jangan mencoba mendiagnosis sendiri. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mungkin meminta riwayat kesehatan lengkap Anda, dan jika perlu, melakukan tes lebih lanjut seperti tes darah atau biopsi (pada kasus yang dicurigai).
Untuk kasus pembesaran ringan akibat iritasi, dokter mungkin menyarankan perubahan gaya hidup, seperti menghindari pemicu alergi atau mengurangi konsumsi makanan yang terlalu asam atau pedas. Namun, jika pembesaran mengganggu fungsi menelan atau pernapasan, prosedur tonsilektomi (pengangkatan amandel) mungkin direkomendasikan, terlepas dari apakah amandel tersebut sedang sakit atau tidak. Kesehatan jangka panjang selalu didahulukan daripada ketidaknyamanan sesaat.