Stainless steel adalah material yang populer dalam berbagai aplikasi, mulai dari peralatan dapur, dekorasi interior, hingga komponen industri berat. Salah satu tantangan utama saat bekerja dengan stainless steel adalah mencapai hasil akhir (finishing) yang diinginkan, baik itu menghilangkan goresan dalam, menghaluskan permukaan bekas las, atau sekadar memberikan tampilan akhir satin yang elegan. Kunci keberhasilan ini terletak pada pemilihan amplas untuk stainless yang tepat.
Penggunaan amplas yang salah atau teknik yang tidak sesuai dapat menyebabkan kerusakan permanen pada permukaan logam, seperti goresan yang lebih dalam atau perubahan warna yang tidak merata. Oleh karena itu, memahami jenis grit, material amplas, dan urutan pengerjaan sangatlah krusial.
Mengapa Stainless Steel Membutuhkan Amplas Khusus?
Stainless steel, berkat kandungan kromiumnya, memiliki tingkat kekerasan tertentu. Material ini juga dikenal mudah "terpanaskan" jika proses pengamplasan terlalu agresif, yang dapat menyebabkan oksidasi lokal atau perubahan warna (heat tint). Oleh karena itu, amplas yang digunakan harus mampu memotong logam secara efektif tanpa menghasilkan terlalu banyak panas berlebih.
Secara umum, ada dua tujuan utama saat menggunakan amplas untuk stainless steel:
- Perataan (Leveling) dan Penghilangan Kerusakan: Digunakan untuk menghilangkan lasan, karat, atau goresan yang signifikan. Ini memerlukan grit yang lebih kasar.
- Finishing dan Polishing: Digunakan untuk menghaluskan permukaan setelah perataan atau untuk mencapai hasil akhir satin/mirror. Ini memerlukan grit yang sangat halus.
Memahami Sistem Grit Amplas
Angka grit pada amplas menunjukkan seberapa kasar atau halus permukaan abrasifnya. Semakin kecil angkanya, semakin kasar amplasnya. Untuk stainless steel, pemilihan grit harus bertahap.
1. Grit Kasar (40 hingga 80)
Grit di kisaran ini sangat efektif untuk pekerjaan berat seperti menghilangkan pengelasan yang tebal, menghilangkan karat yang membandel, atau meratakan permukaan yang sangat tidak rata. Namun, grit kasar ini pasti akan meninggalkan banyak bekas goresan yang harus diperbaiki di tahap selanjutnya. Gunakan amplas jenis Zirconia Alumina (ZA) atau Ceramic karena ketahanannya yang tinggi terhadap baja tahan karat.
2. Grit Sedang (100 hingga 180)
Ini adalah transisi yang penting. Grit sedang digunakan untuk menghilangkan jejak goresan yang ditinggalkan oleh grit kasar sebelumnya. Pengamplasan harus dilakukan searah dengan serat alami (grain) stainless steel untuk mencegah pola silang yang sulit dihilangkan.
3. Grit Halus (220 hingga 400)
Pada tahap ini, Anda mulai mendekati hasil akhir. Grit 220 hingga 320 biasanya memberikan tampilan brushed finish (disikat) yang umum pada peralatan rumah tangga. Pastikan setiap tahap grit sebelumnya benar-benar terhapus sebelum beralih ke grit yang lebih halus.
4. Grit Sangat Halus (600 ke Atas)
Untuk mencapai hasil akhir yang sangat halus (satin atau near-mirror), Anda perlu menggunakan grit 600, 800, 1000, bahkan hingga 1500 atau 2000. Pada grit tinggi, penggunaan cairan pelumas (seperti minyak pemotongan ringan) seringkali disarankan untuk menjaga permukaan tetap dingin dan mencegah penumpukan debu.
Material Abrasif Terbaik untuk Stainless Steel
Tidak semua amplas diciptakan sama. Material yang membentuk butiran abrasif sangat memengaruhi kinerjanya pada logam keras seperti stainless steel.
- Ceramic Oxide (Alumina Keramik): Ini adalah pilihan terbaik untuk pekerjaan kasar hingga sedang pada stainless steel. Butiran ini sangat tajam, memiliki daya potong tinggi, dan mampu menahan panas dengan baik, memastikan umur pakai amplas lebih lama.
- Silicon Carbide (SiC): Lebih cocok untuk finishing akhir (grit halus). SiC cenderung lebih keras dan memberikan hasil permukaan yang lebih rata, tetapi cepat aus pada pekerjaan berat.
- Alumina Zirconia (ZA): Pilihan serbaguna yang baik untuk grit menengah. Lebih keras dari alumina biasa dan sering digunakan untuk penghilangan material yang cepat.
Hindari penggunaan amplas berbasis kalsium karbonat atau gipsum, karena bahan tersebut tidak efektif memotong stainless steel dan akan cepat aus tanpa memberikan hasil yang memuaskan.
Kesimpulan: Proses Bertahap
Kesuksesan dalam mengamplas stainless steel terletak pada kesabaran dan proses yang bertahap. Jangan pernah melompati satu tingkat grit. Jika Anda memulai dari grit 120, pastikan semua bekas goresan grit 120 hilang sepenuhnya sebelum pindah ke grit 220. Dengan memilih amplas untuk stainless yang tepat—terutama yang berbahan keramik untuk pekerjaan awal—dan mengikuti urutan grit yang logis, Anda akan mendapatkan permukaan stainless steel yang halus, rata, dan sesuai dengan standar estetika yang Anda harapkan.