Surah An-Nisa, yang secara harfiah berarti "Wanita", adalah salah satu surah terpanjang dalam Al-Qur'an. Penamaan ini mencerminkan fokus awal surah yang banyak membahas mengenai hak-hak dan kewajiban perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, namun cakupannya jauh melampaui itu. Surah ini merupakan kompas moral dan hukum yang sangat penting bagi umat Islam, membimbing mereka dalam urusan keluarga, masyarakat, keadilan, dan hubungan antar sesama. Ayat-ayatnya memberikan kerangka kerja untuk membangun tatanan sosial yang adil dan harmonis, dengan penekanan kuat pada perlindungan kaum lemah, termasuk anak yatim dan perempuan itu sendiri.
Salah satu tema sentral dalam Surah An-Nisa adalah penegakan keadilan. Allah SWT berfirman:
4:135 "Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan karib kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan keduanya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena dapat menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan."
Ayat ini adalah seruan tegas untuk menjadi saksi yang jujur dan adil, tanpa memandang status sosial atau hubungan pribadi. Keadilan harus ditegakkan demi Allah, bahkan jika itu merugikan diri sendiri atau orang-orang terdekat. Pentingnya kejujuran dalam persaksian menjadi pilar utama dalam sistem peradilan Islam. Lebih lanjut, surah ini memberikan perhatian khusus pada perlindungan hak-hak anak yatim, menekankan pentingnya mengelola harta mereka dengan baik dan adil:
4:10 "Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)."
Ancaman keras ini menunjukkan betapa besar dosa mengambil hak anak yatim, mengingatkan setiap Muslim untuk senantiasa menjaga amanah tersebut.
Surah An-Nisa juga merinci berbagai aturan dan panduan terkait pernikahan, warisan, dan hak-hak dalam keluarga. Ayat-ayat mengenai hak waris, misalnya, memberikan pembagian yang adil bagi anggota keluarga, menyeimbangkan hak laki-laki dan perempuan sesuai dengan peran dan tanggung jawab mereka dalam struktur sosial dan ekonomi:
4:7 "Bagi laki-laki ada bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, dan bagi perempuan pun ada bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, (baik) harta itu sedikit atau banyak menurut bagian yang telah ditetapkan."
Ayat ini menegaskan bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki hak atas warisan, yang kemudian dirinci lebih lanjut dalam ayat-ayat berikutnya. Selain hak, kewajiban juga ditekankan. Suami memiliki tanggung jawab finansial terhadap istri dan anak-anaknya, sebagaimana tersirat dalam ayat yang membahas nafkah:
4:34 "Laki-laki adalah pelindung (pembimbing) perempuan, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu perempuan yang saleh adalah taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka)."
Ayat ini sering kali disalahpahami, namun pemahaman yang utuh harus melihat konteks keseluruhan surah. Fokus pada peran laki-laki sebagai penafkah dan pelindung tidak mengurangi nilai dan posisi perempuan. Sebaliknya, ayat ini juga memuji perempuan yang salehah dan menjaga diri.
Di luar urusan keluarga, Surah An-Nisa juga mengatur hubungan Muslim dengan orang lain, termasuk non-Muslim, dan menekankan pentingnya persatuan serta pencegahan perpecahan. Surah ini menyerukan agar umat Islam tidak menjadi musuh bagi saudara seiman mereka, serta memberikan petunjuk tentang bagaimana berinteraksi dengan orang-orang dari agama lain secara damai:
4:86 "Dan apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (sewajarnya). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu."
Ajaran ini mendorong sikap saling menghormati dan berbaik sangka dalam interaksi sosial. Selain itu, surah ini juga membahas pentingnya menjaga persatuan umat dan mencegah fitnah atau permusuhan di antara sesama Muslim. Ayat-ayatnya mengingatkan agar tidak saling membenci atau memboikot satu sama lain, melainkan senantiasa merajut tali silaturahim dan perdamaian.
Secara keseluruhan, Surah An-Nisa menawarkan panduan yang komprehensif untuk kehidupan individu dan kolektif. Ayat-ayatnya bukan hanya sekadar teks, melainkan prinsip-prinsip hidup yang harus diinternalisasi dan diamalkan untuk menciptakan masyarakat yang berkeadilan, harmonis, dan penuh kasih sayang, dengan senantiasa mengingat Allah dalam setiap tindakan.