Ilustrasi abstrak melambangkan kesatuan dan keberagaman keluarga.
Surah An-Nisa, yang berarti "Wanita", merupakan salah satu surah Madaniyah yang memiliki kedalaman makna luar biasa. Ayat pertamanya, Ayat An Nisa Ayat 1, membuka lembaran kitab suci dengan penekanan pada asal-usul penciptaan manusia dan pentingnya menjaga hubungan kekerabatan. Ayat ini bukan sekadar bacaan ritual, melainkan sebuah fondasi ajaran Islam yang menggarisbawahi nilai-nilai kemanusiaan, persaudaraan, dan tanggung jawab sosial.
"Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan dari (padanya) Allah menciptakan pasangannya (Hawa), dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS. An-Nisa: 1)
Ayat An Nisa Ayat 1 secara tegas menyatakan bahwa seluruh umat manusia berasal dari satu diri, yaitu Nabi Adam 'alaihissalam. Dari Adam, Allah SWT menciptakan pasangannya, Hawa. Konsep ini memiliki implikasi yang sangat mendalam. Pertama, ini menegaskan kesetaraan fundamental seluruh umat manusia. Tidak ada superioritas ras, suku, atau bangsa yang inheren sejak awal penciptaan. Semua berasal dari sumber yang sama.
Kedua, gagasan tentang asal usul tunggal ini mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan universal. Jika kita semua adalah saudara dan saudari dari Adam dan Hawa, maka kita seharusnya saling memperlakukan dengan kasih sayang, hormat, dan keadilan. Perbedaan yang muncul kemudian, baik dalam warna kulit, bahasa, maupun budaya, adalah bagian dari keragaman yang dikehendaki Allah untuk saling mengenal, bukan untuk saling memecah belah atau saling merendahkan.
Ayat ini mengandung dua perintah utama yang saling terkait: "Bertakwalah kepada Tuhan-mu" dan "peliharalah hubungan silaturrahmi". Takwa, yaitu kesadaran dan rasa takut kepada Allah, adalah pondasi utama dalam menjalani kehidupan. Kesadaran akan kebesaran Allah, kekuasaan-Nya, dan pengawasan-Nya seharusnya mendorong setiap individu untuk senantiasa berbuat baik dan menjauhi larangan-Nya.
Perintah kedua, "peliharalah hubungan silaturrahmi" (wa al-arham), secara harfiah merujuk pada rahim, tetapi dalam konteks ini diinterpretasikan secara luas sebagai hubungan kekerabatan dan sesama manusia. Allah SWT menyandingkan menjaga hubungan baik dengan sesama manusia dengan rasa takut kepada-Nya. Ini menunjukkan betapa pentingnya aspek sosial dalam ajaran Islam. Menjaga hubungan baik, memaafkan kesalahan, saling menolong, dan menyambung tali persaudaraan adalah bentuk ibadah yang sangat dicintai Allah.
Dalam Islam, silaturrahmi bukan sekadar kunjungan basa-basi. Ia mencakup berbagai bentuk perbuatan baik kepada kerabat, baik yang dekat maupun jauh, bahkan kepada tetangga dan sesama muslim. Menjaga hubungan baik berarti berusaha semaksimal mungkin untuk tidak memutuskan tali persaudaraan, baik melalui perkataan maupun perbuatan. Sebaliknya, mendamaikan yang berselisih, membantu yang kesulitan, dan menyenangkan hati kerabat adalah amalan yang sangat mulia.
Ayat An Nisa Ayat 1 memberikan peringatan keras terhadap pemutusan tali silaturrahmi. Dalam hadis yang lain, disebutkan bahwa Allah SWT berfirman, "Aku adalah Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih). Aku menciptakan rahim (silaturrahmi) dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Maka barangsiapa menyambungnya, Aku akan menyambungnya (dengan rahmat-Ku), dan barangsiapa memutuskannya, Aku akan memutusnya (dari rahmat-Ku)." Ini menunjukkan betapa agungnya kedudukan silaturrahmi di sisi Allah SWT.
Frasa "yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain" juga memberikan makna penting. Ini bisa diartikan sebagai kesadaran bahwa ketika kita meminta sesuatu kepada orang lain, entah itu bantuan, pinjaman, atau pertolongan, kita seharusnya melakukannya dengan cara yang baik dan senantiasa mengingat Allah. Kita juga seharusnya menyadari bahwa kita senantiasa saling membutuhkan satu sama lain, dan bantuan yang kita berikan adalah cerminan dari sifat rahman dan rahim Allah yang telah ditanamkan dalam diri kita.
Ayat An Nisa Ayat 1 mengingatkan kita akan asal-usul kita yang tunggal, pentingnya menjaga hubungan kekerabatan, dan kewajiban untuk senantiasa bertakwa kepada Allah. Dalam dunia yang seringkali dilanda perpecahan, ayat ini hadir sebagai pengingat abadi tentang nilai persatuan, kasih sayang, dan tanggung jawab sosial yang menjadi pilar utama peradaban Islam.