Memerah atau memompa ASI adalah keterampilan penting yang memungkinkan ibu menyusui memberikan nutrisi terbaik bagi buah hati, bahkan saat mereka terpisah. Proses ini memerlukan pengetahuan, ketelitian, dan kesabaran. Artikel ini akan membahas secara mendalam setiap aspek memerah ASI, mulai dari persiapan mental, teknik yang efektif, hingga panduan penyimpanan yang memastikan kualitas emas cair ini tetap terjaga.
I. Mengapa Memerah ASI Itu Penting?
Memerah ASI bukan hanya sekadar alternatif, melainkan sebuah strategi penting dalam perjalanan menyusui. Ada berbagai alasan mengapa seorang ibu perlu menguasai teknik memerah, dan alasan-alasan ini sering kali saling berkaitan dengan kesehatan ibu dan bayi.
A. Manfaat Primer Memerah ASI
Meningkatkan dan Mempertahankan Produksi: Bagi ibu yang memiliki kendala pelekatan atau bayi yang belum efektif menyusu, memerah secara teratur mengirimkan sinyal kepada tubuh bahwa lebih banyak susu dibutuhkan. Ini sangat krusial di minggu-minggu awal pascapersalinan.
Menyediakan Stok (Milk Stash): Memungkinkan bayi tetap mendapatkan ASI saat ibu kembali bekerja, kuliah, atau perlu meninggalkan rumah untuk sementara waktu. Stok ini memberikan ketenangan pikiran.
Meredakan Payudara Penuh (Engorgement): Saat payudara terasa bengkak dan keras (engorgement), memerah sedikit ASI dapat meredakan rasa sakit dan membuat payudara lebih lunak, sehingga memudahkan bayi untuk melekat.
Stimulasi ASI Kolostrum: Pada akhir kehamilan atau segera setelah melahirkan, memerah kolostrum (ASI pertama yang kaya antibodi) sangat bermanfaat, terutama jika bayi memerlukan suplemen nutrisi tetapi tidak dapat menyusu langsung.
Mengatasi Masalah Payudara: Membantu mengeluarkan sumbatan pada saluran susu (clogged ducts) atau bahkan sebagai bagian dari penanganan mastitis, meskipun dalam kasus ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan lembut.
Memberikan ASI kepada Bayi Prematur atau Sakit: Bayi yang dirawat intensif (NICU) atau yang lahir prematur sering kali belum mampu menyusu secara efektif. ASI perah menjadi satu-satunya sumber nutrisi vital mereka.
ASI Perah adalah jembatan nutrisi saat ibu dan bayi terpisah.
B. Peran Hormon dalam Proses Memerah
Untuk memerah ASI secara efektif, penting untuk memahami dua hormon kunci yang terlibat: Prolaktin dan Oksitosin. Keberhasilan memerah sangat bergantung pada kerja sama harmonis kedua hormon ini.
Prolaktin (Hormon Produksi): Prolaktin bertanggung jawab untuk "membuat" ASI. Semakin sering dan efektif payudara dikosongkan (baik oleh bayi maupun pompa), semakin tinggi kadar Prolaktin, dan semakin banyak ASI yang diproduksi.
Oksitosin (Hormon Let-Down/Keluarnya ASI): Oksitosin bertanggung jawab untuk "mengeluarkan" ASI dari alveoli ke saluran susu. Pelepasan oksitosin dipicu oleh stimulasi puting dan areola, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh emosi—cinta, ketenangan, dan pikiran positif tentang bayi. Stres atau rasa sakit dapat menghambat Oksitosin, yang menyebabkan ASI sulit keluar, meskipun payudara penuh.
Strategi memerah yang baik harus selalu berfokus pada memaksimalkan pelepasan Oksitosin terlebih dahulu (relaksasi, visualisasi, pijatan) sebelum berfokus pada pengosongan payudara (pumping atau memerah manual).
II. Persiapan Menuju Sesi Memerah yang Sukses
Kunci keberhasilan memerah bukan terletak pada seberapa kuat pompa bekerja, melainkan pada persiapan menyeluruh. Persiapan yang matang memastikan sesi memerah berjalan efisien, higienis, dan nyaman.
A. Persiapan Mental dan Lingkungan
Karena Oksitosin sangat sensitif terhadap stres, menciptakan suasana yang tenang adalah hal yang wajib:
Tempat yang Nyaman: Cari kursi yang nyaman, jauh dari gangguan. Jika memungkinkan, gunakan ruangan dengan pencahayaan lembut.
Relaksasi dan Visualisasi: Dengarkan musik yang menenangkan, tarik napas dalam-dalam, atau lihat foto/video bayi Anda. Kontak kulit ke kulit dengan bayi (jika memungkinkan) saat memerah adalah pemicu Oksitosin yang paling kuat.
Hidrasi dan Nutrisi: Pastikan Anda minum segelas air sebelum dan selama sesi memerah. Dehidrasi dapat memengaruhi volume ASI. Siapkan camilan sehat.
B. Persiapan Higienis
Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik. Ini adalah langkah paling krusial untuk mencegah kontaminasi ASI. Pastikan kuku pendek dan bersih.
Sterilisasi peralatan pompa (flange, botol, katup) yang akan bersentuhan dengan ASI. Sterilisasi dapat dilakukan dengan merebus, menggunakan uap (sterilizer elektrik), atau metode air panas dan sabun khusus.
Bersihkan area payudara dan puting dengan air bersih jika diperlukan, tetapi hindari sabun yang mengandung wewangian kuat, karena ini dapat mengeringkan kulit sensitif areola dan puting.
C. Pemilihan dan Penyiapan Alat
Peralatan yang Anda gunakan akan sangat memengaruhi efektivitas memerah. Pilihan antara manual dan elektrik bergantung pada kebutuhan dan frekuensi:
1. Pompa ASI Manual
Cocok untuk penggunaan sesekali, meredakan engorgement ringan, atau saat bepergian tanpa akses listrik. Pompa manual memberikan kontrol penuh pada kekuatan dan kecepatan hisapan.
2. Pompa ASI Elektrik Tunggal
Baik untuk ibu yang memerah beberapa kali sehari. Efisien, tetapi membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan pompa ganda.
3. Pompa ASI Elektrik Ganda (Double Pump)
Wajib bagi ibu yang memerah secara eksklusif (Exclusive Pumping) atau ibu yang bekerja. Memerah kedua payudara secara bersamaan tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga terbukti meningkatkan kadar Prolaktin, yang menghasilkan volume ASI lebih banyak dan kandungan lemak yang lebih tinggi.
4. Penyesuaian Ukuran Flange (Corong)
Ini adalah aspek yang paling sering diabaikan. Flange harus pas dengan puting Anda. Jika flange terlalu kecil, puting akan bergesekan dan menyebabkan nyeri; jika terlalu besar, areola terlalu banyak tersedot, yang juga mengurangi efektivitas. Idealnya, puting harus bergerak bebas di tengah corong, dan hanya sedikit (atau tidak ada) areola yang tertarik.
III. Teknik Memerah ASI yang Efektif
Ada dua metode utama memerah ASI: menggunakan tangan (manual) dan menggunakan alat (pompa). Menguasai kedua teknik ini memberikan fleksibilitas maksimal.
A. Teknik Memerah ASI dengan Tangan (Manual Expression)
Memerah manual sangat berharga di awal menyusui (untuk kolostrum), saat bepergian tanpa pompa, atau untuk mengatasi sumbatan lokal. Teknik ini juga sering digunakan sebelum memompa untuk memicu refleks let-down.
Teknik memerah manual memungkinkan kontrol dan kelembutan.
Langkah-Langkah Memerah Manual (Teknik Marmet)
Stimulasi dan Pijatan: Lakukan pijatan lembut di seluruh payudara, bergerak melingkar dari pangkal payudara menuju puting. Gunakan ujung jari untuk sedikit menggelitik puting dan areola. Ini membantu memicu refleks let-down (oksitosin).
Penempatan Jari (Posisi C): Bentuk huruf "C" dengan ibu jari di bagian atas areola dan jari telunjuk (atau jari tengah) di bagian bawah. Jarak ideal adalah sekitar 2-3 cm dari pangkal puting. Area ini adalah tempat saluran susu berkumpul.
Tekan ke Dalam: Dorong jari-jari lurus ke dalam, ke arah dada Anda. Hindari menarik kulit. Ini bertujuan untuk menekan kelenjar susu di belakang areola.
Tekan dan Gulir: Sambil menekan ke dalam, gulirkan (memeras) ibu jari dan jari telunjuk ke arah puting. Jangan gesek atau tarik puting; tujuannya adalah memerah cairan dari dalam payudara. ASI harus mulai menetes atau menyembur.
Ulangi dan Putar: Ulangi gerakan Tekan-Gulir secara berirama. Setelah beberapa kali perahan, putar posisi jari Anda di sekitar areola (misalnya ke posisi jam 3 dan 9) untuk memastikan semua saluran susu dikosongkan secara merata.
Pengumpulan: Kumpulkan ASI dalam wadah steril yang sudah disiapkan. Lakukan sesi ini selama 20-30 menit, bolak-balik antara kedua payudara.
B. Teknik Memerah dengan Pompa ASI
Penggunaan pompa memerlukan pemahaman tentang siklus let-down dan kecepatan pompa.
Protokol Sesi Pompa Standar
Fase Stimulasi (Mode Cepat): Mulai pompa dengan hisapan cepat dan kekuatan rendah/sedang. Fase ini meniru hisapan cepat bayi yang sedang memicu refleks let-down. Lakukan selama 2-5 menit atau sampai ASI mulai mengalir deras.
Fase Ekspresi (Mode Lambat dan Dalam): Setelah ASI mengalir, ganti ke mode hisapan yang lebih lambat dan dalam, dengan kekuatan maksimal yang masih terasa nyaman (tidak sakit!). Hisapan yang lebih lambat dan kuat meniru hisapan bayi saat sudah kenyang.
Mengulangi Siklus: ASI sering kali mengalir deras selama 5-10 menit, kemudian melambat. Ketika aliran melambat, kembali ke mode stimulasi cepat selama 1-2 menit untuk memicu let-down kedua (second let-down). Ini adalah kunci untuk mendapatkan hindmilk (ASI yang kaya lemak).
Durasi: Total durasi memompa ganda biasanya 15-20 menit. Jika menggunakan pompa tunggal, luangkan waktu 10-15 menit per payudara.
Memaksimalkan Output: Teknik Pijat dan Kompresi Saat Memompa (Hands-On Pumping)
Riset menunjukkan bahwa memijat dan menekan payudara saat memompa (Hands-On Pumping) dapat meningkatkan volume ASI hingga 50% dan meningkatkan kandungan lemak secara signifikan. Teknik ini melibatkan:
Memijat payudara sambil memompa.
Melakukan kompresi payudara: Menekan lembut payudara saat pompa menghisap, untuk membantu mendorong ASI keluar.
Ganti payudara: Jika menggunakan pompa tunggal, ganti payudara bolak-balik setiap 5-7 menit.
IV. Protokol dan Jadwal Memerah ASI
Jadwal memerah harus mengikuti prinsip permintaan-penawaran tubuh. Ini sangat berbeda antara ibu yang menyusui langsung dan yang memerah secara eksklusif.
A. Protokol untuk Ibu Bekerja (Mempertahankan Suplai)
Tujuannya adalah mengganti sesi menyusui yang hilang saat ibu jauh dari bayi. Frekuensi minimal yang disarankan:
Sesi Pagi (Super Session): Memerah segera setelah bangun tidur, atau 30-60 menit setelah sesi menyusui pertama bayi. Hormon Prolaktin biasanya paling tinggi di pagi hari.
Sesi di Tempat Kerja: Lakukan minimal 2-3 sesi (sekitar setiap 3-4 jam) selama jam kerja, meniru ritme menyusui bayi Anda.
Sesi Sore/Malam: Memerah tepat sebelum tidur.
Tips Kunci: Jangan menunggu sampai payudara terasa penuh. Konsistensi (frekuensi) lebih penting daripada durasi (lama) sesi.
B. Protokol untuk Eksklusif Pumping (Membangun dan Mempertahankan Suplai)
Ibu yang memerah secara eksklusif harus meniru hisapan bayi baru lahir, yaitu sangat sering dan teratur, terutama di 12 minggu pertama (fase membangun suplai).
1. Fase Awal (0-12 Minggu)
Frekuensi: Minimal 8-12 kali dalam 24 jam.
Ritme: Idealnya, memerah setiap 2-3 jam, termasuk satu sesi di malam hari (antara pukul 1 hingga 5 pagi, karena ini adalah waktu puncak Prolaktin).
Durasi: Setiap sesi minimal 15-20 menit. Bahkan jika ASI sudah berhenti mengalir, teruskan memompa selama 2-5 menit ekstra (empty pumping) untuk sinyal produksi yang kuat.
2. Teknik Power Pumping (Untuk Peningkatan Cepat)
Power Pumping meniru sesi menyusui berkelompok (cluster feeding) bayi yang bertujuan meningkatkan sinyal permintaan. Lakukan power pumping sekali sehari, idealnya di pagi hari.
Waktu
Aktivitas
0-10 menit
Pompa ganda
10-20 menit
Istirahat (mati pompa)
20-30 menit
Pompa ganda
30-40 menit
Istirahat (mati pompa)
40-50 menit
Pompa ganda
Ulangi siklus Power Pumping ini setiap hari selama 7-10 hari untuk melihat peningkatan suplai yang signifikan.
V. Penyimpanan dan Penanganan ASI Perah
ASI adalah zat hidup, dan penanganan yang benar sangat vital untuk menjaga nutrisi, antibodi, dan sel hidup di dalamnya.
A. Pemilihan Wadah
Botol Kaca atau Plastik Keras (BPA Free): Direkomendasikan karena mudah dibersihkan dan mensterilkan.
Kantung ASI (Milk Storage Bags): Nyaman untuk membekukan, tetapi pastikan kantung memang dirancang khusus untuk penyimpanan ASI. Jangan mengisi kantung terlalu penuh (sisakan ruang untuk pemuaian saat beku).
Penting: Selalu berikan label pada wadah dengan tanggal dan waktu yang akurat. Jika Anda bekerja, tambahkan nama bayi Anda.
B. Aturan Penyimpanan ASI (The Rule of Sixes/Fours)
Pedoman penyimpanan bervariasi tergantung pada otoritas kesehatan, tetapi berikut adalah panduan umum dan aman:
Lokasi Penyimpanan
Suhu
Durasi Aman
Catatan Penting
Suhu Ruangan
16°C hingga 29°C
4 jam
Jika ruangan sangat panas, kurangi durasi menjadi 3 jam.
Kulkas (Bagian Utama)
4°C atau kurang
4 hari (Idealnya)
Simpan di bagian belakang kulkas, bukan di pintu (suhu di pintu kurang stabil).
Freezer (Bagian Kulkas)
-18°C hingga 0°C
6 bulan
Jauhkan dari pintu freezer.
Deep Freezer
-20°C atau kurang
12 bulan
Direkomendasikan untuk penyimpanan jangka panjang.
Cooler Bag (Dengan Ice Pack)
-
24 jam
Gunakan kantong berinsulasi tebal dan ice pack yang mencukupi.
C. Mencampur dan Menggabungkan ASI
ASI dari sesi yang berbeda boleh digabungkan, tetapi ada protokol ketat yang harus diikuti untuk mencegah kontaminasi dan penurunan kualitas:
ASI yang baru diperah (suhu ruangan) tidak boleh langsung dicampur dengan ASI yang sudah dingin di kulkas atau beku.
Dinginkan ASI segar di kulkas terlebih dahulu.
Setelah ASI segar dan ASI yang sudah ada di kulkas memiliki suhu yang sama, barulah keduanya dapat digabungkan dalam satu wadah yang lebih besar.
Penting: Saat menggabungkan ASI dari hari yang berbeda, gunakan tanggal sesi perah yang paling awal sebagai tanggal kadaluarsa patokan.
D. Pencairan dan Pemanasan ASI
ASI yang sudah beku harus dicairkan dengan hati-hati. Jangan pernah menggunakan microwave, karena panas yang tidak merata dapat merusak nutrisi dan menciptakan "hot spots" yang membahayakan mulut bayi.
Pencairan di Kulkas: Pindahkan ASI beku ke kulkas semalam. Ini adalah metode terbaik untuk mempertahankan nutrisi. ASI yang dicairkan di kulkas harus digunakan dalam waktu 24 jam setelah benar-benar cair.
Pencairan Cepat: Tempatkan wadah ASI di bawah air mengalir yang dingin, lalu perlahan-lahan tingkatkan kehangatan air.
Pemanasan: Panaskan ASI dalam mangkuk air hangat atau menggunakan penghangat botol. Jangan panaskan langsung di atas kompor.
Pengecekan Suhu: Kocok wadah secara perlahan (jangan dikocok kuat karena dapat merusak beberapa protein) dan teteskan sedikit ASI di pergelangan tangan untuk memastikan suhunya suam-suam kuku.
ASI yang sudah dicairkan atau yang sudah dihangatkan (dan tidak habis diminum) harus dibuang dalam waktu 1-2 jam. Jangan membekukan kembali ASI yang sudah dicairkan.
VI. Mengatasi Tantangan dalam Memerah ASI
Perjalanan memerah ASI jarang mulus. Banyak ibu menghadapi tantangan, mulai dari suplai rendah hingga masalah fisik payudara. Pengetahuan adalah alat terbaik untuk mengatasinya.
A. Mengatasi Produksi ASI Rendah
Jika volume perahan Anda menurun, jangan panik. Produksi ASI sangat dinamis dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Fokus pada tiga pilar utama:
1. Frekuensi dan Stimulasi
Tingkatkan frekuensi perahan. Jika Anda memerah 5 kali sehari, coba naikkan menjadi 7-8 kali sehari.
Sisipkan sesi Power Pumping sekali sehari (lihat bagian IV.B.2).
Pastikan payudara benar-benar dikosongkan pada setiap sesi. Pengosongan yang tidak maksimal adalah penyebab utama penurunan suplai.
2. Kenyamanan dan Kesehatan
Tinjau kembali ukuran flange Anda. Flange yang salah dapat mengurangi output hingga 30%.
Pastikan semua bagian pompa (terutama katup dan diafragma) berfungsi dengan baik. Bagian yang usang dapat mengurangi daya hisap pompa secara drastis.
Kurangi stres, tingkatkan asupan air, dan pastikan tidur yang cukup (meskipun sulit). Kekurangan tidur adalah pembunuh Prolaktin.
3. Galaktagog dan Makanan Pendukung
Galaktagog adalah zat (herbal atau farmasi) yang dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI. Konsultasikan dengan konsultan laktasi atau dokter sebelum menggunakan galaktagog farmasi.
Herbal Umum: Fenugreek (hati-hati bagi penderita tiroid atau diabetes), Daun Katuk, Biji Adas, Oatmeal.
Makanan: Pastikan diet seimbang, kaya protein dan lemak sehat.
B. Penanganan Sumbatan Saluran Susu dan Mastitis
Memerah ASI dapat menyebabkan sumbatan jika payudara tidak dikosongkan secara teratur atau efektif, atau jika Anda mengenakan bra yang terlalu ketat. Sumbatan yang tidak ditangani dapat berkembang menjadi mastitis (infeksi).
Sumbatan Saluran Susu (Clogged Duct)
Ditandai dengan benjolan keras yang terasa sakit di payudara.
Pemanasan: Kompres hangat sebelum memerah untuk melebarkan saluran.
Memerah Intensif: Arahkan puting bayi atau pompa ke arah sumbatan. Gunakan teknik memerah manual atau kompresi saat memompa untuk memaksa sumbatan keluar.
Pijatan: Pijat benjolan dengan gerakan tegas menuju puting saat memerah, terutama saat ASI mengalir.
Posisi Menyusui: Jika bayi menyusu, posisikan dagu bayi menghadap benjolan, karena area tersebut akan mendapatkan hisapan terkuat.
Mastitis
Ditandai dengan benjolan, kemerahan, rasa sakit hebat, disertai gejala seperti flu (demam, menggigil, badan pegal-pegal).
Segera Hubungi Dokter: Mastitis biasanya memerlukan antibiotik.
Jangan Berhenti Memerah/Menyusui: Mengosongkan payudara secara teratur dan lembut adalah kunci pemulihan.
Kompres Dingin: Setelah memerah, gunakan kompres dingin untuk mengurangi peradangan dan nyeri.
VII. Strategi Khusus dan Dukungan Psikologis
Memerah ASI secara teratur membutuhkan komitmen emosional yang besar. Dukungan dan strategi yang tepat sangat diperlukan.
A. Pengelolaan Waktu dan Multitasking
Jika Anda memerah secara eksklusif atau saat bekerja, efisiensi waktu adalah segalanya:
Gunakan Hands-Free Pumping Bra: Ini membebaskan tangan Anda untuk makan, bekerja, atau merawat bayi saat sesi memompa ganda berlangsung. Ini adalah investasi yang sangat berharga.
Siapkan Stasiun Pompa: Simpan semua perlengkapan (pompa, botol, air minum, tisu) di satu tempat yang mudah dijangkau.
Metode Pendinginan Cepat (Fridge Hack): Untuk menghemat waktu pencucian saat bekerja atau di rumah (dengan catatan suplai ASI sudah mapan dan bayi tidak prematur), beberapa ibu menyimpan set pompa (flange dan botol yang sudah digunakan) di kulkas (dalam wadah tertutup) di antara sesi. Sterilisasi hanya perlu dilakukan setiap 24 jam.
B. Memerah ASI dan Kesehatan Mental
Seringkali, ibu merasa tertekan oleh "jumlah" ASI yang didapatkan. Ingatlah bahwa memerah ASI adalah tindakan cinta, bukan kompetisi.
Hindari Obsesi Mengukur: Jika Anda merasa stres setiap kali melihat botol, cobalah untuk tidak melihat hasilnya sampai sesi selesai.
Cari Dukungan Komunitas: Berbicara dengan ibu lain yang juga memerah dapat memberikan rasa validasi dan mengurangi rasa kesepian atau kegagalan.
Definisikan Keberhasilan Anda: Keberhasilan bisa berarti memberikan 5 ml kolostrum kepada bayi prematur, atau sekadar berhasil mengosongkan payudara tanpa rasa sakit. Setiap tetes adalah kemenangan.
C. Transisi Kembali ke Tempat Kerja
Persiapan harus dimulai 2-4 minggu sebelum kembali bekerja:
Bangun Stok Cadangan: Pastikan Anda memiliki stok cadangan 3-5 hari sebelum hari pertama bekerja, untuk berjaga-jaga jika sesi memerah di kantor tidak maksimal.
Biasakan Jadwal: Latih memerah pada jam-jam yang sama dengan jam kerja Anda.
Edukasi Diri dan Tempat Kerja: Ketahui hak-hak Anda terkait waktu dan tempat memerah ASI di kantor (fasilitas laktasi). Bawa surat dari dokter jika diperlukan untuk memastikan akomodasi yang layak.
VIII. Mempertahankan Kualitas ASI Perah
Kualitas ASI sangat dipengaruhi oleh nutrisi ibu dan cara penanganan setelah diperah.
A. Nutrisi Ibu Menyusui
Meskipun ASI akan selalu menjadi nutrisi terbaik, diet ibu memengaruhi komposisi lemak dan vitamin tertentu:
Asam Lemak: Konsumsi makanan kaya DHA (ikan salmon, biji rami) akan meningkatkan kandungan DHA dalam ASI.
Vitamin D: Banyak ibu dan bayi kekurangan Vitamin D. Dokter sering menyarankan suplemen Vitamin D untuk ibu menyusui, karena kadar vitamin D dalam ASI bergantung pada asupan ibu.
Air: Ini sangat mendasar. Volume perahan Anda akan sangat terpengaruh jika Anda dehidrasi. Minum sebelum Anda merasa haus.
B. Memahami Komponen ASI (Foremilk vs. Hindmilk)
ASI yang keluar di awal sesi (foremilk) cenderung lebih encer dan kaya laktosa. ASI yang keluar di akhir sesi (hindmilk) lebih kental dan kaya lemak. Penting untuk memastikan payudara dikosongkan secara efektif pada setiap sesi agar bayi mendapatkan kedua jenis ASI tersebut. Teknik Power Pumping dan Hands-On Pumping sangat efektif dalam memastikan hindmilk dikeluarkan.
C. Rasa dan Bau ASI yang Berubah (High Lipase)
Beberapa ibu menemukan ASI perah mereka memiliki bau atau rasa sabun yang kuat setelah disimpan di kulkas atau freezer, meskipun ASI tersebut tidak basi. Ini disebabkan oleh tingkat enzim lipase yang tinggi, yang memecah lemak dalam ASI terlalu cepat. Bayi sering kali menolak ASI jenis ini.
Solusi untuk High Lipase:
Lakukan proses Blansing (Scalding): Segera setelah ASI diperah, panaskan ASI di atas kompor hingga muncul gelembung kecil di pinggir panci (jangan sampai mendidih!). Segera dinginkan dan bekukan. Proses ini menonaktifkan enzim lipase.
Menguasai cara memerah ASI adalah proses pembelajaran yang berkelanjutan. Setiap ibu dan setiap bayi memiliki kebutuhan unik. Fleksibilitas, ketenangan, dan komitmen pada jadwal yang konsisten adalah kunci untuk menjaga suplai ASI yang sehat dan memastikan bayi Anda mendapatkan yang terbaik, kapan pun dan di mana pun.
Ingatlah, memerah ASI adalah upaya keras, tetapi hasilnya—nutrisi sempurna bagi buah hati Anda—sungguh tak ternilai harganya. Dukung diri Anda dengan pengetahuan, peralatan yang tepat, dan yang paling penting, dukungan emosional dari orang-orang terdekat.