Ilustrasi penyimpanan ASI perah yang aman.
Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi emas yang tak tergantikan bagi perkembangan optimal bayi. Bagi para ibu bekerja atau yang menghadapi tantangan produksi ASI, proses memerah dan menyimpan ASI adalah rutinitas harian yang vital. Namun, menjaga kualitas dan keamanan ASI perah memerlukan ketelitian luar biasa, terutama ketika melibatkan kulkas. Penyimpanan ASI di kulkas bukan sekadar meletakkan botol di rak, melainkan sebuah protokol ilmiah yang harus dipatuhi untuk memastikan bayi menerima manfaat nutrisi maksimal tanpa risiko kontaminasi.
Sebelum membahas durasi dan lokasi, fondasi utama penyimpanan ASI yang aman adalah kebersihan. Kontaminasi bakteri sering terjadi pada tahap penyiapan, bukan saat ASI berada di dalam kulkas. Setiap ibu harus menganggap proses memerah dan menyimpan ASI setara dengan prosedur medis kecil.
Tangan adalah vektor utama penularan bakteri. Sebelum menyentuh pompa, botol, atau payudara, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik. Ini harus dilakukan secara saksama, mencakup punggung tangan, sela-sela jari, dan di bawah kuku. Penggunaan pembersih tangan berbasis alkohol (hand sanitizer) dapat menjadi langkah tambahan, namun tidak menggantikan cuci tangan tradisional jika tangan terlihat kotor.
Prosedur cuci tangan yang benar akan memutus rantai penularan mikroorganisme patogen yang dapat berkembang biak cepat begitu ASI disimpan. Walaupun ASI memiliki komponen antibakteri, jumlah bakteri yang berlebihan dari sumber eksternal dapat mempercepat kerusakan dan mengurangi keamanan konsumsi bayi.
Semua komponen pompa ASI yang bersentuhan langsung dengan payudara atau ASI (corong, konektor, katup, dan membran) harus disterilkan sebelum digunakan. Metode sterilisasi yang umum meliputi perebusan, penggunaan sterilizer uap listrik, atau microwave. Setelah sterilisasi, peralatan harus dikeringkan sepenuhnya di udara terbuka pada rak pengering yang bersih, JANGAN dikeringkan menggunakan lap, karena lap kain dapat membawa kuman.
Untuk wadah penyimpanan—baik botol kaca, botol plastik khusus, maupun kantong ASI—mereka harus berada dalam kondisi steril atau sangat bersih. Botol kaca adalah pilihan yang baik karena mudah disterilkan dan tidak mudah tergores, di mana goresan pada plastik dapat menjadi tempat persembunyian bakteri. Jika menggunakan kantong ASI sekali pakai, pastikan kemasan kantong tersebut tidak robek atau rusak sebelum digunakan.
Pilihan wadah sangat mempengaruhi keamanan dan kualitas ASI selama berada di dalam kulkas. Wadah yang tidak tepat dapat menyebabkan kebocoran, kontaminasi, atau hilangnya komponen nutrisi penting.
Wadah yang direkomendasikan adalah wadah yang terbuat dari bahan yang aman untuk makanan (BPA-free) dan memiliki penutup yang rapat. Botol kaca dengan tutup ulir yang kokoh sering kali menjadi pilihan terbaik karena kaca adalah material non-pori yang mudah dibersihkan dan tidak menyerap bau atau warna.
Saat mengisi wadah, jangan pernah mengisinya hingga penuh. Jika ASI akan dibekukan di masa depan, tinggalkan ruang kosong sekitar 2-3 cm dari atas, karena cairan akan memuai saat membeku. Namun, untuk penyimpanan di kulkas (cair), aturan ini tetap berlaku untuk mencegah tumpahan saat wadah dipindahkan.
Idealnya, ASI disimpan dalam porsi kecil (sekitar 60-120 ml) atau sesuai dengan jumlah yang biasa dihabiskan bayi dalam satu sesi menyusui. Ini meminimalkan pemborosan ASI yang berharga, karena ASI yang telah disajikan dan bersentuhan dengan mulut bayi harus segera dihabiskan atau dibuang dalam waktu 1-2 jam.
Kulkas rumah tangga adalah tempat paling umum dan paling penting untuk menyimpan ASI perah. Pemahaman yang akurat mengenai suhu dan durasi adalah kunci keselamatan nutrisi bayi.
Suhu adalah faktor penentu utama. Kulkas (bukan freezer) harus selalu diatur pada suhu 4°C (39°F) atau lebih rendah. Suhu yang lebih tinggi memungkinkan pertumbuhan bakteri yang lebih cepat, mengurangi masa simpan ASI secara drastis. Penting untuk menggunakan termometer kulkas yang terpisah untuk memverifikasi bahwa unit berfungsi dengan benar, karena indikator suhu internal kulkas seringkali tidak akurat.
Jaga pintu kulkas agar tidak sering dibuka terlalu lama, terutama di musim panas, karena fluktuasi suhu dapat merusak integritas nutrisi dan antibodi dalam ASI.
Kesalahan umum yang dilakukan banyak orang adalah menyimpan ASI di pintu kulkas. Pintu kulkas adalah bagian paling hangat dari kulkas dan mengalami fluktuasi suhu terbesar setiap kali pintu dibuka dan ditutup. Fluktuasi ini dapat mengurangi efektivitas antibakteri ASI dan mempersingkat masa simpannya.
Lokasi yang Direkomendasikan: Letakkan wadah ASI di bagian belakang kulkas, pada rak utama di bagian bawah atau tengah. Ini adalah area paling stabil dan dingin (selain freezer). Gunakan kotak plastik atau wadah sekunder untuk mengorganisasi botol ASI, memastikan mereka tidak mudah tumpah atau terkontaminasi oleh makanan mentah lainnya.
Standar umum yang diterima oleh banyak organisasi kesehatan (seperti CDC dan AAP) adalah ASI perah segar aman disimpan di kulkas (pada suhu 4°C atau lebih rendah) selama hingga 4 hari (96 jam). Meskipun beberapa pedoman menyebutkan hingga 8 hari, batas 4 hari adalah batas yang paling aman dan konservatif, memastikan kualitas nutrisi tertinggi.
Setelah 4 hari, risiko pertumbuhan bakteri patogen mulai meningkat, dan komponen aktif seperti antibodi dan sel darah putih mulai menurun efektivitasnya secara signifikan. Jika Anda merasa ragu mengenai waktu pemerahan yang tepat atau suhu kulkas yang tidak stabil, selalu ikuti batas waktu yang lebih pendek.
Jika ASI tidak akan digunakan dalam 4 hari, segera pindahkan ASI tersebut ke dalam freezer dalam waktu 48 jam sejak pemerahan untuk memaksimalkan masa simpannya di suhu beku.
Sistem organisasi yang baik adalah wajib, terutama bagi ibu yang memompa ASI dalam jumlah besar setiap hari.
Pentingnya pelabelan yang akurat pada setiap wadah ASI.
Setiap wadah ASI harus dilabeli dengan informasi yang sangat jelas. Informasi minimal yang harus dicantumkan adalah: Tanggal dan Waktu Pemerahan. Jika ASI diperah di tempat kerja atau penitipan anak, tambahkan juga nama bayi.
Ketepatan waktu pemerahan sangat penting karena memungkinkan Anda menghitung batas waktu 4 hari dengan presisi. Gunakan spidol permanen yang aman atau label khusus yang tidak mudah luntur oleh kelembaban kulkas.
FIFO adalah prinsip manajemen stok yang memastikan ASI tertua digunakan terlebih dahulu. Ini adalah cara paling efektif untuk mencegah pemborosan dan memastikan bayi selalu mengonsumsi ASI dalam kondisi paling segar yang tersedia dalam kulkas.
Seringkali, ibu memerah ASI dalam beberapa sesi dalam sehari dan ingin menggabungkannya menjadi satu wadah. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga integritas kualitas ASI.
Anda dapat mencampur ASI yang diperah pada waktu yang berbeda dalam hari yang sama. Namun, ASI yang baru diperah (segar dan hangat) tidak boleh langsung dituangkan ke dalam ASI yang sudah didinginkan di kulkas. Perbedaan suhu yang besar dapat 'menghangatkan' ASI dingin, menaikkan suhunya di atas ambang aman 4°C dan memicu pertumbuhan bakteri.
Protokol Pencampuran: Dinginkan ASI segar terlebih dahulu di kulkas (sekitar 30-60 menit) sampai suhunya sama dengan ASI yang sudah ada di wadah penyimpanan. Setelah suhunya seragam, barulah ASI dapat digabungkan.
Jika Anda menggabungkan ASI dari dua sesi berbeda, tanggal kedaluwarsa ASI gabungan tersebut harus mengikuti tanggal pemerahan yang paling awal. Misalnya, jika ASI sesi pagi diperah pukul 08:00 dan sesi sore diperah pukul 16:00, batas waktu 4 hari dihitung mulai dari pukul 08:00.
Setelah ASI disimpan dengan aman di kulkas, penanganan saat akan disajikan juga memerlukan prosedur yang ketat.
ASI tidak perlu dipanaskan hingga benar-benar panas, cukup mencapai suhu ruangan atau suhu tubuh. Pemanasan yang berlebihan dapat merusak antibodi dan enzim penting dalam ASI.
Metode yang Dianjurkan:
Metode yang DILARANG KERAS: Memanaskan ASI di microwave. Microwave memanaskan cairan secara tidak merata, menciptakan 'titik panas' yang dapat membakar mulut bayi dan merusak nutrisi ASI secara signifikan.
Saat ASI disimpan di kulkas, lemak akan terpisah dan mengapung di bagian atas, meninggalkan cairan bening di bawah. Ini adalah hal yang normal dan bukan tanda kerusakan. Sebelum disajikan, putar (putar lembut) botol ASI untuk mencampur lapisan lemak kembali, jangan mengocoknya dengan keras. Mengocok dapat merusak molekul protein pelindung yang rapuh dalam ASI.
Untuk mencapai tingkat keamanan yang maksimal, terutama bagi bayi prematur atau dengan sistem imun yang rentan, perlu dipertimbangkan aspek penggunaan kulkas secara eksklusif dan pencegahan kontaminasi silang.
Jika volume ASI perah sangat besar, atau jika kulkas rumah tangga digunakan untuk menyimpan bahan makanan mentah (daging, telur), idealnya, gunakan kulkas mini eksklusif untuk ASI. Kulkas khusus ini menjamin stabilitas suhu yang lebih baik dan menghilangkan risiko kontaminasi silang dari sisa makanan atau kuman yang berasal dari lingkungan kulkas umum.
Jika kulkas umum harus digunakan, selalu tempatkan ASI di wadah tertutup yang terpisah, jauh dari makanan mentah yang dapat menetes atau mencemari botol ASI. Pastikan area penyimpanan ASI selalu kering dan bersih.
Pemadaman listrik adalah risiko terbesar bagi stok ASI. Jika listrik padam, ASI di kulkas dapat bertahan selama 4 hingga 6 jam, asalkan pintu kulkas tetap tertutup rapat. Jika pemadaman berlangsung lebih lama dan suhu kulkas naik di atas 4°C selama lebih dari dua jam, ASI harus dianggap berisiko dan sebaiknya dibuang demi keamanan, terutama jika ASI tersebut telah mendekati batas waktu 4 hari.
Jika listrik padam dan Anda memiliki waktu, segera transfer ASI dari kulkas ke dalam kotak pendingin (cooler box) yang diisi dengan es kering atau pendingin gel padat (ice packs) untuk mempertahankan suhu serendah mungkin.
Tidak semua perubahan bau pada ASI yang disimpan di kulkas disebabkan oleh pembusukan bakteri. Salah satu fenomena yang paling sering membingungkan ibu adalah ASI yang berbau atau berasa sabun, metalik, atau amis setelah didinginkan.
Perubahan bau ini disebabkan oleh enzim alami dalam ASI yang disebut lipase. Lipase berfungsi memecah lemak dalam ASI agar lebih mudah dicerna oleh bayi. Pada beberapa ibu, aktivitas lipase ini sangat tinggi, sehingga pemecahan lemak terjadi sangat cepat saat ASI didinginkan, menghasilkan asam lemak yang memberikan aroma 'sabun' yang khas.
Penting untuk dicatat bahwa ASI dengan lipase tinggi tetap aman untuk dikonsumsi bayi dan tidak berbahaya secara medis. Namun, banyak bayi yang menolak ASI tersebut karena perubahan rasa yang tidak menyenangkan.
Jika bayi Anda menolak ASI yang telah didinginkan karena masalah lipase, ada cara untuk menonaktifkan enzim tersebut sebelum ASI disimpan di kulkas atau dibekukan. Proses ini dikenal sebagai scalding (pemanasan cepat sebelum didinginkan).
Langkah Scalding:
Meskipun proses scalding dapat mengurangi beberapa komponen nutrisi sensitif panas, ini adalah kompromi yang sah untuk memastikan bayi mau mengonsumsi ASI tersebut, daripada membuangnya.
Peraturan mengenai ASI yang telah dikonsumsi sebagian berbeda dengan ASI yang masih murni di dalam wadah penyimpanan.
Begitu botol atau cangkir ASI bersentuhan dengan mulut bayi, air liur (saliva) bayi akan masuk ke dalam ASI. Air liur mengandung bakteri yang, meskipun normal bagi bayi, dapat berkembang biak dengan cepat dalam ASI. Untuk alasan ini, ASI yang sudah mulai diminum oleh bayi harus dihabiskan dalam waktu yang sangat singkat.
Pedoman yang paling aman menyatakan bahwa ASI sisa minuman harus dihabiskan dalam 1 hingga 2 jam. Jika tidak habis dalam waktu tersebut, sisa ASI tersebut harus dibuang. Jangan pernah menyimpan kembali ASI sisa ke dalam kulkas untuk disajikan di sesi berikutnya, karena risiko kontaminasi sudah terlalu tinggi.
Bagi ibu yang rutin memompa di tempat kerja, penyimpanan ASI di kulkas memerlukan perencanaan logistik yang cermat.
ASI yang diperah di kantor harus segera didinginkan. Jika tidak ada kulkas di tempat kerja, gunakan cooler bag yang diisi dengan ice packs beku. Cooler bag yang baik dapat menjaga suhu tetap dingin (di bawah 15°C) selama 24 jam, tetapi idealnya ASI harus segera dipindahkan ke kulkas rumah tangga begitu tiba di rumah.
Penting untuk memonitor suhu di dalam cooler bag. Jika suhu perjalanan sangat panas, pastikan ice packs berada di sekitar botol ASI, bukan hanya di bagian bawah tas. Setelah tiba di rumah, ASI harus langsung dipindahkan ke kulkas dan diberi label dengan tanggal pemerahan.
ASI yang disimpan di kulkas dapat memiliki konsistensi dan warna yang berbeda-beda. Warna dapat berkisar dari putih kebiruan hingga kekuningan. Ini normal dan dipengaruhi oleh pola makan ibu. Namun, jika ASI menunjukkan tanda-tanda berikut, segera buang:
Meskipun kita sangat berhati-hati dengan batas waktu 4 hari, perlu dipahami mengapa ASI lebih tahan lama dibandingkan susu formula atau susu sapi biasa. ASI memiliki mekanisme perlindungan biologis yang unik.
ASI mengandung imunoglobulin (seperti IgA), lisozim, dan laktoferin. Laktoferin adalah protein yang mengikat zat besi. Karena banyak bakteri patogen membutuhkan zat besi untuk tumbuh, laktoferin secara efektif ‘mengambil’ zat besi dari lingkungan ASI, menghambat pertumbuhan kuman berbahaya.
Namun, komponen ini paling efektif pada ASI yang baru diperah. Seiring waktu, terutama di bawah suhu kulkas yang tidak stabil, efektivitas pertahanan ini akan menurun, itulah sebabnya batas waktu 4 hari harus dipatuhi secara ketat.
ASI segar adalah cairan hidup yang mengandung sel darah putih (makrofag dan limfosit) yang membantu melawan infeksi. Meskipun jumlah sel hidup ini mulai berkurang saat ASI disimpan di kulkas (bahkan lebih drastis di freezer), mereka masih memberikan perlindungan selama beberapa hari pertama. Inilah alasan mengapa penyimpanan ASI di kulkas lebih dianjurkan daripada pembekuan segera, jika ASI akan digunakan dalam waktu dekat.
Penyimpanan ASI di kulkas adalah keterampilan penting yang membutuhkan disiplin. Setiap langkah, dari mencuci tangan hingga pelabelan, berkontribusi pada kesehatan dan keamanan bayi. Selalu utamakan batas waktu 4 hari, jaga suhu kulkas pada 4°C atau lebih rendah, dan hindari menyimpan wadah ASI di pintu kulkas. Dengan mengikuti protokol yang ketat ini, ibu dapat memastikan bahwa setiap tetes ASI perah yang disajikan kepada bayi adalah nutrisi terbaik, aman, dan berkualitas tinggi, sama seperti saat ASI itu pertama kali diperah.
Mengapa stabilitas suhu begitu ditekankan dalam panduan ini? Suhu yang fluktuatif (misalnya, naik menjadi 7°C lalu turun lagi ke 4°C) tidak hanya mempercepat kerusakan, tetapi juga menciptakan kondisi di mana bakteri yang sudah ada dapat berkembang biak dengan cepat. Di bawah 4°C, pertumbuhan sebagian besar bakteri patogen melambat secara signifikan, tetapi jika suhu naik, bakteri ini ‘bangun’ dan mulai berlipat ganda. Walaupun suhu mungkin turun lagi, populasi bakteri tidak akan berkurang, dan masa simpan aman ASI telah terpotong secara permanen. Oleh karena itu, pengecekan suhu kulkas mingguan menggunakan termometer eksternal adalah investasi kecil untuk keamanan besar. Jangan pernah berasumsi bahwa kulkas rumah tangga Anda stabil; perangkat pendingin rumah tangga dirancang untuk membuka dan menutup secara rutin, yang secara inheren menciptakan fluktuasi.
Beberapa kulkas modern memiliki zona pendingin khusus yang diklaim lebih stabil. Jika kulkas Anda memiliki laci sayuran (crisper drawer) atau laci daging (meat drawer) yang suhunya lebih dekat ke titik beku (sekitar 0°C hingga 2°C), area ini bisa menjadi tempat penyimpanan ASI yang jauh lebih ideal dibandingkan rak utama yang tinggi, asalkan ASI ditempatkan dalam wadah sekunder yang bersih untuk menghindari kontak dengan hasil bumi yang belum dicuci. Lingkungan yang dingin dan stabil ini dapat memberikan sedikit margin keamanan ekstra terhadap batas waktu 4 hari.
Bagi yang menggunakan botol kaca atau plastik berulang kali, kualitas sterilisasi menjadi kunci. Meskipun pencucian dengan air panas dan sabun adalah langkah awal yang baik, sterilisasi rutin—setidaknya setiap kali botol digunakan untuk memerah—adalah standar emas. Jika sterilisasi sulit dilakukan, setidaknya pastikan Anda mencuci botol dengan sikat botol yang hanya digunakan untuk perlengkapan bayi dan bilas dengan air mendidih untuk membunuh sisa kuman. Sisa deterjen yang tertinggal di botol dapat mempengaruhi rasa ASI, oleh karena itu pembilasan menyeluruh adalah wajib sebelum ASI diletakkan di kulkas.
Wadah penyimpanan juga harus diperiksa secara berkala dari tanda-tanda keausan. Botol plastik yang tergores adalah sarang potensial bagi bakteri, yang membuat sterilisasi menjadi kurang efektif. Botol yang sudah menunjukkan retakan mikro atau keburaman yang signifikan setelah sering dicuci dan disterilkan sebaiknya diganti untuk menjaga standar higienitas tertinggi. Kualitas fisik wadah berbanding lurus dengan keamanan ASI yang disimpan di dalamnya.
Jika Anda memiliki stok ASI beku, kulkas adalah tempat paling aman dan direkomendasikan untuk proses pencairan (thawing). Proses ini harus bertahap. Pindahkan ASI beku dari freezer ke dalam kulkas, idealnya di bagian belakang atau laci yang dingin. Proses pencairan ini biasanya memakan waktu sekitar 12-24 jam tergantung volume bekuan. Penting: ASI yang sudah cair di kulkas tidak boleh dibekukan kembali. Setelah mencair sepenuhnya, ASI tersebut harus digunakan dalam waktu 24 jam. Perhitungan 24 jam ini dimulai sejak ASI benar-benar mencair, bukan sejak ASI dipindahkan ke kulkas.
Jika Anda mencairkan ASI beku dan segera menggunakannya, dan Anda menemukan bahwa hanya dibutuhkan sebagian kecil dari volume yang dicairkan, sisa ASI tersebut harus tetap diperlakukan sebagai ASI yang telah melewati proses pencairan dan harus dihabiskan dalam 24 jam berikutnya atau dibuang. Pengaturan ini memastikan bahwa fluktuasi suhu yang terjadi selama pencairan tidak meningkatkan risiko kontaminasi secara signifikan. Selalu rencanakan pencairan sesuai kebutuhan bayi Anda untuk meminimalkan pemborosan.
Banyak ibu bersemangat membangun 'stok emas' di freezer, tetapi terkadang mereka melupakan ASI yang disimpan di kulkas (chilled stash). Seringkali ASI di kulkas luput dari perhatian karena dianggap akan segera digunakan. Namun, jika Anda memiliki ASI baru yang masuk setiap hari dan ASI lama yang menumpuk di belakang, risiko melampaui batas 4 hari sangat tinggi. Solusi terbaik adalah menunjuk satu wadah sekunder (keranjang) sebagai 'ASI Siap Guna' yang hanya berisi ASI yang harus digunakan dalam 24 jam ke depan (berdasarkan prinsip FIFO), sementara keranjang lainnya digunakan untuk penyimpanan jangka pendek yang akan segera dipindahkan ke freezer jika tidak terpakai.
Disiplin dalam rotasi ini tidak hanya menghemat ASI tetapi juga membebaskan ruang kulkas, yang secara tidak langsung membantu menjaga sirkulasi udara dingin yang efisien. Kulkas yang terlalu padat dapat menghambat aliran udara, menyebabkan variasi suhu yang lebih besar, bahkan di rak utama. Jaga agar penumpukan botol tidak menghalangi ventilasi internal kulkas.
Kulkas sering menyimpan berbagai jenis makanan dengan aroma kuat (bawang, keju, makanan sisa). ASI, terutama jika disimpan dalam kantong ASI yang lebih tipis dibandingkan botol kaca, rentan menyerap bau dari lingkungan sekitarnya. Meskipun penyerapan bau biasanya tidak berbahaya secara medis, bau yang menyengat dapat menyebabkan bayi menolak ASI tersebut.
Untuk mengatasi ini, pastikan semua makanan berbau kuat di kulkas tertutup rapat. Jika menggunakan kantong ASI, tempatkan kantong-kantong tersebut di dalam wadah kedap udara sekunder (seperti kotak plastik berpenutup rapat) sebelum diletakkan di kulkas. Wadah tertutup ini berfungsi sebagai lapisan perlindungan kedua, baik dari kontaminasi bau maupun kontaminasi cairan lain yang mungkin menetes di dalam kulkas. Kualitas rasa ASI yang tidak terpengaruh bau kulkas akan meningkatkan penerimaan bayi terhadapnya.
Saat menutup botol penyimpanan, pastikan tutupnya benar-benar rapat. Udara yang terperangkap (ruang kepala) di atas ASI harus diminimalkan, tetapi tidak sampai wadah penuh. Tutup yang longgar tidak hanya meningkatkan risiko tumpahan yang mahal tetapi juga memungkinkan lebih banyak kontaminan dari udara kulkas masuk. Untuk kantong ASI, pastikan segel zip-lock tertutup sempurna, dan berhati-hatilah agar tidak melubangi kantong saat menanganinya atau saat meletakkannya di antara benda-benda lain yang mungkin memiliki tepi tajam di dalam kulkas.
Penggunaan tutup khusus (seperti tutup silikon atau tutup pompa yang dirancang untuk penyimpanan) mungkin lebih baik daripada penggunaan dot atau puting botol sebagai tutup, karena puting botol seringkali tidak memberikan segel kedap udara yang sempurna dan lebih rentan terhadap bakteri yang mungkin menempel di permukaan karet atau silikonnya.
Meskipun pedoman konservatif menyarankan batas 4 hari (96 jam), beberapa penelitian dan pedoman lama memperbolehkan hingga 8 hari penyimpanan. Sangat penting untuk memahami bahwa penyimpanan yang lebih lama ini hanya boleh dipertimbangkan jika: 1) Kulkas Anda berkinerja tinggi dan terbukti menjaga suhu di bawah 4°C secara konsisten tanpa fluktuasi; 2) Bayi Anda adalah bayi sehat yang lahir cukup bulan; dan 3) Protokol kebersihan dan sterilisasi Anda adalah yang paling ketat. Bagi sebagian besar ibu, mengikuti batas 4 hari adalah tindakan pencegahan yang paling bijaksana. Menggunakan ASI yang telah melewati batas 4 hari hanya meningkatkan risiko yang tidak perlu untuk menghemat beberapa mililiter ASI. Dalam kasus keraguan, lebih baik membuangnya.
Bahkan ketika ASI digunakan dalam batas waktu yang aman (misalnya, hari ke-3), selalu periksa karakteristik fisik ASI sebelum disajikan: warna, bau, dan konsistensi. Jika ada sedikitpun tanda keraguan atau jika bayi menolak secara konsisten, selalu prioritaskan keselamatan dan pertimbangkan sumber ASI yang lebih segar.
Jika ASI perah ditujukan untuk bayi prematur atau bayi yang dirawat di rumah sakit (Neonatal Intensive Care Unit/NICU), protokol penyimpanan seringkali jauh lebih ketat. Untuk populasi ini, sebagian besar rumah sakit membatasi penyimpanan ASI di kulkas hanya selama 24 hingga 48 jam untuk meminimalkan semua risiko infeksi. Jika Anda memerah untuk bayi NICU, selalu ikuti pedoman waktu yang ditetapkan oleh rumah sakit tersebut, yang seringkali jauh lebih pendek daripada pedoman untuk bayi sehat yang dirawat di rumah.
Standar keamanan yang lebih tinggi ini berlaku karena sistem kekebalan bayi prematur belum matang, dan paparan bakteri tingkat rendah yang aman bagi bayi cukup bulan bisa menjadi ancaman serius bagi mereka. Jika Anda berada dalam situasi ini, pelabelan tidak hanya mencakup tanggal dan waktu, tetapi juga dapat mencakup informasi tentang obat-obatan yang mungkin Anda konsumsi, karena rumah sakit memerlukan catatan yang sangat terperinci sebelum ASI disetujui untuk konsumsi bayi yang rentan.
Ibu perlu memahami bagaimana waktu penyimpanan di berbagai tempat memengaruhi total masa simpan. Ini adalah 'aturan berjenjang':
Waktu penyimpanan bersifat kumulatif. Misalnya, jika ASI disimpan selama 2 jam di suhu ruangan sebelum dimasukkan ke kulkas, total durasi aman di kulkas akan sedikit berkurang. Walaupun hitungan pastinya sulit dilakukan, prinsipnya adalah: semakin cepat didinginkan, semakin lama ASI dapat disimpan dengan aman di kulkas. Selalu usahakan untuk memindahkan ASI perah dari suhu ruangan ke kulkas dalam waktu satu jam untuk memaksimalkan masa simpannya di kulkas dan menjaga kualitas nutrisinya.
Penting juga untuk dicatat bahwa ASI yang baru saja dicairkan dari freezer dan dimasukkan ke kulkas (untuk digunakan dalam 24 jam) tidak boleh dicampur dengan ASI segar yang belum pernah dibekukan. ASI cair memiliki karakteristik biokimia yang berbeda dan memiliki waktu hidup yang sangat terbatas dibandingkan dengan ASI segar di kulkas. Penggabungan keduanya bisa mengkompromikan kualitas ASI segar.
Jika menggunakan kantong ASI, hindari meletakkannya secara horizontal di rak kulkas karena meningkatkan risiko kebocoran, terutama di area segel. Selalu gunakan wadah plastik tegak (kotak sepatu plastik atau wadah es krim bekas yang bersih) di dalam kulkas untuk menyimpan kantong ASI. Hal ini tidak hanya mencegah kebocoran tetapi juga mempermudah implementasi sistem FIFO; Anda dapat menumpuk kantong dari belakang ke depan berdasarkan tanggalnya, memastikan yang tertua selalu yang paling mudah diakses.
Sistem penyimpanan vertikal juga membantu menjaga kebersihan umum di dalam kulkas. Jika terjadi tumpahan atau kebocoran (baik dari ASI maupun makanan lain), wadah sekunder akan menampungnya, mencegah kontaminasi silang dan menjaga rak kulkas tetap bersih. Investasi dalam wadah organisasi internal kulkas akan sangat bermanfaat dalam jangka panjang.
ASI di kulkas akan berpisah menjadi dua lapisan—lapisan krim tebal di atas (lemak) dan lapisan bening di bawah. Ini normal. Namun, sebelum disajikan, perhatikan baik-baik. Jika lapisan krim tampak berbutir kasar setelah diputar lembut, atau jika lapisan cair terlihat keruh berlebihan atau memiliki endapan aneh, itu bisa menjadi indikasi masalah, meskipun ASI masih dalam batas waktu 4 hari. Pengamatan visual adalah garis pertahanan terakhir selain penciuman. Jika ragu, jangan ambil risiko. Keselamatan bayi harus selalu menjadi prioritas utama di atas penghematan ASI.
Peringatan Kunci Penyimpanan Kulkas (4°C atau Lebih Rendah):