Surat An-Nas (Manusia) adalah surat terakhir dalam urutan mushaf Al-Qur'an, sekaligus menjadi penutup yang sempurna. Surat ini hanya terdiri dari enam ayat, namun mengandung makna perlindungan yang sangat mendalam dan esensial bagi setiap Muslim dalam menghadapi godaan kehidupan duniawi. Ayat-ayat ini merupakan doa mustajab yang diajarkan langsung oleh Allah SWT kepada Rasulullah ﷺ untuk memohon perlindungan dari segala bentuk kejahatan yang mengintai.
Fokus utama Surat An-Nas adalah memohon perlindungan kepada tiga entitas tertinggi: Rabb (Tuhan Pemelihara), Malik (Raja Penguasa), dan Ilah (Sesembahan Yang Haq) dari satu sumber kejahatan utama: Al-Waswas Al-Khannas—bisikan jahat yang bersembunyi. Memahami makna di balik setiap ayatnya adalah kunci untuk mengamalkan perlindungan ini secara maksimal.
Berikut adalah bunyi lengkap dari Surat An-Nas beserta terjemahannya:
Surat An-Nas mengajarkan kita bahwa kejahatan terbesar yang dihadapi manusia bukanlah ancaman fisik semata, melainkan ancaman spiritual dan psikologis yang menyerang akidah dan hati. Bisikan (waswas) ini datang secara tersembunyi (khannas), artinya ia masuk saat kita lengah atau ketika hati kita sedang rapuh.
Tiga asma Allah yang disebutkan pada ayat pertama hingga ketiga adalah fondasi permohonan perlindungan:
Puncak permohonan perlindungan ada pada ayat keempat dan kelima, yaitu dari "Al-Waswas Al-Khannas". Para ulama menjelaskan bahwa bisikan ini bisa berasal dari dua sumber, sebagaimana disimpulkan pada ayat terakhir: dari golongan jin dan dari golongan manusia.
Bisikan jin adalah godaan setan yang bersifat metafisik, berusaha menjerumuskan dalam kekufuran atau kesyirikan. Sementara itu, bisikan manusia adalah pengaruh buruk yang datang dari ucapan, tindakan, atau ajakan orang lain yang menyesatkan dan merusak moral. Keduanya sama-sama berbahaya karena keduanya menargetkan "shudur an-nas" (dalam dada manusia). Dada adalah pusat hati dan niat. Ketika niat sudah rusak oleh bisikan, maka perbuatan buruk akan mudah menyusul.
Oleh karena itu, membaca Surat An-Nas secara rutin, terutama sebelum tidur dan sesudah salat fardu, bukan sekadar rutinitas ibadah, melainkan sebuah benteng spiritual yang aktif. Ini adalah pengakuan bahwa kita lemah dan membutuhkan kekuatan Ilahi untuk menjaga hati kita tetap jernih dari segala pengaruh negatif, baik yang datang dari alam gaib maupun dari sesama manusia. Surat pendek ini menjadi penutup yang sempurna, memastikan bahwa hari atau malam kita berakhir dalam lindungan Tuhan Yang Maha Perkasa.